Sejak #KoinSastra digaungkan ditwitter pada hari Sabtu, 19 Maret 2011, kita mulai melirik sastra Indonesia. Saya pribadi baru tau ada yang namanya Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin. Karena memang saya tidak bergelut di bidang sastra, namun saya adalah penikmat sastra.
Dengan bergulirnya #KoinSastra ini, membuat saya tertarik untuk melihat PDS HB Jassin. Dan mulai mencari-cari informasi. Ternyata HB Jassin yang dijuluki Paus Sastra Indonesia ini memulai dokumentasi pribadi dengan dana dan tenaga yang terbatas. Dan itu sudah dilakukannya sejak usianya belum lagi 30 tahun.
Dan dokumentasinya ini telah mencuri perhatian Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang kemudian memberikan tempat kepada H.B. Jassin di salah satu gedung yang terdapat di Taman Ismail Marzuki sebagai lokasi Pusat Dokumentasi ini. Yayasan Dokumentasi Sastra Hb Jassin ini didirikan 28 Juni 1976.
Koleksi dokumentasinya kabarnya mencapai 48.000 lebih, berupa buku-buku fiksi, non fiksi, naskah drama, biografi dan foto-foto pengarang, kliping, makalah, skripsi, disertasi, rekaman suara dan rekaman video.
Untuk dana pengelolaan PDS HB Jassin ini, pada tahun-tahun sebelumnya sempat dikucurkan Rp. 500juta per tahun, lalu turun menjadi Rp. 300juta per tahun. Kemudian dengan kondisi yang demikian berat itu, dana turun lagi menjadi Rp. 164juta per tahun. Dan yang membuat prihatin adalah dana untuk tahun ini menjadi Rp. 50juta pertahun.
Sedangkan biaya pengasapan untuk buku-buku tersebut menghabiskan biaya Rp. 40juta, belum harus menggaji 14 pegawai yang memang sudah bergaji demikian minim. Pemda DKI Jakarta, seperti tidak peduli dengan kondisi ini. Bila karena kekurangan dana, PDS HB Jassin harus tutup, maka kita akan kehilangan banyak dokumentasi Sastra Indonesia yang merupakan warisan kebudayaan bangsa.
Namun menurut Marco Kusumawijaya Director of RUJAK Center for Urban Studies, di akun twitternya (@mwijayakusuma) menyebutkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) sudah meneruskan usulan anggaran untuk PDS HB Jassin sebesar Rp. 1 Milyar namun yang ditetapkan Rp. 50juta dibawah pos bantuan hibah sekda. Dan Dinas Budpar pun alokasikan Rp. 200juta dari pos Bantuan Kelembagaan Anggaran Disbudpar (di luar bantuan rutin TAL dan cleaning service). Sehingga untuk semester ini ada dana Rp. 250juta yang selanjutnya akan diusulkan tambahan pada APBD-P mendatang, termasuk dana dijitalisasi. Dengan informasi tersebut, semoga memang kedepannya akan tersedia dana yang memadai untuk PDS HB Jassin.
Gerakan #KoinSastra masih terus bergerak hingga hari ini dan sudah bergerak di luar Jabodetabek seperti Semarang, Palembang, Balikpapan, Denpasar dan akan terus menyusul daerah-daerah lain. Dan juga akan diadakan Konser #KoinSastra di bulan April, sudah banyak artis yang mengkonfirmasi kesediaannya. Atas Gerakan #KoinSastra ini, sekali lagi kita melihat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Sastra Indonesia dan yang paling utama, telah membuka mata kita, bahwa kita punya banyak warisan Sastra yang perlu dijaga untuk terus dipelajari bagi generasi-generasi selanjutnya. Sekaligus menggugah rasa ingin tau kita terhadap Sastra Indonesia. Gerakan #KoinSastra ini juga membuat kita merasa perlu mempelajari lagi Sastra Indonesia, yang mungkin sudah kita lupakan.
Selain pos-pos #KoinSastra bila anda berminat menyumbang disediakan juga No Rekening berikut :
Atas nama Zeventina Octaviani; Bank Mandiri; AC: 131-00-0971505-5
atau
Atas nama Zeventina Octaviani; BCA KCU Dago Bandung; AC: 7770817565
Untuk informasi lebih lanjut hubungi +6281398958598
Mari bersama-sama menjaga warisan Sastra Indonesia melalui Gerakan #KoinSastra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H