Mohon tunggu...
Cynthia Indriani Fahira
Cynthia Indriani Fahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Dominasi Kekuasaan: Eksistensi Partai Hijau di Australia

23 Oktober 2024   21:17 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:29 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendukung Isu Lingkungan. Sumber: Pexels

Oleh karena itu, Partai Hijau di Australia menunjukkan bahwa meskipun mereka bukan bagian dari partai kekuasaan dominan dalam politik Australia, mereka berhasil mendapatkan dukungan dalam politik nasional dengan fokus pada isu perubahan iklim. Melalui konsistensi dalam mengadvokasi kebijakan lingkungan, Partai Hijau telah menarik perhatian pemilih yang merasa tidak terwakili oleh sikap partai-partai besar terhadap isu ini. Keberhasilan Partai Hijau menegaskan bahwa partai niche dengan fokus pada isu-isu tertentu dapat memiliki pengaruh dalam politik Australia, terutama ketika partai-partai besar gagal merespons isu-isu yang dianggap penting oleh segmen masyarakat. 

Hal ini sejalan dengan pandangan Andrew Leigh, dalam wawancara dengan Law Society Journal Media (2024), yang menyatakan bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan, melainkan bagaimana kekuasaan diterapkan pada ide-ide. Dalam konteks ini, Partai Hijau telah berhasil menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong kebijakan yang berakar pada ide-ide progresif mengenai lingkungan. Tidak hanya besar atau kecilnya kekuasaan yang terlihat dari partai ini, melainkan penerapan kekuasaan untuk mewujudkan ide-ide tersebut, yang pada akhirnya dapat membawa kesempatan perubahan dalam politik dan kebijakan di Australia.

Mengamati perjalanan Partai Hijau di Australia tersebut memberikan pelajaran berharga bagi partai-partai politik kecil di Indonesia. Meskipun mereka beroperasi dalam sistem yang didominasi oleh dua kekuasaan besar (ALP & Koalisi), keberhasilan Partai Hijau menunjukkan bahwa fokus pada isu spesifik dapat menjadi strategi yang efektif. Ketekunan dan konsistensi dalam memperjuangkan visi serta menunjukkan komitmen terhadap isu-isu yang diangkat juga penting untuk membangun kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Selain itu, partai kecil perlu beradaptasi dengan dinamika politik dan memahami bagaimana partai besar merespons isu tertentu, sehingga bisa mengembangkan strategi yang efektif.

Dalam hal ini, membangun aliansi dengan organisasi masyarakat sipil atau partai lain yang memiliki visi sejalan juga dapat memperkuat suara di panggung politik. Dengan menerapkan pelajaran-pelajaran ini, partai-partai kecil di Indonesia tidak hanya dapat bertahan, namun juga berkembang dan memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan politik dan sosial di negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun