Mohon tunggu...
Cut Syafira Aldina
Cut Syafira Aldina Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Penyuka bacaan berat yang disederhanakan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Pasangan Siap Mental? Yuk Belajar Ilmu Pra-Nikah Bareng 6 Tokoh Ini!

27 Oktober 2021   19:44 Diperbarui: 27 Oktober 2021   20:05 2248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman sekarang pasti udah gak asing lagi dengan istilah pre-marriage talk atau deep conversation antara kamu dan partner yang isinya ngebahas tentang visi misi hidup. 

Secara kita adalah kaum-kaum wanita independent yang selektif dalam memilih suami, ya, kan? Bersyukur untuk kamu yang sudah pernah mendengar istilah pre-marriage talk karena bisa banget diaplikasikan saat jodoh kamu datang melamar kemudian menghalalkanmu.

Tapi gak perlu khawatir untuk yang masih newbie banget dalam dunia pra-pernikahan. Yang merasa:

kayanya gue harus menikah dengan ilmu deh. Kayanya menikah gak hanya tentang aku kamu dan cinta. Kayanya love can't solve every problem deh, bahkan malah nambah problem dan gue harus tau cara fix the problem di dalam dunia pernikahan itu seperti apa.

Nah, tulisan ini akan tertuju pada rekomendasi guru-guru terpercaya yang ahli dalam bidang pernikahan. Sebelum nikah, ada baiknya kita belajar dulu tips dan trik, halangan dan rintangan biar bisa lebih waspada dan siap. Bisa juga untuk pasangan tua yang dulunya gak pernah denger istilah toxic parent atau mau merajut kembali masa-masa indah dulu, boleh banget simak beberapa rekomendasi di bawah ini:

Seorang aktivis dan konselor ketahanan keluarga ini berhasil menyita satu tahun waktu saya selama pandemi periode pertama.

Pulang ke tanah kelahiran dengan membawa berkas skripsi berhasil bikin kepala saya pusing. Alhasil, selagi membantu ibu masak untuk sarapan, sayup-sayup suara-kita sebut ia Ustadz Bendri- yang sedang membahas toxic parent persis memenuhi dapur.

Saat weekend sambil nyetrika baju, insight tentang bagaimana menjadi ibu yang dirindukan berhasil bikin ibu saya nangis dan auto jadi lembut. Wkwkwk. Pembawaan Ustad yang aktif di Rumil Al-Hilya ini nyampe banget ke telinga anak muda tapi cocok juga untuk ibu-ibu. Materi yang dibawa juga terkait kontemporer tapi dibalut dengan bahasa yang mudah dimengerti. Salah satu videonya:

Setelah nonton ini bisa banget ngulik lebih dalam lagi dan siap-siap tercengang dengan ilmu-ilmu baru dari Ustadz Bendri.

Kalau kamu anaknya instagram banget pasti kenal dengan ummu kece nan keren ini. Ummu Balqis aktif share kegiatan sebagai ibu yang produktif, pedagang yang handal dan istri yang salihah di Instagram pribadinya. Kalau liat postingan beliau suka insecure sendiri tapi satu sisi semangat  untuk memperbaiki diri.

Nah, ada salah satu kelas eksklusif namanya Bengkel Diri. Ini jadi salah satu kelas yang membuat nama beliau terkenal di mata anak milenial. Saya belum pernah ngikutin kelas Bengkel Diri, sih. Alasannya, dulu saat tau terkait kelas ini, kantong enggak memadai. Lumayan berat untuk keluarin uang 200-300 ribu bagi mahasiswi semester tengah. Trus kenapa sekarang gak ikut? Hmmm belummmm. Mungkin setelah ini ikutan. Kalian juga yukk!

Ini salah satu video Ummu Balqis, selebihnya bisa kepoin instagramnya:

  • Ayah Irwan

Kalau ustad Bendri dan Ummu Balqis sering bahas masalah keibuan, maka Ayah Irwan bisa disebut sebagai penggiat keayahan. 

Ayah Irwan juga salah satu guru Ustad Bendri yang sering ngisi materi di AQL Center milik Ustad Bachtiar Nashir. Saya pribadi jarang ikutin kajian beliau di youtube karena memang lebih seru dateng langsung, sih. Dua tahun lalu sebelum pandemi Ayah Irwan pernah ngisi tentang luka pengasuhan yang berhasil memantik saya untuk kepoin tentang materi yang sadar gak sadar hadir di tengah-tengah kehidupan kita.

Ini salah satu materi tentang luka pengasuhan:



Jadi kalau lagi mode pre-marriage talk bareng calon, boleh banget nanyain ke DIA tentang luka pengasuhan ini yaa.

Menurut saya, materi dari praktisi neuparenting skill sekaligus konsultan penanggulangan narkoba ini cocok didengerin sama pasangan-pasangan old yang ingin merajut kembali cinta. Karena memang rata-rata pembahasannya pasca marriage bukan pre-marriage. 

Saya beberapa kali senyum kaku pas denger kajian Dr. Aisyah di youtube bareng orang tua. Bahas pillow talk doang padahal, cuma agak malu ya kalau dengerinnya bareng ayah ibu. Niatnya mereka ingin kembali menautkan hati agar lebih mesra, jadi gagal karena ada saya yang sok ngerti sambil nyengir kuda.

Asyiknya, Dr. Aisyah kalau jelasin tentang perbedaan otak wanita dan pria kemudian disambungin dengan parenting itu dapet banget. Sambil ngambil beberapa contoh yang nyata dan dekat dalam kehidupan kita.



5. Elly Risman

Wah ini pakar parenting legend, sih. Kebanyakan Bu Elly bikin kelas-kelas khusus, berbayar dan eksklusif. Memang psikolog dan spesialis pengasuhan anak juga jabatannya, Bund. Kalau Ustadz Bendri aktif di instagram dan nyebarin info kajian bahkan sering bikin live IG kalau lagi ngisi kajian, maka jangan harap itu terjadi pada Bu Elly. 

Mungkin alasannya Bu Elly juga gak bentuk tim konten khusus media sosial jadi gak ada yang handle (butuh bantuan bu? Saya bersedia :))

Alasan lain mungkin juga beliau memang fokus pada lembaga yang ia dirikan yaitu Yayasan Kita dan Buah Hati.

Nah, biasanya Bu Elly lebih memberikan materi-terkait fenomena yang terjadi serta solusinya. Misal bahaya gadget, bahaya pornografi, bahaya LGBT dan segala fenomena negatif yang telah terjadi di dunia keluarga. Karena kerap kali Bu Elly memperbaiki sesuatu yang sudah rusak, bukan mengedukasi dari dasar.

  • Ustad Budi Ashari

Untuk sampai ke tingkat dengerin kajian Ustad Budi Ashari, berarti kita uda terasah banget dengerin tips-tips remeh dari Ummu Balqis tentang money management atau belajar jadi ibu yang dirindukan bareng Ustadz Bendri. 

Karena mau gak mau, Ustad Budi ngajarin kita bagaimana melahirkan anak sebagai penerus peradaban Islam. Tujuannya bukan lagi agar anak betah di rumah, bukan lagi agar anak terhindar dari kecanduan gadget, tapi bagaimana anak mampu bermanfaat untuk ummat, mampu memperbaiki ummat dan bisa menjadi pemimpin bangsa. 

Berat? Banget ... Jadi bersyukurlah kalau temen-temen yang udah khatam dengerin kajian, kelas, pembekalan dari beberapa guru yang saya rekomendasiin sebelumnya. Karena wellcome to keluarga sesungguhnya!!


Gitu aja dulu. Kalau uda pada dengerin, boleh kita sharing bareng ya....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun