Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, menyatakan tahun 2022 sebagai tahun penentuan keberhasilan fondasi konsolidasi dan reformasi.Â
Oleh karena itu, diadakan pelaksanaan kedua reformasi berupa reformasi struktural dan reformasi fiskal. Reformasi struktural mengutamakan 3 (tiga) bidang yaitu pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial.
Kondisi Indonesia saat ini
Dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir, pandemi melanda Indonesia. Berbagai tantangan dan perubahan terjadi tanpa bisa diprediksi sebelumnya mendisrupsi sistem kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial di Indonesia.Â
Menurut Nadia dari Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan, fasilitas kesehatan mengalami overkapasitas dalam penanganan pasien dengan jumlah yang banyak dan terjadi secara bersamaan. Selain itu, dari sisi pendidikan kehadiran pembelajaran daring bak dua mata pisau.Â
Terjadi 11% peningkatan serapan teknologi dan penggunaan internet dengan 202,6 juta pengguna. Namun, temuan UNICEF mengungkapkan 938 anak putus sekolah terjadi di Indonesia.Â
Kasus putus sekolah menandakan kesenjangan pembelajaran masih terus terjadi, dilatarbelakangi oleh berbagai penyebab seperti permasalahan ekonomi, pernikahan anak usia dini, ketergantungan permainan dalam jaringan hingga pekerja anak di bawah umur.Â
Aspek perlindungan sosial turut digalakkan mengingat resesi ekonomi dan kemandekkan bisnis memunculkan risiko kemiskinan dan kerentanan sosial yang mengarah pada perubahan pola konsumsi masyarakat hingga kerawanan kriminalitas.
Kacamata KesehatanÂ
Pandemi menjadikan kesehatan sebagai salah satu yang paling disorot pemerintah sebab krisis kesehatan baru pertama kalinya dialami di tahun 2020 ini. Krisis kesehatan bergerak secara masif menyerang sistem imun masyarakat.Â
Peluncuran dana PEN berkontribusi dalam memutus rantai penyebaran virus dengan memperluas dan menambah kapasitas fasilitas kesehatan, mendatangkan obat-obatan dan distribusi oksigen terutama bagi penderita isolasi mandiri dan karantina.Â
Tidak berhenti disitu, pemerintah juga mengupayakan vaksinasi masal di berbagai wilayah. Kehadiran vaksinasi memberi semangat dan optimisme kebangkitan kesehatan jangka panjang.
Keberhasilan menanggulangi virus dapat mengoptimalisasi SDM (dokter, tenaga kesehatan, pekerja kesehatan, masyarakat umum) untuk menggiring delapan program reformasi kesehatan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yaitu pendidikan dan penempatan nakes, peningkatan puskesmas, penguatan RS, dan layanan kesehatan di DPTK, kemandirian farmasi dan alkes, ketahanan kesehatan, pengendalian penyakit dan imunisasi, pembiayaan kesehatan, serta TI, digitalisasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Kacamata pendidikan
Pendidikan merupakan tonggak hidup bernegara guna melahirkan generasi yang intelek, tanggap, berkontribusi bagi bangsa, dan mempersiapkan masa depan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan subsidi PEN salah satunya melalui pemberian kuota belajar bagi pembelajaran jarak jauh (PJJ) kepada siswa, maupun tenaga pengajar.Â
Lebih lanjut, reformasi mendorong hadirnya program kampus merdeka yang membuka kesempatan pembelajaran yang lebih inklusif, memperluas relasi dan wawasan serta memberikan hak dan kesempatan yang sama untuk belajar bagi anak-anak di Indonesia. Â
Kacamata perlindungan sosial
Stagnasi ekonomi akan menjadi lingkaran setan yang tidak ada habisnya, memunculkan kemiskinan, kesenjangan sosial hingga berujung pada peningkatan tindak kriminalitas.Â
Dana PEN hadir mengentaskan permasalahan tersebut melalui bantuan sosial tunai maupun non-tunai (sembako) kepada kelompok menengah ke bawah dan pelaku usaha kecil guna memenuhi kebutuhan dasar dan mendongkrak kembali produktivitas. Penyaluran dana PEN diimbangi dengan reformasi sistem oleh Kementerian Sosial ditunjukkan di tabel berikut.
Pilar pembangunan Indonesia 2045
Pengalokasian dana PEN sebesar Rp 1.439.9 triliun dan reformasi struktural pada ketiga bidang diatas bertujuan untuk mengakselerasi ekonomi Indonesia di tahun 2045.Â
Pilar pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK tidak dapat tercapai tanpa adanya aspek kesehatan sumber daya manusia yang berkualitas diiringi dengan peningkatan pelayanan kesehatan yang memadai.Â
Pembangunan manusia juga meliputi pemerataan pendidikan yang mulai dibangun menggunakan program Kemendikbud dalam merdeka belajar yang mendukung adanya studi independen, magang, pertukaran pelajar, kampus mengajar, membangun desa, riset dan proyek kemanusiaan.Â
Terakhir aspek perlindungan sosial melalui sistem yang terintegrasi, bantuan yang mengembangkan kompetensi SDM akan mendukung kedua pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan pemerataan pembangunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H