Oleh: Syamsul Yakin & Cyrus Nurrahman Ali
(Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Menyuarakan aspek-aspek, melakukan presentasi, atau memberikan pidato kepada khalayak tidak hanya berarti memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi. Namun memiliki tujuan yang lebih dalam dari itu, tujuannya ialah untuk menyampaikan pesan yang telah direncanakan, memiliki tujuan tertentu, dan ditujukan untuk mempengaruhi khalayak.
Dengan demikian, retorika menjadi bagian penting dari proses komunikasi yang efektif, menarik, dan terampil. Retorika juga memastikan bahwa komunikator mampu menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens, serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan baik.
Lebih lanjut, dalam praktik retorika sebagai proses komunikasi, penting untuk melibatkan aspek visual, audio-visual, dan gerak gerik tubuh. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa apa yang dikomunikasikan dapat didengar, dibaca, dimengerti, diterima, dan bahkan dapat memengaruhi tingkah laku komunikan.
Dengan demikian, kemampuan berbicara, berbahasa, dan menulis yang dimiliki oleh komunikator memungkinkan pesan yang disampaikan dapat mencapai tujuannya dengan efektif. Seperti yang tercermin dalam perubahan tingkah laku komunikan. Inilah yang menjadi esensi seni retorika, yaitu kemampuan untuk membujuk dan mempengaruhi cara pandang komunikan secara persuasif.
Secara keseluruhan, retorika bukanlah hal yang terpisah, melainkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dan menjadi satu dari proses berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H