Untuk para pengurus pesantren, hendaknya lebih mengawasi perilaku santriwan dan santriwati yang sudah dititipkan oleh walinya, sesekali adakan kajian sex education kepada santri sebagai bentuk pencegahan karena hal-hal seperti ini dapat terjadi dimana saja, dan jadilah fasilitator bagi para korban bila dirasa sulit untuk melapor ke pihak berwajib. Untuk kita semua, sadarilah bahwa predator ada dimana-mana dan bisa menampilkan diri sebagai apapun atau siapapun termasuk sebagai sosok seolah -- olah taat beragama.
Perlu kita ingat pula bahwa adanya predator -- predator di dalam pesantren, bukanlah cerminan dari pesantren itu sendri. Mereka hanyalah oknum yang mencemari nama baik lembaga dan mengotori kesucian ilmu agama demi kepentingan syahwatnya sendiri. Maka mari kita lindungi pesantren kita dari kenistaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H