Ini artikel pertama yang berhasil, dengan bermodalkan nekat dan dukungan dari beberapa teman, aku selesaikan dan publish untuk umum. Sebelumnya aku hanya berani eksis nulis dyary, resep masakan, dan yang pasti eksis nulis status FB. Beranjak dari rasa resah campur gemes karena beberapa temen yang berkunjung ke Ambon, hanya sekedar transit di Pulau Ambon. Kebanyakan niatnya pengen ke pulau-pulau di sekitar ambon,bukan di Pulau Ambonnya. ketika ditanya, "Ga mo keliling di sini dulu?' Jawabnya semua hampir sama, "Ha? emang ada apaan di Ambon?". Helloww...Ambon tuh ga cuma ada pisang Ambon doangg mas brohh!
So here we go...*tarik napas*
Pindah ke Ambon….perasaan cemas dan takut ketika rencana ini diutarakan oleh suami. Bayangan kerusuhan, bom, dan mayat bergelimpangan melintas di benak dengan segera. Ni pulau horror banget sepertinya. Bukan rahasia umum lagi jika kerusuhan di Ambon itu menjadi yang paling lama dan sulit diredakan di Indonesia, berlangsung dari tahun 1999 – 2011, meskipun on-off. Dan meski sekarang sudah tidak terjadi lagi tapi tetep aja horror! Jangankan bom, denger petasan aja jantung ini langsung berdangdut, sekujur tubuh kedutan tiada henti. Apa lagi liat mayat? Mayat orangg! Bukan mayat ayam yang bergelimpangan di area daging di pasar, yang bahkan untuk motongnya aja aku sering berbisik, “Maaf ya Yam…”-- Ah pokoknya seperti akan pindah ke area pelatihan perang, tempat buang nuklir dan rudal. Dan aku yakin banget itu juga yang ada di benak hampir semua penduduk Indonesia yang belum pernah ke Ambon.
Akhirnya hari H itu pun tiba. Goodbye Jekardah and welcome Ambon, this time for good. Kesan pertama melihat Bandara (Airport) nya berasa di daerah terpencil dan sempet ga yakin, apa ini masih di Indonesia? Sampai pusing clingak clinguk nyariin papan tulisan “Selamat Datang”, tetep ga nemu juga. Jadi makin perih hati ini (*saking pengen disambut).Meski ternyata ada, cuma sampai sekarang aku belum liat langsung. Keluar dari Bandara Pattimura ga perlu jauh-jauh macam kalo kita lagi di SoeTa. Area bandara nya kecil, terminalnya pun Cuma ada “Kedatangan” dan “Keberangkatan’. Sisi baiknya tidak lelah untuk berjalan cukup jauh dengan semua tentengan di tangan.
Keluhan pun berhenti ketika mobil yang kita naikkin mulai menyusuri jalanan di kota sagu ini. Matahari terasa terik banget tapi angin yang berhembus terasa agak dingin dan sejuk. Beda banget sama angin Jakarta yang terasa anget kaya lagi deket mesin foto kopi. Jalanan sepanjang dari Bandara pun sangat lengang, ga macet mungkin karena ga ada lampu merahnya. Karena jarang sekali, bahkan hampir tidak ada perempatan jalan. Aspalnya bagus dan licinn jarang ada lobang-lobangnya.
[caption id="attachment_369690" align="aligncenter" width="300" caption="ket. : Jalanan lengang di Kota Ambon"][/caption]
Kanan kiri banyak ditanam pohon sagu. Dan yang paling membuatku kagum adalah pemandangan kanan-kiri jalan yang bertolak belakang. Sebelah kiriku adalah warna hijau dari tanaman dari bukit, dan tebing-tebing. Sementara sebelah kanan warna biru muda bercapur biru tua dari Teluk Ambon yang terpapar sepanjang perjalanan.
[caption id="attachment_369692" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Teluk Ambon"]
Sebagai orang Jakarta yang biasanya cuma ngeliat Pantai Ancol yang coklat, pemandangan ini menjadi Extravaganza buatku, totally pretty! Seperti remaja yang baru mletek, I instantly fall in love at the first sight to this island!
