Mohon tunggu...
Cut Syafira Aldina
Cut Syafira Aldina Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Penyuka bacaan berat yang disederhanakan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Upgrade Otak Saat Pandemi, Inilah Rekomendasi Channel Youtube Bikin Kritis

11 Maret 2021   16:01 Diperbarui: 11 Maret 2021   16:51 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya heran, selama pandemi moral bangsa jadi makin turun bukan malah membaik. Mulai dari netizen yang suka banget ngurusin hidup artis, trending youtube yang gak bermanfaat sama sekali, sampai kehidupan orang luar negeri yang jadi bual-bualan hangat netijen Indonesia berminggu-minggu. Salah satu faktornya karena kita lagi pada bosen banget habisin waktu selama setahun dengan rutinitas yang sama. Apalagi bagi mahasiswa semester akhir yang skripsinya gak di-aprove sama dosen sampai gak bisa ikutan wisuda tahun ini.

Berakhir dengan pasrah wee dengan kondisi. Gulir teruss itu gawai sampai mata merah, dengan gak ngikutin berita hangat para artis yang jadi korban selingkuh kayaknya gak bisa bernapas gitu. Padahal banyak channel youtube yang bikin kita jadi lebih kritis dan berubah haluan dari julid menjadi kaum intelek. Mau tau? Yuk simak 5 rekomendasinya:

  • Gita Wirjawan

Salah satu konten yang dibawa Pak Gita dengan judul Endgame sangat menarik untuk mengasah otak. Membuka cakrawala millennials agar lebih produktif, empati pada lingkungan, semangat bekerja, insight tentang bisnis, entertainment, serta ilmu-ilmu tentang pendidikan di Indonesia. Kalau mau menonton video dengan lighting yang baik, sound jelas dan isi percakapan yang berisi, Channel Pak Gita sangat tepat untuk menjadi pilihan. Bukan hanya itu, isi obrolannya juga berisi serta mampu memberikan value bagi pendengar. Tidak hanya ketawa-ketawa tanpa nilai yang terkandung, malah memberikan dampak buruk seperti mengobrol sambil minum amer misalkan. Canda amer.

  • Remotivi

Untuk pecinta dunia julid akan keanehan sinetron-sinetron Indonesia, Remotivi mewakili kalian wahai netijen. Bedanya kaum intelektual dengan kaum asal nyablak adalah riset yang panjang dari berbagai jurnal. Bagi Remotivi, industri televisi belum mampu menyuguhkan tayangan yang informatif, mendidik, dan menghibur tanpa melecehkan pihak lain. Bahkan Rapotivi lahir sebagai wadah aduan masyarakat yang melihat tayangan-tayangan dengan unsur pelanggaran privasi, pelanggaran kekerasan dan eksploitasi media yang dilakukan oleh pemilik untuk kepentingan politis. Jika kita sibuk berkomentar betapa tidak masuk akalnya adegan tabrakan tokoh utama yang terkesan dipaksa dengan julidan tiada henti, maka Remotivi berhasil merangkum segala masalah Layar kaca dengan video yang rata-rata berdurasi delapan menit tapi padat wawasan.

  • Gita Savitri Devi

Saya sendiri sudah lama tidak mengikuti channelnya Gitasav. Karena makin kesini, penyampaian Gitasav terlalu mengintimidasi perempuan-perempuan konservatif dengan argument yang saya rasa kurang pantas. Apalagi beberapa pemikirannya yang tercampur dengan budaya luar berhasil menunjukkan jati dirinya. Lalu kenapa saya rekomendasi kan? karena untuk temen-temen yang mau berpikir kritis, mendengar pola pikir yang disampaikan Gitasav bisa membentuk pola pikir temen-temen untuk kritis. Salah satu videonya yang membahas tentang Critical thinking berjudul: Gimana caranya Berpikir Kritis? Beropini eps. 53.

Sekali lagi, saya tidak menganjurkan temen-temen menelan mentah-mentah apa yang dikatakan Gitasav dalam segmen beropini episode apapun. Tapi yang saya rekomendasikan adalah caranya membuat pola kritis di dalam otak.

  • Murabbians

Jika channel Gitasav dalam konten beropini banyak berpendapat tentang Humanity in the liberalis way wkwk, maka Channel Murabbians menjadi jawaban paling tepat untuk teman-teman dengarkan. Kemanusiaan seperti apa yang seharusnya kita jalani? Sampai mana batas kemanusiannya? Maka saya merekomendasikan tayangan video kajian Ustad Akmal Sjafril-pendiri Indonesia Tanpa JIL-yang berada di channel ini. 

Misalnya, video dengan judul Humanity Above Religion, Really? 


Ustad Akmal akan mengutarakan fenomena ideologi humanisme yang salah jalan. Mereka menganggap agama adalah sumber kekerasaan, tapi gak mau membicarakan kekerasaan tentang sekulerisme, rasisme. Dan agama Islam yang selalu menjadi sasaran.

Ada sekitar 3 atau empat video yang membahas tentang pemikiran. Temen-temen pasti dapat merasakan pembentukan kerangka pemikiran setelah mendengar video kajiannya. Jika sudah, jangan lupa kepoin kajian-kajian lainnya yang diisi oleh Ustad Akmal Sjafril di Channel youtube atau mendengar podcast yang masuk dalam list artikel saya kemarin. Klik disini kalau mau bacaa.

Dijamin setelah berkenalan dengan Ustad Akmal Sjafril, teman-teman tidak akan pernah tidur nyenyak karena selagi tidur, otak pun terasa masih kritis. Canda otak.

  • Narasi TV

Siapa yang tidak kenal dengan Mba Nana? Atau nama panjangnya Najwa Shihab. Anak dari Ulama besar Indonesia yang kotriversial karena statement “Jilbab tidak wajib” ini. Terlepas dari itu, Mba Nana aktif mengkritik keadaan Indonesia pada acara miliknya sendiri di televisi. Namun, Mba Nana melebarkan sayap di dunia youtube juga. Narasi Tv namanya. Serupa dengan acaranya di Tv, maka Narasi Tv juga dibawakan langsung oleh Najwa Shihab, membahas tentang politik, hukum, sosial, religi dan isu-isu actual lainnya dengan kemasan yang menghibur juga insightful.


Gimana? Setelah dengerin video mereka, masih merasa kepo dengan berita para artis? Atau lebih kritis dalam memilih dan memilah informasi sampai bisa diteliti dengan judul Jurnal analisa kritis kasus Perselingkuhan yang terjadi saat pandemi. Kalau iya, komen yuk mau rekomendasi apaaa lagi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun