Filsafat Pendidikan Idealisme dan Filosofii Tokoh-tokohnya

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Idealisme

Idealisme adalah salah satu aliran filsafat dalam pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide, semua bentuk realita adalah manifestasi dalam hidup. Idealisme merupakan lawan dari aliran realisme.

B. Filosofi Tokoh-Tokoh Filsafat Pendidikan Idealisme

1. Plato

Plato adalah filosof Yunani kuno yang di anggap sebagai pelopor dalam filsafat pendidikan idealisme yang mengagungkan nilai dari pengetahuan dan keadilan.

~ Konsep pengembangan ilmu pengetahuan dalam gagasan Plato dibagi menjadi 2 macam yaitu, 

a. Pengetahuan yang bersifat indrawi berupa kesan-kesan yang bersifat sementara dan senantiasa ada perubahan.

b. Pengetahuan yang bersifat kejiwaan, yang dapat melahirkan kebijaksanaan dan keabadian nilai.

2. Elea

Elea adalah filosof yang mengatakan bahwa yang ada itu satu, tidak ada seluk beluk dan tidak berubah-ubah. Dengan kata lain apa yang tampak pada panca indra bukanlah yang sebenarnya melainkan rupanya saja, yang ada dalam kebenarannya tidak dapat diketahui dengan penglihatan saja.

3. Hegel

Hegel salah satu filosof yang mengatakan bahwa sejarah belum dikatakan berakhir, dalam artian bahwa masih ada hari esok atau masa depan karena ada banyak peristiwa-peristiwa masih berlangsung. Namun di sisi lain Hegel juga mengatakan bahwa sejarah sudah mencapai masa akhir, dalam artian tidak akan ada lagi penemuan-penemuan yang baru.

4. Immanuel Kant

Kant adalah filosof yang mengatakan bahwa pengalaman kita berada dalam bentuk yang ditentukan oleh perangkat indrawi atau panca indera seperti metafisika dan psikologi.

5. David Hume

Hume adalah filosof pendidikan idelisme subjektif. Ia berpendapat bahwa idealisme merupakan filsafat pendidikan yang memandang atau menganggap bahwa ide itu sebagai primer dan materi sebagai sekunder dengan kata lain materi berasal dari ide atau diciptakan oleh ide-ide itu sendiri.

6. Al-Ghazali

Al-Ghazali merupakan sufistik. Dalam pendidikan ia cenderung berpandangan empirisme, hal tersebut dikarenakan ia sangat menekankan pendidikan terhadap anak didik