Dan di luar dugaan, ternyata aku sangat menikmati tinggal di Pulau ini. Di Ambon inilah baru aku bisa nikmatin ikan-ikan segar dan aneka sea food yang beraneka ragam. Rasanya emang beda banget ikan-ikan di Pulau Ambon ini. Dan harganya relative murah. Uniknya ikan atau seafood bukan di jual per kilo/ons tapi per grup. Bukan vocal grup yah, tpi maksudnya ikan-ikannya sudah dikelompok-kelompokkan. Dan harga per grup nya cm berkisar 10-20 ribu.
[caption id="attachment_369591" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Grup ikan segar di Pasar Rumah Tiga"]
[caption id="attachment_369592" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Pasar Rumah Tiga - section ikan segar"]
Belum lagi buah-buahannya, alpukat yang besar-besar aku beli di pasar hanya Rp.1000. Yang paling besar berkisar Rp.3.000-an, Durian pun harganya dari Rp. 5.000-Rp.15.000/bh. Dan rasanyaaaa? Lekkerrrrrr!!!
[caption id="attachment_369593" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Buah Gandaria "]
[caption id="attachment_369594" align="aligncenter" width="300" caption="(penuis) Ikan Cakalang Asap Ambon (Ikang Asar)"]
[caption id="attachment_369595" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Pasar Paso, Ambon"]
Ga terasa sudah 5 bulan tinggal di Ambon aku pun udah punya beberapa spot favorit. Lupakan mengenai Pantai Natsepa atau Pantai pintu kota yang sudah menjadi icon nya Ambon. Selain Natsepa dan rujaknya yang sudah terkenal masyur itu, di Ambon banyak hal-hal menarik dan tempat-tempat yang ga kalah eksotis sama yang lain yang udah terkenal. Natsepa menurut aku paling rame dikunjungi karena cuma dipantai ini yang jajanannya paling rame. Mulai dari rujak nya yang terkenal, pisang goreng, kue nagasari nya menurutku paling enakk dari semua kue nagasari yang pernah aku coba.
[caption id="attachment_369613" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Natsepa - Pasir putih dan landai"]
[caption id="attachment_369615" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) kue nagasari Natsepa"]
Sementara Pantai Pintu Kota meskipun tempatnya sangat eksotis dan cantikkk banget , karena selain airnya yang jernih banget , pantai ini juga hampir berhadapan langsung dengan lautan lepas. Itu sebabnya di sini tidak begitu ramai dikunjungi orang untuk berenang. Tapi buat jagoan kecilku pantai ini tetep asik buat cibak cibuk. Dinamakan Pantai Pintu Kota karena salah satu tebingnya yang persis menghampiri laut bolong ditengahnya, berbentuk seperti sebuah "pintu".
[caption id="attachment_369556" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Pintu Kota"]
[caption id="attachment_369557" align="alignleft" width="300" caption="(penulis) another side of Pantai Pintu Kota"]
Spot-spot yang aku maksud ini bukanlah tempat terkenal yang kudu pake karcis kalo masuk. Tapi terbentang dimana-mana. Terkadang hanya terletak di tengah jalan, atau berupa pantai dekat pasar yang kalo orang sini bilang “pante tra baik”, yang artinya pantai yang kurang bagus, atau jelek. tapi buatku tetep keren.
[caption id="attachment_369558" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Pantai Rumah Tiga, pantai yang kurang diminati. Tapi spot yang bagus untuk melihat Jembatan Merah Putih"]
Hampir tiap spot ini menawarkan pemandangan yang buatku pribadi cantik dan terkadang unik *mohon abaikan modelnya, karena sudah ngubek-ngubek koleksi poto jarang yang ga ada 'model’nya*
[caption id="attachment_369623" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) otw to Natsepa"]
Di Ambon kendaraan yang digunakan ada 4. Yaitu; mobil/motor/kendaraan darat, Kapal ferry, Speed Boat, dan Perahu. Karena teluk Ambon berada di tengah, sehingga dari seberang menuju seberangnya lagi bisa menggunakan Kapal Ferry. Pelabuhan ferry untuk menyeberangi teluk ada di Poka, Rumah Tiga menuju Galala. Jadi disini naik ferry sudah seperti orang Jakarta naik metro mini atau mikrolet.Karena digunakan sebagai alternatif angkutan umum. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke seberang hanya sekitar 10 menit. Sedangkan jika memilih jalan putar jaraknya cukup jauh dan membutuhkan waktu 40-45 menit.
