Rata-rata, makanan yang disajikan di Jepang ditata dengan begitu indah di piring atau alas saji. Ada satu ungkapan di Jepang, "Me de taberu", makan dengan mata. Tentu tidak dapat diartikan secara harfiah, tapi dengan demikian, baru melihatnya saja, kita sudah tergiur untuk memakannya.
Seorang kawan memesan nasi dalam wadah serupa dandang kecil yang dilengkapi dengan selembar kertas berisi petunjuk tatacara makannya. Teratur dalam urut-urutan yang baku. Wah! Awalnya terpikir rumit dan merepotkan sekali, tapi kemudian kusadari bahwa itu adalah merupakan penghormatan atas makanan itu, yang kemudian (konon) akan memunculkan kelezatannya secara maksimal! Oh... Sesungguhnya ini hanyalah bentuk kesungguhan dari orang Jepang untuk menyiapkan hidangan sebaik-baiknya, agar bisa dinikmati dengan sebaik-baiknya pula. Melihat kesungguhan mereka, aku jadi malu sendiri.
Buatku, aku setuju bahwa hidangan memang ada untuk disyukuri, dan rasanya "cukup" dengan mengucapkan doa sebelum dan sesudah makan. Tapi lagi-lagi aku harus mengakui bahwa kadang kala aku tidak mengucapkan doa itu dengan sungguh hati, hanya berupa gumaman otomatis yang sudah rutin tanpa dibarengi kesungguhan bersyukur. Astaghfirullaahal adziim. Kembali aku belajar sesuatu dari masyarakat Negeri Sakura ini.
Kadang kita terlena dengan melimpahnya makanan yang bisa kita nikmati dan menganggapnya sebagai hal biasa. Padahal subhanallah... semua itu ada untuk kita karena Allah jua yang sungguh besar kasih dan sayang-Nya kepada kita. Kenikmatan mengecap rasa pun hanyalah dari-Nya yang juga harus kita syukuri.Â
Bahkan ketika sisa sari makanan itu keluar dari tubuh kita dengan mudah pun, itu adalah suatu nikmat yang tidak kalah besar. Fabiayyi aalaa iRobbikumaa tukadzdzibaan. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang akan kamu dustakan? Astaghfirullah... Ampunkan hamba-Mu ini, Ya Allah. Berilah kemudahan bagiku untuk menjadi abdan syakuro, hamba yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, semua nikmat-Mu, yang tak terhitung, tak sanggup hamba menghitungnya. Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H