Mohon tunggu...
Cut Syafira Aldina
Cut Syafira Aldina Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Penyuka bacaan berat yang disederhanakan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Alif Lam Mim: Representasi Pesantren dan Santri dalam 4 Film Ini

27 Oktober 2022   18:07 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:42 2771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film terakhir tapi salah satu yang berhasil bikin geleng-geleng kepala karena mengusung tema berbeda. Jika 3 film sebelumnya semi dokumenter, Alif Lam Mim adalah film laga futuristik pertama di Indonesia yang rilis 2015 silam. 

Isinya tidak jauh tentang persahabatan, persaudaraan, serta drama keluarga. Bahkan Pada ajang Festival Film Indonesia 2015, film ini mendapatkan lima nominasi, yaitu Skenario Terbaik (Umbara bersaudara), Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Tanta Ginting), Pemeran Anak Terbaik (Bima Azriel), Tata Suara Terbaik (Khikmawan Santosa dan Novi DRN), serta Efek Visual Terbaik (Sinergy Animation).

Jika 5 menara manampilkan keberhasilan Alif dan teman-temannya di masa mendatang, film ini memiliki perbedaan. Mungkin persamaannya ada pada hubungan sahabat yang terbentuk pada sebuah institusi. 

Alif, Lam dan Mim adalah tiga sahabat dari satu perguruan silat yang dibesarkan pada Pedepokan Al-Ikhlas. Alif dengan sifat keras yang memilih menjadi aparat, Lam yang tenang dengan profesi jurnalis. Sedangkan Mim yang bijak memilih untuk mengabdi dan menjadi guru di pedepokan.

Jika Alif dan teman-teman di film 5 menara menggapai cita-cita dengan aman dan damai, film yang berlatar tahun 2036 ini bercerita saat Indonesia mengalami revolusi pasca perang saudara sehingga berganti nama menjadi Liberalisme. Pada saat itu mereka menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Aparat negara hanya boleh menggunakan peluru karet untuk menindak kejahatan.

Saat itu warga juga wajib menguasai ilmu bela diri tak terkecuali perempuan. Ada beberapa konflik yang diambil, bermula saat ada bom yang meledak di sebuah kafe serta bukti-bukti menunjukkan pada Pedepokan Al-Ikhlas.

Alif pun ditugaskan untuk menangkap guru besar beserta semua orang yang terlibat dalam ledakan bom. Namun Mim meyakini bahwa guru mereka tidak mungkin terlibat dalam peristiwa itu. Lam juga melihat ada kejanggalan dalam kasus ini.

Sungguh sangat mengerikan tema yang diambil, bukan? Tentu saja film ini akhirnya dicekal dan ditakuti pemerintah walau menghasilkan banyak penghargaan.

***

Beberapa film di atas memang belum lengkap untuk menggambarkan keseluruhan hidup pesantren, namun setidaknya cukup untuk membuka pandang kita terhadap sebuah institusi pendidikan berbasis agama. Entah agama apa pun itu, pasti mengajarkan kebaikan, yang salah memang pelakunya bukan agamanya.

Maka dari itu saya tidak akan merekomendasikan film Wanita Berkalung Sorban, Tanda Tanya, The Santri dan beberapa film lain yang mencoreng nama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun