Mohon tunggu...
Humaniora featured

Pancasila dan Realitasnya dalam Kehidupan

27 Januari 2018   20:27 Diperbarui: 24 Juni 2020   07:30 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah mengapa, kita bisa hidup rukun selama berpuluh tahun lamanya karena kita menghidupi nilai-nilai yang terkandung dari Pancasila tersebut. 

Namun terkadang, realitas tidak sebanding dengan angan-angan, masih saja ada oknum yang ingin mengubah Pancasila ini dengan segala cara. Bagi saya, oknum seperti itu hanyalah penghambat dari kemajuan bangsa Indonesia sekaligus memicu timbulnya disintegrasi.

Saya pribadi sangat menghargai segala tindakan pemerintah dalam menanggapi oknum-oknum ini, menurut saya pemerintah sudah berjalan cukup baik, karena pemerintah bisa berbuat sesuatu untuk keadaan yang darurat ini, walaupun masih belum dapat ditumpas seluruhnya, karena masih saja ada beberapa kelompok yang meninginkan perubahan idelogi Pancasila. 

Memang menumpas hal ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, butuh waktu dan proses yang panjang agar keadaan bisa seperti semula. Namun, kita sebagai generasi penerus bangsalah yang harusnya sadar, kita adalah generasi terdidik, maka dari itu diri kita sendiri yang harus mampu berpikir rasional dan tidak close minded. 

Sebagai generasi terdidik, kita harus menyikapi segala sesuatu dengan akal sehat dan tidak menerima semua omongan mentah-mentah, kita dianugrahi akal untuk berpikir 2x. 

Bagi saya, cara inilah yang paling mampu untuk kita lakukan, karena dalam menumpas kelompok-kelompok ini, tidak hanya pemerintahlah yang harus mengambil sikap, tapi juga kita sebagai warga negara, karena api tidak akan padam bila tidak ada air. Maka dari itu, mampukah kita menjadi air yang bisa memandamkan api tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun