Mohon tunggu...
Cynthia Elisabeth
Cynthia Elisabeth Mohon Tunggu... -

Always try to be better.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mahasiswa Berkaryalah Selagi Bisa

26 Januari 2016   23:37 Diperbarui: 27 Januari 2016   00:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tiga tahun saya menjalani dunia perkuliahan. Sepertinya sudah pantas buat saya untuk berkomentar tentang 'filosofi' perkuliahan dan apa saja yang harus dilakukan untuk calon mahasiswa baru.

Pertama kali saya masuk ke universitas tempat saya belajar, President University, sesungguhnya saya tidak banyak berharap. Ekspektasi saya adalah lulus kuliah 3,5 tahun dengan IPK diatas 3. Entahlah, situasi di sekitar saya waktu itu tidak terlalu mendukung saya untuk menjadi ambisius.

Banyak mahasiswa baru berambisi meraih IPK 3,5 lebih, bahkan kalau memungkinkan mereka ingin mendapat IPK 4. Yah, tidak ada yang tidak mungkin, sih. Teman-teman saya di kampus ada yang punya IPK straight 4 selama beberapa semester. Pasti mereka bangga, dong? Ya jelas. Ibaratnya kalian dapat nilai 100 atau A+ di ujian, ya seperti itu kira-kira.

Kalau saya bagaimana?

Jujur saja, niat saya tiap semester tidak muluk-muluk. Yang penting lulus dan diatas 3. Saya tahu kapabilitas saya di dalam hal akademik. Tidak jenius, tapi ya tidak bodoh juga. Saya tipikal orang yang pada dasarnya lebih fokus belajar jika sendirian atau hanya ditemani beberapa orang. Kelas perkuliahan buat saya hanya untuk mencatat apa yang dosen jelaskan, tapi tidak sepenuhnya saya coba untuk mengerti. Jadi, setelah selesai kuliah, ya saya akan mencari tahu sendiri lebih lanjut tentang materi kuliah yang dijelaskan tadi.

Cukup mengenai saya. Sekarang mengenai kalian, calon mahasiswa baru maupun mahasiswa semester awal.

Perkuliahan tidak melulu mengenai ilmu. Tidak melulu mengenai IPK tinggi. Ini memang kedengaran klise. Tapi sejujurnya ini benar. Percaya, deh.

Jika kalian bisa berkarya, berkaryalah. Bagaimana caranya, kak?

Buatlah pertemanan terlebih dahulu dengan orang-orang yang punya visi dan misi yang sama dengan kalian. Kalau kalian punya visi melayani untuk Tuhan, maka bergabunglah dengan organisasi keagamaan yang kalian yakini. Kalau kalian punya visi menjadi banker yang andal, maka bergabunglah dengan klub investasi atau sejenisnya. Niscaya kalian bisa bertumbuh, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Saya sendiri dulunya (dan sampai sekarang ;D) adalah member dari Keluarga Mahasiswa Katolik President University atau biasa disebut PUCatSo. Dan yap, mereka semua punya satu visi yang sama dengan saya, yaitu berbuat untuk melayani Tuhan, entah apapun aktivitas atau rencana yang akan dilakukan.

Dari pertemanan ini, kamu bisa belajar banyak, terutama dari senior ataupun alumni. Saya mendapat banyak sekali pelajaran, baik moral maupun hal-hal yang berbau edukatif. Dari pertemanan juga kamu bisa mendapatkan banyak informasi mengenai edukasi, lowongan magang, freelance, dan lain sebagainya.

Jangan lupa pula ikuti organisasi atau kegiatan UKM yang bisa mengasah kemampuan berorganisasi kamu. Percaya atau tidak, saya jadi lebih percaya diri dan komunikatif setelah menjadi member PUCatSo. Pengalaman organisasi, selain menambah tingkat sosialisasi, juga bisa menghias CV kamu saat mau daftar kerja loh

Ikuti juga kompetisi, kalau bisa yang berhubungan dengan jurusan yang kamu ambil. Kalo kamu anak HI, ikutilah lomba debat atau Model United Nation. Kalau kamu anak International Business (seperti saya :p), coba ikut lomba Supply Chain Management. Saya menyesal sebenarnya, kenapa tidak ikut lomba tersebut. Padahal jika saya bilang ke dosen pengajar materi logistik, saya sepertinya bisa ikut lomba itu.

Volunteer, freelance, atau part-timer juga bisa menjadi sarana untuk kamu berkarya di luar kampus. Hal itu akan menunjukkan bahwa kamu bisa menyesuaikan diri bertemu orang-orang di tempat baru. Informasi dan pengalaman baru juga akan kamu dapatkan dengan menjalani hal-hal tersebut. Contohnya, saya, sempat jadi Volunteer di acara ASEAN Literary Festival 2015. Memang melelahkan sih, dan kerja sepanjang hari hanya dibayar makan. Tapi outcome-nya? Luar biasa. Saya berkesempatan menonton acara interactive workshop, bertemu sastrawan dan seniman hebat dari Indonesia dan dari luar negeri. Teman-teman rekan volunteer juga tidak pelit untuk share lowongan kerja atau lowongan volunteer lainnya.

The photo above shows me with other volunteers of ALF 2015, by the way. Sorry it's so blurry.

 

Dih, kalau ngelakuin itu semua, jadinya kuliah aku terlantar, dong?

Yaaaah... itu sih, pintar-pintar kamu bagaimana mengaturnya, ya. Saya sendiri sih, selalu berusaha untuk memprioritaskan kuliah diatas kegiatan kampus. Buktinya, walaupun tidak tinggi-tinggi amat, IPK saya tiap semester pada di atas 3, kok. Dengan berkarya saat kuliah, itu akan mengasah skill profesionalitas kamu, loh. Baik secara langung maupun tidak langsung.

Berkaryalah sebanyak-banyaknya, selagi bisa. Universitas bukan hanya tempat untuk belajar tok, atau bertemu teman atau merajut kisah asmara. Tapi menjadi pribadi yang lebih kuat, future-oriented, optimis, dan memiliki self-branding. Tidak sulit, yang dibutuhkan hanya kemauan.

Oke. Jadi ini saya tekankan sekali lagi.

Berkaryalah, wahai mahasiswa-mahasiswi!

 

ditulis oleh Cynthia D. Elisabeth

mahasiswi yang sesungguhnya besok pagi ada ujian tengah semester

 

*Foto Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun