Â
Penyebaran virus covid-19 di India semakin berkembang pesat. Berdasarkan data dari REUTERS, website yang mencatat jumlah kasus covid-19 di dunia menyampaikan bahwa jumlah kasus covid-19 di India telah mencapai sebanyak +- 18 juta dengan penambahan kasus setiap hari sebanyak 375 ribu. Pada bulan April tahun 2021 ini jumlah kasus covid di India juga telah memecahkan rekor terbaru, yakni telah menembus angka 184.372 kasus. Perkembangan kasus covid-19 yang semakin meningkat di India ini, seolah menjadi tsunami yang telah menelan banyak jiwa hingga mencapai angka 4000 korban (updated data from graphics.reuters.com, 14 Mei 2021).
![Grafik Kasus Positif Covid-19 Harian di India sumber: timesofindia.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/14/grafik-609e46eed541df754010e642.jpg?t=o&v=770)
        Menurut para ilmuwan dan ahli kesehatan, jumlah penurunan kasus covid-19 di suatu negara hanya akan terus berlanjut jika negara tersebut tetap menaati atau melaksanakan protokol kesehatan covid-19 seperti memakai masker, menjaga kebersihan atau cuci tangan, menjaga jarak sosial, dan tidak berada di area yang padat orang (Kurian, 2021). Namun di Negara India, pemerintah telah melonggarkan dan menurunkan tingkat kewaspadaan mereka terhadap penerapan protokol kesehatan. Pemerintah India hanya melakukan lockdown selama 10 minggu dan telah membuka kembali fasilitas-fasilitas umum (Bangkok Post, 2020).
          Berbagai kegiatan-kegiatan politik dan keagamaan juga telah banyak dilakukan oleh masyarakat India, seperti para pendukung dan anggota partai BJP (Bharatiya Janata Party) Perdana Menteri Modi yang telah melakukan kegiatan unjuk rasa ke berbagai daerah dari bulan April hingga Maret, sebagai rangka untuk mengumpulkan suara untuk pemilihan umum (Suri, 2021). Kemudian terdapat pula acara ritual agama Kumbh Mela yang masih diadakan oleh masyarakat pada 12 April kemarin, dimana sekumpulan pria dewasa yang beragama Hindu beramai-ramai berenang di Sungai Gangga (Hollingsworth, 2021). Kegiatan-kegiatan publik yang dilakukan secara besar-besaran dan bebas tersebut kemudian mengundang kenaikan yang signifikan pada kasus covid-19 di India secara tiba-tiba.
          Beberapa orang mengatakan bahwa kenaikan jumlah kasus positif covid ini merupakan akibat dari perilaku dan tindakan Perdana Menteri Modi yang tak sejalan dengan himbauannya. Pada kegiatan-kegiatan politik dan pemilihan yang berlangsung di banyak daerah di India, Modi dan para pemimpin partai lainnya tidak menerapkan protokol kesehatan saat melakukan aksi unjuk rasa. Ia juga melakukan pidato di tengah-tengah kerumunan masyarakat yang tidak mengenakan masker, di lebih dari 20 kegiatan aksi unjuk rasa (Kumar, 2021).
         Namun beberapa pihak lainnya mengatakan, kenaikan tersebut terjadi karena kesalahan pemerintah negara bagian yang tidak menetapkan lockdown regional dan juga lalai dalam melakukan pengelolaan terhadap sistem kesehatan masyarakat. Menteri Kesehatan, Hatsh Vatdhan dalam media online cnn.com (2021) mengatakan pula bahwa masalah kekurangan jumlah oksigen di rumah sakit terletak pada proses distribusinya, yang merupakan tanggung jawab dari pemerintah negara bagian (Hollingsworth, 2021).
         Masalah pandemi virus covid-19 di Negara India maupun negara lainnya sebenarnya merupakan tanggung jawab bersama, karena merupakan masalah global yang mempengaruhi seluruh kehidupan komponen masyarakat. Setiap perubahan dari perilaku dan tindakan masing-masing komponen masyarakat akan mempengaruhi jumlah kasus penyebaran virus covid-19. Oleh karenanya setiap individu perlu berjalan beiringan dalam menghadapi pandemi virus covid-19. Direktur Umum World Health Organization (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam berita press rilis di website resmi who.int (2020) mengatakan pula masyarakat perlu membangun hubungan kerjasama dan solidaritas yang kuat untuk menghilangkan penyebaran virus covid-19.
         Hubungan kerjasama yang kuat tersebut biasanya harus diprakarsai atau dibentuk terlebih dahulu oleh pihak yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat, karena mereka menjadi role model atau pedoman bagi kehidupan masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan pihak pemerintah memiliki kekuatan dan pengaruh yang besar dalam mengembangkan, menyampaikan, dan menjalankan praktik serta literasi kesehatan kepada masyarakat (who.int, 2021). Jurnalis India bernama Kumar dalam media the conversation (2021) menyampaikan pula, saat pemerintah tidak lagi menggunakan masker dan menerapkan jarak, masyarakat tak hanya berpandangan bahwa situasi telah menjadi normal. Mereka juga tidak merasa takut lagi dengan virus covid-19.
