Mohon tunggu...
Cyntia William
Cyntia William Mohon Tunggu... Lainnya - Someone who try to entertain others by some contents

hope the best :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Dinding Tua

28 Mei 2021   16:34 Diperbarui: 28 Mei 2021   16:43 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putih kulitmu memudar,
seiring detak jantung jam.
Namun tak memudarkan sentuhan,
yang tersimpan di dalamnya.

Setiap guratan dan goresan,
mengukir sejuta memori kenangan dan
perasaan yang pernah singgah.

Kehadiran yang tak dapat menghapus
tawa, mata kecil, dan ronah merah,
yang terpajang di setiap sisinya.

Setiap retakan dan bercak yang hadir,
juga hidup untuk menjadi saksi..
Saksi bisu atas pergolakan dan kepiluan nasib,
korban kedustaan duniawi.

Kehadiran yang akan selalu tercipta,
untuk menjadi ukiran dalam prasasti...
Prasasti sejarah kehidupan seorang tanpa tanda jasa.

Baturaja, 28 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun