ternyata...
tlah lama
ku merenggang pena
semenjak
berhabis-habis tinta
menoreh diujung luka
ternyata...
tlah lama
ku merenggang pena
semenjak
resah yang tak berujung itu
duka berselimut senyum sendawa
ternyata...
tlah lama
ku merenggang pena
semenjak
hasrat tercabik padam
di malam kelam
bukan temaram
ternyata...
tlah lama
ku merenggang pena
semenjak
keberadaan itu
adalah tentang ketiadaan
hmm...
hmm.....
hmm.......
hmm.........
sudah cukuplah
kurangkum nada-nada
tak mampulah ubah jalan cerita
meski dulu
nada-nada indah itu
tak sumbang di indera
sudah cukuplah
tangis cengeng mengharu biru
tak kan mampu rajut kembali
jalinan benang yg patah berurai
meski berulangkali kucoba
jalin simpul-simpulnya.
cukuplah sekali saja..
menjadi seorang pecundang.... :D
kaki gunung muria
kudus, 27 mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H