        Hal ini dapat dikatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan dalam menuntaskan penyebaran virus covid-19, harus dimulai dari pemerintah. Pemerintah memiliki peran sebagai pilar utama dalam kehidupan suatu negara, yang dapat menjadi pemimpin dan pedoman bagi masyarakat dalam bagaimana berperilaku dan bertindak yang tepat saat menghadapi suatu permasalahan negara. Pilar yang dapat menjadi pembina, pendorong, dan pemersatu kekuatan seluruh lapisan masyarakat agar dapat menghadapi, memerangi, dan menuntaskan bersama permasalahan negara yang terjadi. Pilar yang dapat menjadi kekuatan utama bagi pertahanan seluruh kehidupan masyarakat.
        Maka dari itu peran pemerintah India dalam kehidupan negaranya memiliki peran yang sangat penting, sehingga pemerintah India juga perlu mengambil langkah yang terjauh dari komponen masyarakat lainnya. Pemerintah India perlu membentuk pandangan dan pemikiran yang lebih luas mengenai berbagai ide dan rencana, agar dapat selalu siap sedia dalam menghadapi berbagai macam peristiwa dan permasalahan yang dapat terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Daftar Pustaka
Bangkok Post. (2020). India re-opens more public spaces despite record virus infections. Diakses pada 12 Mei 2021 melalui https://www.bangkokpost.com/world/1931332/india-re-opens-more-public-spaces-despite-record-virus-infections
BMJ. (2021). Why is India having a covid-19 surge?. Diakses pada 10 Mei 2021 melalui https://www.bmj.com/content/373/bmj.n1124Â
Hollingsworth, J. (2021). Prime Minister Narendra Modi could have prevented India's devastating Covid-19 crisis, critics say. He didn't. Diakses pada 12 Mei 2021 melalui https://amp.cnn.com/cnn/2021/04/30/india/covid-second-wave-narendra-modi-intl-hnk-dst/index.html
Kumar, S. (2021). As India's COVID crisis worsens, leaders play the blame game while the poor suffer once again. Diakses pada 13 Mei 2021 melalui https://www.google.com/amp/s/theconversation.com/amp/as-indias-covid-crisis-worsens-leaders-play-the-blame-game-while-the-poor-suffer-once-again-158531
Kurian, S. (2021). India to see worst of COVID-19 second wave in April-May, what data experts predict. Diakses pada 13 Mei 2021 melalui https://www.thenewsminute.com/article/india-see-worst-covid-19-second-wave-april-may-what-data-experts-predict-147391
News 18. (2021). PM Modi Calls Bengal Governor Over Post-Poll Violence, MHA Seeks Report as Mamata Banerjee Appeals for Calm. Diakses pada 14 Mei 2021 melalui https://www.news18.com/news/politics/several-killed-homes-vandalised-in-post-poll-clashes-between-tmc-bjp-in-west-bengal-3705050.html
REUTERS, Covid 19 Tracker. (2021). Data Kasus Covid 19 di Negara India. Diakses pada 14 Mei 2021 melalui https://graphics.reuters.com/world-coronavirus-tracker-and-maps/countries-and-territories/india/
Surmatiningtyas, H. K. N. (2021). Makin Mengerikan Tsunami Covid 19 di India Tembus 400.000 Kasus Sehari. Diakses pada 14 Mei 2021 melalui https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/01/160200223/makin-mengerikan-tsunami-covid-19-india-tembus-400.000-kasus-sehari?page=all
Suri, M. (2021). Indian Prime Minister Modi's political party is holding rallies despite Covid-19 crisis. Diakses pada 11 Mei 2021 melalui https://edition.cnn.com/world/live-news/coronavirus-pandemic-vaccine-updates-04-28-21/h_69cdc6600294086652f1802041a48780
Times Of India. (2021). Explained in 10 charts: How severe is India's second Covid wave. Diakses pada 10 Mei 2021 melalui  https://m.timesofindia.com/india/indias-covid-19-situation-explained-in-10-charts/amp_articleshow/82062754.cms
Tiwari, A. (2020). Why India is far from being a one-party state. Diakses pada 14 Mei 2021 melalui https://www.moneycontrol.com/news/opinion/why-india-is-far-from-being-a-one-party-state-6189581.html
WHO (World Health Organization). (2020). COVID-19 pandemic: countries urged to take stronger action to stop spread of harmful information. Diakses pada 13 Mei 2021 melalui https://www.who.int/news/item/23-09-2020-covid-19-pandemic-countries-urged-to-take-stronger-action-to-stop-spread-of-harmful-information
Gambar Vektor: We Can Fight Virus Corona Together. Diakses pada 14 Mei 2021 melalui https://www.freepik.com/premium-vector/cartoon-character-with-people-wearing-face-masks-standing-fighting-corona-virus-covid-19-pandemic-corona-virus-disease-awareness-vector_8501292.htm
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI