Meureubo -(20/05/22) Seorang ibu paruh baya di desa Ujong Tanoh Darat, tidak pernah mendapat prihatin dari pemerintah Aceh Barat. Hidup di rumah yang sangat sederhana dan tidak memilki properti apapun.
Ratih Salamiah, merupakan salah satu warga kurang mampu yang tinggal di desa Ujong Tanoh Darat, kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Ia merupakan warga yang tidak pernah merasakan sama sekali bantuan dari pemerintah.Â
Sejak 2005 silam usai Tsunami melanda Aceh, ia dan keluarganya pindah ke Ujong Tanoh Darat. Lantaran rumah nya dahulu yang berada di Desa Ujong Kalak, sudah di hantam obak Tsunami dan tanah tersebut sudah di jual untuk pindah ke desa Ujong Tanoh Darat.Â
Ibu Ratih sendiri memiliki anak 3 orang, serta masih mengurus ibu nya yang sudah sangat renta. Kini Ratih dan anak-anak nya berjuang dengan membuat kerupuk kuning sebagai mata pencaharian utama. Lantaran suami Ratih sudah meninggal dunia akibat Tsunami yang melanda tahun 2004 silam.
Sejak 2005 Ratih tinggal di sebuah rumah kayu sederhana, bahkan ia tidak memiliki perabot apapun selain tempat tidur. Pada tahun 2018 Ratih merehab rumah nya menjadi semi permanen di bantu oleh Abang nya saat itu.Â
Namun dengan kata lain Ratih masih tergolong orang yang kurang mampu ( miskin ), dia tidak mempunyai harta benda apapun selain sepeda tua untuk dia berbelanja dan bepergian.Â
" Jangan kan motor, makan saja saya sulit bisa satu hari kami tidak makan karena tidak ada beras di rumah. Mau bagaimana keadaan yang membuat saya begini, bukan tidak mau merubah nasib umur saya yang sudah tua serta saya yang juga gak bisa melakukan pekerjaan berat lagi, terpaksa saya berjualan kerupuk ini untuk kebutuhan hidup keluarga saya. Memang hasil nya tidak seberapa, tapi semua ini saya lakukan demi membiayai sekolah anak saya dan merawat ibu saya yang sedang sakit" ujar Ratih saat kami datangi.
Banyak dari tetangga nya yang kasihan melihat nasib keluarga Ratih, namun tetangga Ratih enggan membantu Ratih yang kesusahan lantaran mereka juga bukan orang kaya.Â
Dari beberapa mahasiswa dan aparatur desa sering berkunjung ke rumah Ratih untuk memberikan santunan dan bantuan sembako kering, hal demikian di sambut positif oleh keluarga Ratih yang serba kekurangan.Â
Dagangan kerupuk Ratih pun tidak setiap hari laku, lantaran ketika Ratih tidak mempunyai modal lagi dia harus menghentikan sementara produksi. Di tambah lagi dengan faktor cuaca ketika hujan, dan harga bahan kerupuk yang tiba-tiba naik di pasaran .
Bahkan Ratih mengaku bahwa ia tidak pernah mendapat bantuan baik berupa uang ataupun sembako dari  pemerintah Aceh Barat . Hal ini yang membuat Ratih sangat kecewa, lantaran ia sering melihat diri nya di kucilkan sedangkan beberapa tetangganya mendapatkan bantuan tersebut .Â
Ia sangat berharap kepada pemerintah, agar segera memberikan bantuan berupa rumah atau santunan uang PKH (Progam keluarga Harapan) atau BLT (Bantuan langsung Tunai). Sebagai warga kurang mampu ia merasa pantas mendapatkan hak nya tersebut dari pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H