Konsep visualisasi yang telah ada sejak zaman dulu, saat ini telah semakin dikembangkan dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang. Sebenarnya sebelum kelahiran teknologi, konsep visualisasi telah diterapkan dalam gambar-gambar sederhana yang dibuat secara manual, seperti dalam bentuk tabel, peta, dan skema. Namun, dengan kehadiran media sosial yang mampu menerapkan konsep visual secara nyata (hidup) dilihat sebagai suatu hal yang baru dna menarik banyak orang.
3. Three Data-Points Make The Case
Berdasarkan pada data yang diperoleh dari IBM 2015 Smarter Planet Report, menyatakan bahwa 90% data telah dikumpulkan sejak dua tahun terakhir. Menurut Visual Networking Index Cisco 2015, 90% data tersebut dikirim secara online dalam bentuk visual. Namun, masih banyak individu belum dapat menggunakan data yang berbentuk visual tersebut secara efektif, sehingga perlu adanya sistem pembelajaran bagi masyarakat mengenai cara membuat serta memanfaatkan data-data visual.
4. The Conversation Is Now Visual
Saat ini, semua individu telah banyak menggunakan bahasa visual dalam mengekspresikan diri mereka pada orang lain, contoh nya seperti seorang individu yang meng-upload foto mengenai kegiatan mereka, seperti berbelanja, jalan-jalan ke mall ke media sosial facebook, menonton berita secara online atau melalui televisi. Pola konsumsi dan kegiatan individu yang telah berubah ini, juga diikuti dengan kegiatan perusahaan atau bisnis lain yang telah banyak merambah menggunakan konsep visual.
5. Human Brain'sÂ
Setengah hingga dua pertiga dari otak manusia berfungsi untuk memproses informasi yang berbentuk visual yang diterima manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar energi otak manusia digunakan untuk memproses penglihatan daripada kegiatan lainnya. Hal serupa juga dikatakan oleh Dr. Leo Chalupa, yang mengatakan bahwa otak manusia lebih banyak dikhususkan untuk penglihatan dan memproses informasi visual daripada bahsa, serta lebih banyak neuron dalam otak manusia terlibat dalam kegiatan penglihatan
Teknik-Teknik Visual Storytelling
      Dalam membuat sebuah visual storytelling yang menarik banyak orang, diperlukan beberapa strategi agar dapat memaksimalkan isi maupun visual cerita yang telah dibuat.
- Monomyth
Merupakan teknik bercerita di mana penulis membuat tentang kisah kepahlawanan atau dapat dikatakan membuat sebuah cerita mengenai individu yang mengalami banyak rintangan dalam hidupnya, namun memiliki akhir cerita hidup yang bahagia.
- The Mountain
Merupakan teknik bercerita di mana penulis membuat cerita yang penuh dengan konflik dan mampu menarik perhatian dan mengguncang emosi para pembaca. Cerita ditampilkan dan diatur sedemikian rupa, pada bagian pertama akan ditampilkan persoalan-persoalan kecil kemudian diikuti dengan persoalan atau masalah klimaks.
- Nested Loops
Merupakan teknik bercerita di mana penulis dapat menampilkan beberapa plot cerita yang lain di dalam suatu cerita atau kisah utama. Penulis menempatkan cerita utama pada bagian tengah, kemudian membuat plot cerita lain untuk mendukung atau menjelaskan cerita utama.
- In Medias Res
Merupakan teknik bercerita di mana penulis menampilkan bagian awal sebuah cerita langsung ke bagian paling utama atau klimaks, namun kemudian diundur kembali ke bagian awal permasalahan cerita tersebut dapat terjadi (flashback).
Peraturan Membuat Visual Storytelling