[caption id="attachment_369616" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis)Antri beli tiket naik ferry"]
[caption id="attachment_369617" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) antri naik ke atas ferry"]
Jika naik ferry hanya bisa dari satu pelabuhan, lain lagi untuk speed boat. Pelabuhan speed (begitu orang sini biasa menyebutnya) ada beberapa titik, lebih cepat sampenya, namun kendaraan tidak bisa ikut naik, karena ini lebih mirip perahu yang bermotor dibanding dengan speed boat yang biasa kita lihat di film Baywatch (ah ketahuan 80’s banget!)
Nah kalo untuk Feri pelabuhannya di bentuk seperti pelabuhan PELNI, beda lagi dengan pelabuhan speed. Pelabuhan speed di Kota Jawa pun bisa jadi salah satu spot yang asik buatku. Di Ambon ada beberapa pelabuhan speed. Tapi yang sering kulewati adalah yang di Kota Jawakarena letaknya dekat dengan tempat tinggalku, Wayame. Kota Jawa adalah nama salah satu daerah di Pulau Ambon, yang kebetulan letaknya berseberangan persis dengan Kota Ambon. Kota Ambon disini maksudnya pusat segala kegiatan dan instansi-instansi penting ada di Pulau Ambon. Buatku Kota Jawa ini seperti Boulevard yang ada di Manado (sebelum ditutup oleh pembangunan Mall yang berderet).
[caption id="attachment_369625" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Kota Jawa yang berlatar belakangkan Kota Ambon (seberang)"]
Dipinggirnya dibuat tembok pendek berundak yang bisa di duduki jika ingin bersantai dengan pemandangan kota di seberangnya. Siang hari jika air surut banyak yang memanfaatkan untuk main di pinggiran pantai Kota Jawa ini. Pernah pengen nyoba tapi takut kesenggol speed yang wira-wiri angkut penumpang ke seberang. Malam hari pemandangan di Kota Jawa ini romantis abis, yang katanya rada-rada mirip sama pemandangan di Kota Mesir...#tsahhhhh... Teluknya seperti kaca yang mantulin cahaya lampu-lampu yang menyala. Dan yang serunya kalo Tahun Baru banyak anak muda yang berbalesan sinar laser langsung dari kota Ambon ke Kota Jawa. Seru dan meriah!
[caption id="attachment_369627" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) *belakang penulis* Kapal-kapal speed yang wira wiri mengangkut penumpang dari Kota Jawa Menuju Pasar mardika, Kota Ambon"]
Ga hanya itu, spot lain yang oke dan unik lainnya yaitu tempat yang ada tulisan "Ambon City of Music". Selain dari grammar nya yang salah, Tulisan ini walaupun besarnya seperti tugu susah banget mau difoto. Kenapa? Karena tulisannya justru menghadap teluk.
[caption id="attachment_369596" align="aligncenter" width="300" caption="Tulisan Ambon City of Music yang menghadap ke Teluk"]
Dengan kata lain kudu berenang dulu di laut di bawah tulisan itu baru bisa keliatan. Ato ga pake tongsis yang mungkin panjang nya sekitar 3 meteran, baru bisa capture tulisan itu. Sampai saat ini masih bingung juga kenapa tulisannya dibuat kebolak kaya gitu. Tapi spotnya emang keren bangett. Karena hampir persis menghampiri teluk Ambon.
[caption id="attachment_369597" align="aligncenter" width="300" caption="dilihat dari Teluk"]
Belum lagi belut khas daerah Waai. Belut besar yang tinggal di dasar kolam jernih dan makan telor, bukan di dadar ato diceplok, tapi telor mentah biasa. PS: ga usah ditambahin madu ato susu apalagi jahe!
Air di kolam ini jernih bangetttt. Pastinya yang doyan mancing ga tahan banget mo mancing ikan-ikan yang ukurannya jumbo-jumbo dan kelihatan jelas lagi sliwar-sliwir seakang ngeledek, minta ditangkep.
[caption id="attachment_369601" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) jernihnya air kolam Waai"]
[caption id="attachment_369603" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Jembatan cantik melintas di tengah kolam Waai"]
Untuk masuk ke area situ hanya dipungut bayaran se suka relanya. Dan tambahan bayaran sukarela untuk si Pawang jika berniat untuk megang belut raksasa itu. Karena pawang nya harus menyediakan telur mentah guna mancing si belut keluar. Untuk megang si belut ini pun susah-susah gampang karena belut hanya mau diangkat ketika dia lagi nyedot telor yang dipegang si pawang. Keseringan telornya udah keburu abis disedot , belutnya belom sempet keangkat, karena emang rada licin kulitnya.
