[caption caption="Dieng Culture Festival"][/caption]
Dataran Tinggi Dieng merupakan tempat yang paling ideal untuk mengisi liburan bersama keluarga maupun rekan tercinta. Dieng tidak hanya terkenal akan potensi alamnya saja akan tetapi ada fenomena unik yang berkaitan dengan budaya yang masih lestari sampai saat ini.
Terlintas mendengar kata anak-anak rambut gimbal, pasti orang akan menunjuk Dieng. Dieng memang memiliki keunikan culture contohnya adanya anak-anak rambut gimbal yang masih ada dan menjadi kepercayaan tersendiri sampai saat ini di era globalosasi.
Anak-anak rambut gimbal di percaya sebagai anak suci Dieng yang di titis oleh Eyang Kolodete yakni yang baurekso atau sebagai pembuka wilayah Dieng.
Ada acara besar di Dieng yang diadakan setiap setahun sekali untuk mencukur / meruwat anak-anak Dieng yang mempunyai rambut gimbal yakni pada acara Dieng Culture Festival. Acara ini telah menjadi event nasional yang banyak mengundang ribuan wisatawan untuk menyaksikannya.
Pada tahun 2015 ini acara puncak Dieng Culture Festival akan di adakan pada tanggal 2 Agustus bulan depan. Rentetan agenda hiburan menyambut acara puncak pemotongan rambut gimbal biasanya akan dimulai 1 minggu sebelum tanggal 2 Agustus. Ada pesta rakyat maupun pagelaran seni dan budaya yang di selenggarakan oleh para pemuda Dieng.
Sebelum menyaksikan acara Dieng Culture Festival saya akan share tentang anak rambut gimbal Dieng. Anak rambut gimbal dipercaya sebagai titisan Kyai Kolodete. Siapa Kyai Kolodete itu? Kyai Kolodete merupakan salah satu kyai yang membuka wilayah Wonosobo khususnya Dieng. Ada 3 Kyai yang dipercaya sebagai pembuka atau babad alas wilayah Wonosobo diantaranya adalah Kyai Walik, Kyai Karim dan Kyai Kolodete.
Konon di percaya Kyai Kolodete bersemayam di Dieng Plateau dan diperkirakan moksa (meninggal tanpa meninggalkan jasad) di Bukit Sikendil. Jika Anda sedang mengunjungi Dieng Plateau Theater tampaklah sebuah bukit yang ada bangunan kecil diatasnya. Itulah Bukit Sikendil dan sampai saat ini masih digunakan sebagai tempat untuk ziarah. Karena rambut gimbal merupakan titisan Kyai Kolodete makanya saat acara pencukuran rambut gimbalpun ada doa-doa yang menyebutkan permintaan maaf serta untuk mengembalikan titipan rambut gimbal karena anak rambut gimbal merupakan anak cucu keturunan dari Kyai Kolodete.
Tak semua anak-anak Dieng memiliki rambut gimbal, hanya beberapa anak saja yang memang dipercaya sebagai titisan sang Kyai Kolodete. Terkadang anak rambut gimbal tidak terjadi karena faktor keturunan atau genetik. Terkadang orang tua bocah gimbal itu memang tidak ada riwayat gimbal semasa kecilnya dan terkadang anaknya akan gimbal jadi dari fakta tersebut gimbal juga tidak berarti karena keturunan dari orang tuanya.
Bocah rambut gimbal memiliki rambut yang merekat satu sama lain tidak dari lahir akan tetapi biasanya saat menginjakkan umur 2 tahun. Ada kejadian unik saat rambut si bocah gimbal akan merekat atau menjadi gimbal yaitu sakit panas terlebih dahulu sebelum gimbal dan akan sembuh ketika rambutnya telah menjadi gimbal.
Bukan berarti anak-anak rambut gimbal Dieng tak pernah keramas. Mereka keramas setiap harinya akan tetapi ada larangan untuk menyisir rambut gimbalnya. Jika rambut gimbalnya di sisir maka bocah tersebut akan sakit-sakitan kembali dan akan sembuh setelah rambutnya tumbuh gimbal seperti semula. Cukup aneh bukan? Tapi memang nyata keadaannya.
Nah jika Anda penasaran dengan event budaya yang bergengsi ini datanglah ke Dieng pada tanggal 2 Agustus 2015 untuk mengikuti acara ruwatan anak rambut gimbal Dieng. Selamat berkunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H