Mohon tunggu...
Tcut Ricky Firsta Rijaya
Tcut Ricky Firsta Rijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa -

24 Maret 1994, Mahasiswa Di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sejak 2017. Pencinta Makanan dan Jalan - Jalan, Orangnya Montok. Putra Kelahiran Tapaktuan dan Tinggal di Kota Banda Aceh. Hubungi Saya : rijaya.tcutricky@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Apache 13, Band Folk Asal Aceh yang Lahir dari Kepedulian Sosial

26 Juli 2018   17:48 Diperbarui: 27 Juli 2018   00:46 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apache 13, foto by berisik.id

Lahir empat tahun silam, Apache13 adalah band asli dari Aceh. Lirik-liriknya yang menggunakan bahasa daerah membuat band yang beranggotakan Nazar Shah Alam(vokal), Ikram Fahmi (perkusi), Amek Barli (gitar), Teuku Munawar (gitar), Dharma Putra (bass) ini cukup dikenal oleh masyarakat Aceh. Tim berisik.id mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan band folk ini.

Apache13 itu seperti apa dan sudah ada sejak kapan (sejarahnya)?

Apache13 adalah band folk yang lahir dari proses kepedulian sosial. Di awal, grup ini dibentuk hanya sebatas untuk mengamen demi menolong korban-korban bencana. Juga sebagai pengisi panggung-panggung amal. 

Baru pada tahun 2013, Apache13 mendapatkan banyak kesempatan mengisi acara-acara kampus dan acara non-formal anak-anak muda di sekitaran Banda Aceh-Aceh Besar. Sejak itulah, Nazar dan Ikram sebagai pendiri bersepakat untuk mengukuhkan Apache13 sebagai band yang punya tujuan jelas.

Kenapa Apache13 namanya?

Terinspirasi dari kekuatan, keberanian, dan keteguhan suku Apache dalam berjuang, maka kami memakai nama Apache. Maka kami memanggil personil dengan sebutan "suku". Angka 13 dipakai sebagai penanda tahun pertama band ini mendapatkan panggung komersial. Selain itu, angka 13 juga menjadi pembeda antara Apache13 dan nama-nama produk dan merek lainnya.

Target pendengar karya Apache 13 siapa saja?

Target utama pendengar Apache13 adalah anak muda. Selain itu juga masyarakat secara umum. Makanya, lirik-lirik lagu Apache13 dibuat ringan agar mudah dikonsumsi oleh semua khalayak. Chord-chord lagu Apache13 juga tidak rumit. Itu dimaksudkan agar siapa pun bisa menikmati dan memainkan lagu Apache13 dalam keseharian mereka.

Bisa diceritakan tentang proses kreatif Apache13 dalam berkarya, misal:

Bagaimana proses penggarapan musik dan liriknya?

Seperti band-band lain juga, ketika seseorang di antara kami punya ide, kami diskusi, lalu bersama-sama menuangkan ide tersebut ke dalam lagu. Musik secara umum digarap bersama. Lirik disepakati bersama. 

Kecuali itu memang terkadang ada lagu-lagu tertentu yang sudah matang di kepala salah seorang dari kami, kemudian dibawa ke suku. Tugas suku hanya menggarap musik agar lebih baik dan memperbaiki lirik yang mungkin masih perlu diperkuat.

Lagu-lagu dari Apache13 sebagaian besar menceritakan tentang apa?

Secara umum, lagu Apache13 berbicara tentang realitas masyarakat di Aceh di semua tingkat. Kita membagi segmentasi menurut konsumen tertentu. Artinya, mahasiswa punya lagunya, masyarakat umum kita beri lagunya, remaja yang dimabuk cinta kita berikan haknya, dan paling penting bagi mereka yang tingkat berpikirnya sudah tinggi terhadap lagu itu juga kita coba berikan lagu tertentu untuk mereka.

Bagaimana proses merilis albumnya?

Kita sudah rekaman setahun, baru kemudian bikin video klip. Perjuangan besar ketika itu. IMM sebagai produser kemudian menalangi banyak kebutuhan kita. Tanda Seru Management, tempat Apache13 bernaung, membuka banyak cara bagi kita untuk merilis album perdana. Kami bersyukur trik-trik yang digunakan Tanda Seru berhasil di pasar.

Kalau melihat dari karya-karya yang beredar di internet, lagu-lagi dari Apache13 menggunakan bahasa Aceh dalam menyampaikan lirik. Kenapa memilih menggunakan bahasa lokal? Apakah ada karya yang menggunakan bahasa selain bahasa Aceh?

Saat itu, musik Aceh dalam pengaruh besar lagu-lagu yang berpotensi merusak bahasa daerah dan mengandalkan musik-musik plagiat. Kami merasa perlu memperbaiki keadaan ini. Materi-materi kami memang berbahasa Aceh total, tidak mencampur-baurkan bahasa. Ada beberapa lagu selain bahasa Aceh, tapi masih belum tepat kami rasa untuk membagikannya kepada masyarakat.

Menurut Apache13, bagaimana respons teman-teman musisi di Aceh dan juga masyarakat Aceh, terutama anak mudanya? Adakah sebutan khusus untuk fan dari Apache13?

Sejauh ini banyak yang mendukung pergerakan Apache13 di industri musik Aceh. Penerimaan karya-karya kita di pasar cukup baik. Itu juga bisa dibuktikan dengan lahirnya fanbase Apache13 di berbagai daerah atas inisiatif mereka sendiri. Fan Apache13 kami sebut Apachian.

Menurut teman-teman Apache13, bagaimana kondisi skena musik di Aceh dan juga Indonesia sekarang ini, terutama yang memakai bahasa lokal?

Di Aceh tidak ada perkembangan signifikan. Memang banyak kemunculan, tapi tidak terlalu banyak inovasi. Masih epigon pada yang sudah-sudah. Barangkali mereka percaya bahwa materi musik dan lirik yang mudah diterima di Aceh begitu-begitu saja. Padahal kita sudah membuktikan bahwa muncul dengan cara berbeda, artinya punya inovasi baru, juga bisa diterima.

Di Indonesia secara umum baik. Ada banyak daerah yang sudah sejak lama membuat lagu-lagu berbahasa daerah namun diterima baik oleh masyarakat pendengar yang bahkan bukan dari daerah itu sendiri.

Bagaimana strategi Apache13 dalam mendistribusikan karya-karyanya?

Kita mandiri. Semua diurus oleh manajemen dan personil ikut membantu. Jadinya kita bisa memotong beberapa jalur agensi yang selama ini sedikit memperkeruh pasar.

Apakah teman-teman Apache13 membuka peluang kolaborasi dengan pihak lain? Kalau iya, bagaimana caranya untuk bisa berkolaborasi? Selain karya musik, adakah karya lain yang diproduksi oleh teman-teman Apache?

Selalu terbuka kemungkinan itu. Selama masih sama prinsip, yaitu menjunjung setinggi-tingginya nilai orisinal, kita welcome. Setelah musik, besar kemungkinan Apache13 akan merambah dunia film. Kami kira Aceh sudah butuh nutrisi baru di bidang ini. Wajib diperbaiki.

Apa rencana terdekat dari Apache13 saat ini?

Saat ini kita sedang fokus menggarap dan mempersiapkan peluncuran album kedua. Selain itu juga menyiapkan tim untuk konser di beberapa kota.

Apakah ada pesan-pesan dari Apache13 untukremaja Indonesia?

Kami selalu berharap remaja Indonesia menjadi remaja yang kreatif, berkarya dengan baik, bangga dengan prestasi-prestasi baik. Tentu juga mereka tidak boleh terlibat dengan perilaku buruk, apa pun itu dan untuk alasan apa pun itu.

***

www.berisik.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun