Mohon tunggu...
Diah Utami
Diah Utami Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat

Warga dunia biasa yang masih suka hilang timbul semangat menulis dan berceritanya. Berharap bisa menebar sepercik hikmah di ruang maya kompasiana. Semoga berkah terlimpah untuk kita, baik yang menulis maupun membaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Catatan Seusai Hari Guru

26 November 2017   06:34 Diperbarui: 26 November 2017   15:33 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa kuliah, begitu banyak guru-guru berkesan yang sukses menyentuh hidupku. Pak Priyanto (alm), Pak Primadi, Pak Alfonso, Pak Bambang, Pak Pirous, Mbak Riama, Mbak Ifa, wah... pendeknya sih semua! Masa kuliah dengan dunia yang berbeda membuatku sangat menghargai setiap momennya. 

Sementara itu, teman-teman pun jadi sumber belajarku. Vera, Ocha, dan segenap teman-teman Grades bahkan keluarga besar FSRD 90. Dari mereka aku belajar tips dan trik di mata kuliah tertentu. Sementara itu, di tempat kos dan asrama, tak sedikit pula teman-teman seperjuangan yang membuatku berkaca diri dan belajar sedikit ataupun banyak dari mereka. Belajar tentang kehidupan.

Setelah menjadi sarjana, aku kembali memperjuangkan cita-cita menjadi guru. Tuhan membukakan jalan untukku. Salman Al Farisi membuka kesempatan bagiku untuk menjadi guru seperti cita-cita masa kecilku dahulu.

Sebagai seseorang yang bukan lulusan dari kependidikan, aku harus belajar cepat untuk mengejar ketinggalan dari teman lain yang sudah mempelajarinya lebih dulu di bangku kuliah. Pak Syamsul (alm) telah menjadi mentor yang baik. Demikian juga teh Dewi Ratna Suminar (almh) yang tidak hanya menjadi mentor, tapi juga kakak, bahkan 'penasihat spiritual'. 

Semoga Allah SWT merahmati mereka, menerima amal ibadahnya dan memberi tempat terbaik di sisi-Nya. Amiin. Sementara itu, seluruh kolega juga menjadi guru yang tak kalah luar biasa. Berkawan dengan mereka, aku belajar banyak. Terima kasih untuk teman-teman terbaikku. Semoga Allah selalu merahmatimu.

Yang tak bisa dilupakan, murid-muridku ternyata sangat bisa menjadi guru sejatiku. Dari mereka aku belajar sabar. Dari mereka aku belajar (lebih) benar. Dari mereka aku juga belajar tegar. Berinteraksi dengan mereka di masa lalu juga menjadi masa-masa belajarku, membuatku menjadi seperti sekarang ini. Dan 'melihat' mereka di masa kini, membuatku bangga dan bahagia, bahwa aku telah ikut serta dalam proses pendewasaan mereka, menyentuh sejejak sejarah dalam rentang hidup mereka. Ini sungguh perasaan yang luar biasa. Terima kasihku untuk kalian semua, guru-guru sejatiku.

Seluruh rangkaian perjalanan sebagai guru ini menginsipariku untuk menciptakan lagu untuk kalian. Dengan tergesa hingga mengabaikan kualitas, kurekam lagu ini dan sok PeDe saja, mengunggahnya di akun youtube. Berikut ini liriknya kutuliskan, sementara lagu (dengan suara dan kualitas bermusik seadanya) bisa 'dinikmati' di tautan berikut ini. Lagu ini untuk kalian, guru-guru sejatiku. Seberapa pun kontribusi kalian terhadap perjalanan hidupku, semoga itu jadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir bahkan hingga akhir zaman.


Kulihat cahaya di bola mata guruku

Bersinar terangi dunia kecilku

Walau kadang kubilang ku tak bisa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun