Mohon tunggu...
LUSIANA MORINA P.( D1E010109)
LUSIANA MORINA P.( D1E010109) Mohon Tunggu... -

Perlakukanlah Orang Lain Sebagaimana Kamu Ingin Diperlakukan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Determinasi Teknologi dan Utopianisme Teknologi

6 November 2012   07:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:54 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DETERMINASI TEKNOLOGI

Kata determinasi berasal dari bahasa inggris "determination". Kamus Oxford medefinisikan kata ini sebagai "Quality that makes you continue trying to do something even when this difficult to do". Sebuah kualitas yang membuat seseorang secara terus menerus mencoba melakukan sesuatu bahkan ketika hal tersebut adalah hal yang sulit. Dari pengertian tersebut dapat dilihat kunci dari determinasi adalah "continue trying" atau terus mencoba. dalam hal ini konsep ini telah mematahkan yang namanya putus asa. seseorang yang memiliki determinasi tinggi tidak akan mudah putus asa.

Determinasi teknologi, keberadaan media komunikasi massa dilihat sebagai fenomena yang dibentuk oleh perkembangan masyarakat. Teknologi mengubah konfigurasi masyarakat, mulai dari masyarakat agraris, industrial sampai ke masyarakat informasi. Dalam perubahan tersebut teknologi komunikasi berkembang sebagai upaya manusia untuk mengisi pola-pola hubungan dalam setiap konfigurasi baru. Perkembangan teknologi yang mempengaruhi kegiatan komunikasi, pertaliannya dapat dilihat pada dua tingkat, pertama secara struktural, yaitu faktor teknologi yang mengubah struktur masyarakat, untuk kemudian membawa implikasi dalam perubahan struktur moda komunikasi. Kedua, perubahan moda komunikasi secara kultural membawa implikasi pula pada perubahan cara-cara pemanfaatan informasi dalam masyarakat. Dengan begitu determinasi teknologi dalam konteks komunikasi dapat dilihat dalam urutan berpikir: dari perubahan struktur masyarakat, struktur moda komunikasi dalam masyarakat, dan cara pemanfaatan informasi.

McLuhan membagi perkembangan teknologi dalam evolusi teknologi yang disesuaikan dengan sejarah perkembangan manusia.


  • The Tribal Age. Menurut McLuhan, pada era purba atau era suku zaman dahulu, manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada era itu hanya mendasarkan diri pada narasi, cerita, dongeng tuturan, dan sejenisnya, kemampuan visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi. Era primitif ini kemudian tergusur dengan ditemukannya alfabet atau huruf.
  • The Age of Literacy. Semenjak ditemukannya alfabet atau huruf, maka cara manusia berkomunikasi banyak berubah. Indera penglihatan kemudian menjadi dominan di era ini, mengalahkan indera pendengaran. Manusia berkomunikasi tidak lagi mengandalkan tuturan, tapi lebih kepada tulisan.
  • The Print Age. Sejak ditemukannya mesin cetak menjadikan alfabet semakin menyebarluas ke penjuru dunia. Kekuatan kata-kata melalui mesin cetak tersebut semakin merajalela. Kehadiran mesin cetak, dan kemudian media cetak, menjadikan manusia lebih bebas lagi untuk berkomunikasi.
  • The Electronic Age. Era ini juga menandai ditemukannya berbagai macam alat atau teknologi komunikasi. Telegram, telpon, radio, film, televisi, VCR, fax, komputer, dan internet. Manusia kemudian menjadi hidup di dalam apa yang disebut sebagai global village´. Media massa pada era ini mampu membawa manusia mampu untuk bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di mana saja, seketika itu juga.

Inti dari teori McLuhan adalah determinisme teklologi. Maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi itulah yang sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia. Jika Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh kekuatan produksi, maka menurut McLuhan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi.

Jika kita perhatikan saat ini tidak ada satu segi kehidupan manusia pun yang tidak bersinggungan dengan apa yang namanya media massa. Mulai dari ruang keluarga, dapur, sekolah, kantor, pertemanan, bahkan agama, semuanya berkaitan dengan media massa. Hampir-hampir tidak pernah kita bisa membebaskan diri dari media massa dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam bahasa Em Griffin (2003: 344) disebutkan, “Nothing remains untouched by communication technology.

McLuhan juga menyebutkan bahwa media massa adalah ekstensi atau perpanjangan dari inderawi manusia (extention of man). Media tidak hanya memperpanjang jangkauan kita terhadap suatu tempat, peristiwa, informasi, tapi juga menjadikan hidup kita lebih efisien. Lebih dari itu media juga membantu kita dalam menafsirkan tentang kehidupan kita.

Medium is the message. Dalam perspektif McLuhan, media itu sendiri lebih penting daripada isi pesan yang disampaikan oleh media tersebut. Misalkan saja, mungkin isi tayangan di televisi memang penting atau menarik, akan tetapi sebenarnya kehadiran televisi di ruang keluarga tersebut menjadi jauh lebih penting lagi. Televisi, dengan kehadirannya saja sudah menjadi penting, bukan lagi tentang isi pesannnya. Kehadiran media massa telah lebih banyak mengubah kehidupan manusia, lebih dari apa isi pesan yang mereka sampaikan.

Dilema yang kemudian muncul seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi adalah bahwa manusia semakin didominasi oleh teknologi komunikasi yang diciptakannya sendiri. Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh manusia namun justru kebalikannya, kita yang dikontrol oleh teknologi.

