Profesi keperawatan merupakan salah satu pilar utama dalam sistem pelayanan kesehatan. Sebagai garda terdepan dalam memberikan asuhan kesehatan, perawat memainkan peran krusial yang tidak hanya menuntut kompetensi teknis tetapi juga empati yang mendalam. Sayangnya, citra profesi keperawatan di Indonesia kerap kali diliputi stigma negatif yang mengurangi apresiasi masyarakat terhadap kontribusi nyata perawat. Artikel ini bertujuan untuk mengkritisi dan sekaligus mengangkat citra profesi keperawatan di Indonesia melalui pendekatan kompetensi profesional dan nilai kasih sayang. Kompetensi adalah elemen mendasar dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan. Kompetensi ini mencakup pengetahuan ilmiah, keterampilan klinis, serta kemampuan pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien (Black & Chitty, 2019). Menurut penelitian oleh Kieft et al. (2014), kualitas interaksi antara perawat dan pasien sangat bergantung pada kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berbasis bukti. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan perawat menjadi kunci utama untuk meningkatkan profesionalisme dalam profesi ini.
Di Indonesia, upaya penguatan kompetensi perawat telah dilakukan melalui pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di institusi pendidikan keperawatan. Selain itu, program sertifikasi dan pelatihan lanjutan juga menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa perawat memiliki standar kompetensi yang diakui secara internasional (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Selain kompetensi, kasih sayang atau empati adalah nilai yang membedakan profesi keperawatan dari profesi kesehatan lainnya. Empati memungkinkan perawat untuk memahami kebutuhan emosional pasien, sehingga dapat memberikan dukungan psikologis yang sesuai. Menurut Neumann et al. (2012), empati yang ditunjukkan oleh perawat dapat meningkatkan kepuasan pasien, mempercepat proses penyembuhan, dan memperkuat hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan.
Sayangnya, tekanan kerja yang tinggi dan beban administrasi sering kali mengurangi kesempatan perawat untuk menunjukkan empati kepada pasien. Hal ini menjadi tantangan besar dalam menjaga citra positif profesi keperawatan. Oleh karena itu, pengelolaan beban kerja dan peningkatan kesejahteraan perawat harus menjadi prioritas dalam kebijakan kesehatan nasional. Salah satu faktor yang memengaruhi citra negatif profesi keperawatan adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang peran perawat. Banyak masyarakat yang masih menganggap perawat sebagai "pembantu dokter" yang hanya menjalankan tugas administratif. Padahal, perawat memiliki tanggung jawab mandiri dalam asuhan keperawatan, termasuk diagnosis keperawatan, perencanaan intervensi, dan evaluasi hasil (Potter & Perry, 2021).
Edukasi publik menjadi solusi strategis untuk mengubah stigma ini. Kampanye melalui media massa dan media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan informasi tentang peran penting perawat dalam sistem kesehatan. Selain itu, cerita inspiratif dari perawat yang telah memberikan dampak positif bagi pasien juga dapat membantu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap profesi ini. Regulasi dan kebijakan yang mendukung profesionalisme perawat juga memainkan peran penting dalam meningkatkan citra profesi ini. Di banyak negara maju, perawat diakui sebagai mitra sejajar dalam tim kesehatan melalui pemberian otonomi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan klinis. Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi perawat tetapi juga memperbaiki kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan (World Health Organization, 2020).
Citra profesi keperawatan di Indonesia dapat ditingkatkan melalui kombinasi kompetensi profesional dan nilai kasih sayang yang diterapkan secara konsisten dalam praktik keperawatan. Selain itu, edukasi publik, penguatan regulasi, dan pengelolaan beban kerja juga menjadi faktor pendukung yang tidak kalah penting. Dengan demikian, profesi keperawatan dapat menjadi profesi yang dihormati dan diakui sebagai salah satu pilar utama dalam sistem kesehatan Indonesia.
Referensi:
Black, B. P., & Chitty, K. K. (2019). Professional nursing: Concepts and challenges. Elsevier Health Sciences.
Kieft, R. A. M. M., de Brouwer, B. B. J. M., Francke, A. L., & Delnoij, D. M. J. (2014). How nurses and their work environment affect patient experiences of the quality of care: A qualitative study. BMC Health Services Research, 14(1), 1--10. https://doi.org/10.1186/1472-6963-14-249Â
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Standar kompetensi perawat. https://gustinerz.com/standar-kompetensi-perawat-kemenkes-2020/Â
Neumann, M., Edelhuser, F., Tauschel, D., Fischer, M. R., Wirtz, M., Woopen, C., Haramati, A., & Scheffer, C. (2012). Empathy decline and its reasons: A systematic review of studies with medical students and residents. Academic Medicine, 86(8), 996--1009. https://doi.org/10.1097/ACM.0b013e318221e615Â
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2021). Fundamentals of nursing. Elsevier Health Sciences.