Puasa adalah ibadah individual seorang muslim, yang ganjarannya akan langsung diberikan Allah. Begitu janji-Nya untuk orang yang berpuasa.
"Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung ". (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu'anhu)
Karena amalan yang sangat bersifat individual ini, maka kesiapan seseorang untuk berpuasa juga berbeda-beda. Ada yang berpura-pura puasa, menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau lemas, padahal sejatinya kuat. Ada juga yang sok kuat eh ternyata pingsan di siang hari. Ada yang merasa kuat berpuasa hingga menunda-nunda berbuka selepas maghrib (idiih... segerakan berbuka, lagi...!). Tapi ada juga yang curi-curi minum air wudhu atau beralasan icip-icip masakan.Â
Sejak kecil, anak-anak dilatih dan dibiasakan untuk berpuasa. Orangtua mengerahkan segala kiat, menerapkan beragam tips dan trik, juga mengeluarkan beragam jurus-jurus bujukan dan rayuan agar putra-putrinya kuat puasa hingga saatnya berbuka. Mulai dari menyiapkan makanan yang menarik bahkan istimewa, atau menambahkan beragam suplemen yang dipercaya sukses menahan lapar dan mempertahankan kesegaran hingga maghrib.
Di keluarga kami, ketika kecil kami dibiasakan minum minyak ikan. Namun kemudian, minyak ikan bergeser pada madu karena jauuuuh lebih enak dengan aroma yang juga sedap. Sampai saat ini aku masih membiasakan untuk minum madu pada saat sahur, dan berbuka dengan korma sesuai sunnah nabi. Namun tak jarang, setelah makan korma yang sudah siapkan dan minum madu, perut sudah keburu kenyang dan sulit makan apapun lagi.
Manfaat madu sudah sangat dikenal, mulai dari meningkatkan imunitas tubuh, merawat kulit wajah, hingga menyembuhkan luka dan penyakit tertentu, jadi memang madu sangat disarankan untuk dikonsumsi sehari-hari. Aku menyiapkan beragam jenis madu, baik yang putih, kuning, hingga madu hitam yang belakangan ini jarang kuminum. Ya males aja minumnya. Madu kok pahit... p
Korma yang disiapkan sebagai makanan untuk berbuka tentu sangat dipahami karena banyaknya yang ingin mengamalkan makan korma sebagai hidangan pembuka yang merupakan sunnah nabi.Â
Selain itu, banyak pula penelitian yang mengungkap khasiat korma bagi kesehatan, di antaranya untuk membebaskan masalah konstipasi, gangguan pencernaan, masalah jantung, anemia, disfungsi seksual, diare, kanker abdomen, dan kondisi-kondisi lain. Korma juga kaya vitamin, mineral dan serat yang sangat baik untuk menaikkan berat badan.Â
Nah... satu bahan lain yang juga direkomendasikan adalah jintan hitam atau habbatussauda. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan manfaat pengobatan yang dimiliki habbatussauda. Di antaranya untuk membantu pengobatan diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan kanker. Selain itu, jintan hitam juga memiliki efek antibakteri, diuretik, antiperadangan, analgesik, memperkuat kekebalan tubuh, dan baik untuk kesehatan organ ginjal, lambung, serta hati.Â
Dengan begitu banyak manfaat, digabungkanlah ketiga bahan super ini menjadi sebuah produk yang praktis dikonsumsi sehari-hari, yaitu KOJIMA, Madu dengan 3 kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu.
Ah... tampaknya aku cuma perlu 1 produk ini daripada ribet makan dan minum ketiga bahan super tadi secara terpisah. Kalau ada yang praktis, kenapa harus ribet? Cuss... meluncur ke e-commerce deh untuk mendapatkan produk ini.Â
Puasa kali ini, sebetulnya aku sudah terbiasa dengan irama berhenti makan saat subuh dan berpuasa sepanjang hari hingga berbuka setelah adzan maghrib. Tapi mengingat usia yang tak lagi muda -akan memasuki golden year di tahun ini- rasanya aku perlu suplemen yang praktis dan manis (teteeep...). Ada alternatif untuk mendapat perlindungan lebih nyata dengan Kojima. Tak sabar rasanya menanti suara merdu abang paket yang mengantar Kojima ke depan pintu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H