Contonya saja adalah aktivitas kita sehari-hari khususnya bagi siswa dan mahasiswa yang memiliki jejaring sosial seperti facebook dan twitter, hal yang biasa jika jejaring sosial tersebut dijadikan sebagai diari untuk menuliskan daftar kegiatan yang mereka lakukan, apa yang mereka rasakan, dan apa yang mereka pikirkan, dan mereka akan merasa ketinggalan apabila tidak meng-update informasi yang sedang terjadi. Secara tidak sadar mereka sudah dikontrol oleh teknologi, mereka hidup bergantung pada teknologi.

Kehadiran media massa, dan segala kemajuan teknologi komunikasi yang lainnya, seharusnya menjadikan kehidupan manusia lebih baik. Namun ketika yang terjadi justru sebaliknya, kita menjadi didominasi oleh media massa dan teknologi komunikasi yang semakin pesat tersebut, maka hidup manusia akan sangat bergantung pada teknologi yang akan membuat manusia tidak lagi mandiri dan produktive dalam melaksanakan tugasnya.

Sumber:

·Griffin, Emory A., A First Look at Communication Theory, 5th edition, New York: McGraw-Hill, 2003, page 341—354

·Komunikasi IndonesiaSource Digital Communication And Public Relation

·AuthorsStudentsResearchersPublishersGovernment & NonprofitsBusinessesMusiciansArtists & DesignersTeachers+ all categories

UTOPIANISME TEKNOLOGI

Utopianisme (utopianism), sebagai pandangan optimis tentang peran positif sains dan teknologi. Utopianisme adalah adanya pemahaman pemikiran tentang sebuah 'masyarakat tanpa cela' (perfect society) di masa depan. 'Utopia' dalam bahasa Yunani berarti 'tak-bertempat'. Thomas Moremenggunakan Istilah 'utopia' untuk menggambarkan sebuah masyarakat imajiner yang berada di sebuah tempat yang jauh, sebagai model kehidupan masyarakat masa depan yang demokratis dan tanpa kelas, dengan orang-orang yang bijak.

'Utopia' menjadi sebuah istilah yang menceritakan sebuah komunitas di masa depan di mana segala sesuatu berlangsung indah, menyenangkan dan tanpa cela. Ahli komunikasi Marshal McLuhan (yang termashur lewat jargonnya: Medium is Message), misalnya, secara optimis melihat teknologi sebagai sebuah utopia 'perpanjangan manusia' di masa depan Para pemikir cyberspace, seperti John Perry Barlow, Jaron Lanier, Mark Pesce dan Timothy Leary, mengembangkan pandangan utopianisme yang lebih ekstrim, yaitu sebuah keyakinan, bahwa segala keterbatasan, hambatan dan kekurangan manusia (fisik, psikis, spiritual) dapat diatasi melalui kekuatan sains dan teknologi, khususnya teknologi realitas virtual (virtual reality), yang dapat menawarkan sebuah 'dunia baru', yang sepenuhnya dibangun secara artifisial (artificial reality)-inilah pandangan tekno-romantisisme (techno-romantism).

Kemajuan sains dan teknologi mutakhir: teknologi informasi, rekayasa molekul, bioteknologi, nanoteknologi, dan pemrograman kuantum-digital dapat menciptakan di masa depan 'manusia baru' dan 'realitas baru', yang dibentuk oleh tubuh baru yang bersifat artifisial (artifisial body), yaitu tubuh-tubuh virtual.. Dengan teknologi, kita bisa meyakini bahwa segala keterbatasan, hambatan dan kekurangan manusia (fisik, psikis, spiritual) dapat diatasi melalui kekuatan sains dan teknologi, khususnya teknologi realitas virtual (virtual reality), yang dapat menawarkan sebuah 'dunia baru', yang sepenuhnya dibangun secara artifisial (artificial reality)-inilah pandangan tekno-romantisisme (techno-romantism). Teknologi memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Teknologi banyak membantu aktivitas manusia sehingga manusia tidak lagi bersusah payah untuk melakukan aktivitasnya. Peran internet dalam masyarakat saat ini sangat penting dan menjadi sebuah revolusi menuju perubahan yang lebih maju.

Salah satu contoh dari utopia teknologi adalah penerapan dan penggunaan New Media seperti internet sebagai media informasi, yang selayaknya mampu memberikan kehidupan yang lebih baik namun perlu berhati-hati dalam penggunaan New Media yang akan memperbudak kita.

Jika dilihat bagaimana kegiatan yang akan terjadi di era utopia, mungkin penerapannya akan sulit melihat beragamnya tingkat pendidikan masyarakat, Khususnya di Indonesia.Apakah masyarakat sudah siap dalam menerima dunia baru yang membutuhkan persaingan yang ketat dengan kemajuan teknologi yang ada?

Sumber :

·Sastra dalam Hiper-sains dan Teknologi: Antara Utopia, Distopia dan Hiper-topiaoleh Yasraf Amir Piliang

·Raymond Williams, Problems in Materialism and Culture, Verso, London, 1980, hlm.196

·George Thomas Kurian, Encyclopedia of the Future, Prentice Hall International, 1996, hlm. 958.

·Lihat Marshall McLuhan, Understanding Media: The Extensions of Man, Sphere Books Ltd, London, 1967

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun