Mohon tunggu...
arfian nisa urrofiah
arfian nisa urrofiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - allowwww

suksess

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Patriarki yang Membelenggu, Mengapa Sistem Ketidaksetaraan Gender Masih Mengakar?

21 November 2024   22:10 Diperbarui: 21 November 2024   23:00 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Patriarki, sebagai sistem yang menempatkan seorang laki-laki lebih tinggi kedudukannya dibanding perempuan dan menganggap perempuan sebagai pihak yang lebih rendah, fenomena ini ada sejak dulu. Meskipun sekarang dunia mengalami banyak kemajuan dalam hal kesetaraan gender, tetapi struktur patriarki masih tetap mengakar kuat di berbagai aspek kehidupan, baik di rumah, tempat kerja, pendidikan, maupun dalam kebijakan publik. 

Fenomena ini tidak hanya merugikan perempuan, tetapi juga merusak tatanan sosial secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kita akan menggali mengapa patriarki masih begitu berkuasa, dampaknya terhadap masyarakat, serta upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengubahnya.

 Patriarki: Akar dari Ketidaksetaraan Gender

          Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pihak yang memiliki kekuasaan yang utama dalam banyak hal dari pembuatan pemilihan suatu keputusan dirumah tangga bahkan pada suatu kepentingan politik dan ekonomi.Sistem ini tidak hanya berlaku antara individu, tetapi juga dalam struktur sosial yang lebih luas, budaya, hukum bahkan agama. 

Banyak budaya di dunia, termasuk di Indonesia, menganut norma-norma patriarkal yang sudah sangat membudaya, sehingga seringkali dianggap sebagai hal yang alami atau wajar. Misalnya, di banyak keluarga, peran perempuan sering dibatasi pada tugas-tugas domestik, sementara laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dan pemimpin keluarga. Dalam banyak kasus, perempuan dianggap tidak perlu terlibat dalam pengambilan keputusan penting, baik dalam ranah pribadi maupun publik.

Apa dampak Buruk Patriarki Terhadap Masyarakat?

Patriarki tidak hanya merugikan perempuan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Ada beberapa dampak terjadinya patriarki dalam kehidupan diantaranya, pembatasan potensi atau bakat pada perempuan, sering menormalisasi kekerasan yang terjadi pada perempuan, dan terjadi kesenjangan sosial di masyarakat.

bagaimana upaya mengatasi patriarki yang semakin merebak pada saat ini?

Untuk menghapuskan patriarki, dibutuhkan perubahan dari individu, sosial, maupun struktural. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Pendidikan yang Inklusif dan Setara
    Pendidikan yang mengajarkan kesetaraan gender sejak dini adalah kunci untuk memutus siklus patriarki. Anak-anak perlu diajarkan untuk menghargai perbedaan gender dan memahami pentingnya peran kedua jenis kelamin dalam masyarakat. Selain itu, pendidikan harus menghilangkan stereotip gender yang merugikan.
  2. Peran Aktif Laki-laki dalam Kesetaraan Gender
    Laki-laki perlu dilibatkan dalam perjuangan kesetaraan gender, baik sebagai sekutu perempuan maupun sebagai bagian dari upaya mengubah norma-norma patriarkal. Kesadaran bahwa patriarki merugikan semua pihak, termasuk laki-laki, harus ditanamkan agar mereka tidak lagi merasa terjebak dalam peran sosial yang sempit.
  3. Reformasi Hukum dan Kebijakan
    Negara harus membuat dan menegakkan kebijakan yang mendorong kesetaraan gender dalam semua sektor---baik di ranah keluarga, pendidikan, politik, maupun ekonomi. Undang-undang yang lebih mendukung perempuan, seperti jaminan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, harus diterapkan secara tegas.
  4. Kesadaran Sosial dan Aktivisme
    Gerakan sosial dan aktivisme perempuan memainkan peran penting dalam menantang struktur patriarkal. Meningkatkan kesadaran melalui kampanye dan diskusi publik dapat membantu menggugah masyarakat untuk memahami dan mengatasi ketidaksetaraan gender.

kesimpulan

Patriarki adalah sebuah sistem yang telah lama tertanam dalam masyarakat dan terus mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Meskipun terdapat kemajuan signifikan dalam perjuangan menuju kesetaraan gender, patriarki tetap menjadi tantangan besar yang perlu dihadapi. 

Dengan memprioritaskan pendidikan yang inklusif, memperkuat peran laki-laki dalam mendukung kesetaraan, dan menerapkan reformasi kebijakan yang adil, kita dapat memulai perubahan untuk menciptakan masyarakat yang lebih setara dan adil. Menghentikan patriarki bukan hanya demi kepentingan perempuan, tetapi juga untuk kemajuan sosial yang lebih luas bagi seluruh umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun