Lahir empat tahun silam, Apache13 adalah band asli dari Aceh. Lirik-liriknya yang menggunakan bahasa daerah membuat band yang beranggotakan Nazar Shah Alam(vokal), Ikram Fahmi (perkusi), Amek Barli (gitar), Teuku Munawar (gitar), Dharma Putra (bass) ini cukup dikenal oleh masyarakat Aceh. Tim berisik.id mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan band folk ini.
Apache13 itu seperti apa dan sudah ada sejak kapan (sejarahnya)?
Apache13 adalah band folk yang lahir dari proses kepedulian sosial. Di awal, grup ini dibentuk hanya sebatas untuk mengamen demi menolong korban-korban bencana. Juga sebagai pengisi panggung-panggung amal.Â
Baru pada tahun 2013, Apache13 mendapatkan banyak kesempatan mengisi acara-acara kampus dan acara non-formal anak-anak muda di sekitaran Banda Aceh-Aceh Besar. Sejak itulah, Nazar dan Ikram sebagai pendiri bersepakat untuk mengukuhkan Apache13 sebagai band yang punya tujuan jelas.
Kenapa Apache13 namanya?
Terinspirasi dari kekuatan, keberanian, dan keteguhan suku Apache dalam berjuang, maka kami memakai nama Apache. Maka kami memanggil personil dengan sebutan "suku". Angka 13 dipakai sebagai penanda tahun pertama band ini mendapatkan panggung komersial. Selain itu, angka 13 juga menjadi pembeda antara Apache13 dan nama-nama produk dan merek lainnya.
Target pendengar karya Apache 13 siapa saja?
Target utama pendengar Apache13 adalah anak muda. Selain itu juga masyarakat secara umum. Makanya, lirik-lirik lagu Apache13 dibuat ringan agar mudah dikonsumsi oleh semua khalayak. Chord-chord lagu Apache13 juga tidak rumit. Itu dimaksudkan agar siapa pun bisa menikmati dan memainkan lagu Apache13 dalam keseharian mereka.
Bisa diceritakan tentang proses kreatif Apache13 dalam berkarya, misal:
Bagaimana proses penggarapan musik dan liriknya?
Seperti band-band lain juga, ketika seseorang di antara kami punya ide, kami diskusi, lalu bersama-sama menuangkan ide tersebut ke dalam lagu. Musik secara umum digarap bersama. Lirik disepakati bersama.Â