Senja kini tak lagi indah..
Keindahan tak lagi setia, meredup lalu tiada..
Kita yang hilang, asing, dan usang.
Karena takdirnya mengarungi lautan, untukku jelajahi daratan...
Tapi..
Andai angin dapat berbicara sekali saja.
Sudikah mendengar bisik cinta yang masih terucap?
Bahasa cinta dari rumah yang pernah disinggahi..
Andai bisa ku marah!. Andai bisa ku tunjukkan..
Kekecewaanku pada semesta.
Karena memberi restu dan luka di satu waktu...
Semestinya semesta tidak meng-amiinkan pertemuan itu..
Menjadikan kita dari aku dan kamu.
Karena pada akhirnya...
Bulan akan digantikan dengan matahari yang lebih terang..
Pertemuan yang ku kira direstui waktu,
Tapi ternyata diri ini yang salah jatuh..
Ya.. semestinya semesta ikut membantu, memendam rasa itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H