Oleh: Syamsul Yakin dan Cyrus Nurrahman Ali Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah JakartaÂ
Pathos adalah elemen penting dalam retorika yang mengacu pada kemampuan seorang komunikator untuk mengelola emosi, empati, dan persuasi. Seorang komunikator yang baik harus dapat memahami dan merespons emosi audiensnya secara efektif. Dengan menunjukkan empati, komunikator dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens, menciptakan ikatan emosional yang kuat. Selain itu, kemampuan untuk mempengaruhi perasaan audiens melalui persuasi dapat membuat pesan yang disampaikan lebih berkesan dan memotivasi tindakan. Pathos memainkan peran penting dalam menciptakan komunikasi yang produktif dan mempengaruhi audiens pada tingkat emosional.
Dalam retorika klasik, logos adalah sarana persuasi yang mengandalkan bukti logis dan nyata. Penggunaan logos melibatkan penyajian argumen yang didukung oleh fakta, data, dan bukti konkret. Dengan menghadirkan informasi yang logis dan terverifikasi, seorang komunikator dapat membangun kredibilitas dan kepercayaan dari audiens. Argumen yang dibangun di atas dasar logika dan bukti yang kuat cenderung lebih meyakinkan dan sulit untuk dibantah. Logos, atau logoi dalam bentuk jamaknya, disebut juga sebagai argumen retoris, pembuktian logis, atau daya tarik rasional.
Ethos, di sisi lain, merujuk pada kredibilitas dan karakter pribadi komunikator. Ethos adalah kekuatan yang muncul dari reputasi dan integritas komunikator, yang membuat ucapan-ucapannya dapat dipercaya. Seorang komunikator dengan ethos yang kuat akan lebih mudah dipercaya oleh audiens karena mereka memandangnya sebagai sumber informasi yang dapat diandalkan dan berintegritas. Etos mencakup aspek-aspek seperti kejujuran, etika, dan keahlian yang terlihat dalam cara komunikator menyampaikan pesannya.
Dengan menggabungkan ketiga elemen ini---pathos, logos, dan ethos---seorang komunikator dapat menyusun strategi retorika yang kuat dan efektif. Pathos memungkinkan pengelolaan emosi dan empati, logos memberikan dasar logis dan bukti yang kuat, sementara ethos memastikan bahwa komunikator dipandang sebagai sumber yang dapat dipercaya. Pemahaman dan penerapan yang tepat dari ketiga elemen ini akan menghasilkan komunikasi yang tidak hanya persuasif tetapi juga kredibel dan menyentuh hati audiens.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H