Ga hanya itu, spot lain yang oke dan unik lainnya yaitu tempat yang ada tulisan "Ambon City of Music". Selain dari grammar nya yang salah, Tulisan ini walaupun besarnya seperti tugu susah banget mau difoto. Kenapa? Karena tulisannya justru menghadap teluk.
[caption id="attachment_369596" align="aligncenter" width="300" caption="Tulisan Ambon City of Music yang menghadap ke Teluk"]
Dengan kata lain kudu berenang dulu di laut di bawah tulisan itu baru bisa keliatan. Ato ga pake tongsis yang mungkin panjang nya sekitar 3 meteran, baru bisa capture tulisan itu. Sampai saat ini masih bingung juga kenapa tulisannya dibuat kebolak kaya gitu. Tapi spotnya emang keren bangett. Karena hampir persis menghampiri teluk Ambon.
[caption id="attachment_369597" align="aligncenter" width="300" caption="dilihat dari Teluk"]
Belum lagi belut khas daerah Waai. Belut besar yang tinggal di dasar kolam jernih dan makan telor, bukan di dadar ato diceplok, tapi telor mentah biasa. PS: ga usah ditambahin madu ato susu apalagi jahe!
Air di kolam ini jernih bangetttt. Pastinya yang doyan mancing ga tahan banget mo mancing ikan-ikan yang ukurannya jumbo-jumbo dan kelihatan jelas lagi sliwar-sliwir seakang ngeledek, minta ditangkep.
[caption id="attachment_369601" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) jernihnya air kolam Waai"]
[caption id="attachment_369603" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Jembatan cantik melintas di tengah kolam Waai"]
Untuk masuk ke area situ hanya dipungut bayaran se suka relanya. Dan tambahan bayaran sukarela untuk si Pawang jika berniat untuk megang belut raksasa itu. Karena pawang nya harus menyediakan telur mentah guna mancing si belut keluar. Untuk megang si belut ini pun susah-susah gampang karena belut hanya mau diangkat ketika dia lagi nyedot telor yang dipegang si pawang. Keseringan telornya udah keburu abis disedot , belutnya belom sempet keangkat, karena emang rada licin kulitnya.
[caption id="attachment_369604" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) akhirnya!!"]
Dan masihh banyak bangettt tempat dan spot lainnya yang ga bisa di kupas abis disini. Mungkin di artikel yang lain, yang jelas seperti lagunya Kotak, "Pelan-pelan sajaaaaaa"
Sayangnya, meski banyak tempat-tempat cantik dan eksotis yang layak untuk di eksplor, pulau Ambon ini hanya menjadi tempat persinggahan bagi kebanyakan turis lokal ataupun internasional. Pulau-pulau cantik diluar Ambon sedang menjadi pusat perhatian tidak hanya turis lokal, tapi juga turis luar negeri. Hal ini baik, karena toh pulau-pulau itu masih bagian dari kepulauan Maluku. Tapi ke engganan untuk menjelajahi pulau Ambon, bukan karena tidak mau tapi TIDAK TAHU.
Yang orang diluar Ambon dan para turistahu tidak ada apa-apa di Ambon selain puing-puing bekas kerusuhan sekian tahun yang lalu. Yang mereka tahu pulau Ambon dan Kota Ambon adalah rawan dan berbahaya. Mereka tidak tahu Ambon sedang menggeliat membangun. Mereka tidak bisa lihat betapa banyak perumahan yang sedang membangun, salah satunya yang terkenal milik Ciputra Group yaitu CItraland. Sudah banyak yang kembali dan mulai merapihkan kembali rumah mereka, bahkan di tempat saya tinggal, di Kompleks BTN Wayame sudah banyak unit-unit rumah baru yang sedang dibangun. Dan sebentar lagi jembatan Merah Putih yang sedang dibangun akan selesai dan bisa menghubungkan dua daratan yang ada di antara teluk Ambon.
[caption id="attachment_369605" align="aligncenter" width="300" caption="(penulis) Jembatan Merah Putih yang melintasi Teluk Ambon"]
Mungkin perasaan yang sama seperti kesan pertamaku terhadap pulau ini juga yang dirasakan oleh orang-orang diluar Ambon. Yaitu Ambon rawan kerusuhan, ambon tidak aman. Sayang sekali jika hanya itu yang bergaung diluar sana mengenai Pulau Cantik ini. Tidak ada jaminan memang tidak akan terjadi lagi kerusuhan. Tapi hampir semua yang aku tanya, baik orang kerja, guru, dosen , orang jualan di pasar menjawab, “Jang lai…jang rusuh lai..katong su lalah, samua rugi. Katong hilang harta, hilang sudara, hilang samua..jang lai…sio katong pung Ambong ee”, yang artinya, “Jangan lagi, jangan rusuh lagi. Kami sudah lelah, semua rugi. Kami kehilangan harta, kehilangan saudara, kehilangan semua..Jangan lagi…kasiannya tanah Ambon kami”-- Seraya menutup muka dan menutup mata mereka. Seakan ga mau lagi di ingatkan dengan peristiwa berdarah di tanah leluhur mereka. Ga ada yang bisa jamin Ambon ga akan rusuh lagi, tapi aku bisa pastikan semua sudah lelah dan muak dengan pertikaian. 1999-2011…sebelas tahun..saya yakin tidak ada satupun yang ingin kembali ke masa itu.
"Ambon su aman", pulau cantik ini sangat layak untuk dikunjungi.
Semoga artikel ini bisa menjadi undangan terbuka untuk semua yang baca , jangan hanya sekedar transit di pulau Ambon, tapi mari ikut denganku melihat dan menikmati salah satu pulau terindah di bagian Indonesia Timur..Amboinaku..itu sudah!
[caption id="attachment_369628" align="aligncenter" width="300" caption="---400 tahun lalu dunia mencarimu/ Dunia ingin hidup nyaman darimu/ Karena engkau adalah sumber keharuman 5 tahun lalu engkau terkoyak/ Bangsa ini sangat tersayat/ Dan dunia ikut tersentak Hari ini engkau bangun dengan senyum simpul/ Bangsa juga turut tersenyum... Waktunya membangun negeri ini/ Dengan semangat Pattimura yang perkasa itu Karena sumber keharuman dan kehidupan/ Akan bangkit kembali dari ufuk timur/ Ambonku, Ambon kita semua! (Jusuf Kalla, 2004)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H