[caption id="attachment_369604" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) akhirnya!!"]
Dan masihh banyak bangettt tempat dan spot lainnya yang ga bisa di kupas abis disini. Mungkin di artikel yang lain, yang jelas seperti lagunya Kotak, "Pelan-pelan sajaaaaaa"
Sayangnya, meski banyak tempat-tempat cantik dan eksotis yang layak untuk di eksplor, pulau Ambon ini hanya menjadi tempat persinggahan bagi kebanyakan turis lokal ataupun internasional. Pulau-pulau cantik diluar Ambon sedang menjadi pusat perhatian tidak hanya turis lokal, tapi juga turis luar negeri. Hal ini baik, karena toh pulau-pulau itu masih bagian dari kepulauan Maluku. Tapi ke engganan untuk menjelajahi pulau Ambon, bukan karena tidak mau tapi TIDAK TAHU.
Yang orang diluar Ambon dan para turistahu tidak ada apa-apa di Ambon selain puing-puing bekas kerusuhan sekian tahun yang lalu. Yang mereka tahu pulau Ambon dan Kota Ambon adalah rawan dan berbahaya. Mereka tidak tahu Ambon sedang menggeliat membangun. Mereka tidak bisa lihat betapa banyak perumahan yang sedang membangun, salah satunya yang terkenal milik Ciputra Group yaitu CItraland. Sudah banyak yang kembali dan mulai merapihkan kembali rumah mereka, bahkan di tempat saya tinggal, di Kompleks BTN Wayame sudah banyak unit-unit rumah baru yang sedang dibangun. Dan sebentar lagi jembatan Merah Putih yang sedang dibangun akan selesai dan bisa menghubungkan dua daratan yang ada di antara teluk Ambon.
[caption id="attachment_369605" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Jembatan Merah Putih yang melintasi Teluk Ambon"]
Mungkin perasaan yang sama seperti kesan pertamaku terhadap pulau ini juga yang dirasakan oleh orang-orang diluar Ambon. Yaitu Ambon rawan kerusuhan, ambon tidak aman. Sayang sekali jika hanya itu yang bergaung diluar sana mengenai Pulau Cantik ini. Tidak ada jaminan memang tidak akan terjadi lagi kerusuhan. Tapi hampir semua yang aku tanya, baik orang kerja, guru, dosen , orang jualan di pasar menjawab, “Jang lai…jang rusuh lai..katong su lalah, samua rugi. Katong hilang harta, hilang sudara, hilang samua..jang lai…sio katong pung Ambong ee”, yang artinya, “Jangan lagi, jangan rusuh lagi. Kami sudah lelah, semua rugi. Kami kehilangan harta, kehilangan saudara, kehilangan semua..Jangan lagi…kasiannya tanah Ambon kami”-- Seraya menutup muka dan menutup mata mereka. Seakan ga mau lagi di ingatkan dengan peristiwa berdarah di tanah leluhur mereka. Ga ada yang bisa jamin Ambon ga akan rusuh lagi, tapi aku bisa pastikan semua sudah lelah dan muak dengan pertikaian. 1999-2011…sebelas tahun..saya yakin tidak ada satupun yang ingin kembali ke masa itu.
"Ambon su aman", pulau cantik ini sangat layak untuk dikunjungi.
Semoga artikel ini bisa menjadi undangan terbuka untuk semua yang baca , jangan hanya sekedar transit di pulau Ambon, tapi mari ikut denganku melihat dan menikmati salah satu pulau terindah di bagian Indonesia Timur..Amboinaku..itu sudah!
[caption id="attachment_369628" align="aligncenter" width="300" caption="---400 tahun lalu dunia mencarimu/ Dunia ingin hidup nyaman darimu/ Karena engkau adalah sumber keharuman 5 tahun lalu engkau terkoyak/ Bangsa ini sangat tersayat/ Dan dunia ikut tersentak Hari ini engkau bangun dengan senyum simpul/ Bangsa juga turut tersenyum... Waktunya membangun negeri ini/ Dengan semangat Pattimura yang perkasa itu Karena sumber keharuman dan kehidupan/ Akan bangkit kembali dari ufuk timur/ Ambonku, Ambon kita semua! (Jusuf Kalla, 2004)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H