Mohon tunggu...
cutrahmaiza
cutrahmaiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kutipan dalam Bahasa Indonesia

9 Desember 2024   13:35 Diperbarui: 9 Desember 2024   13:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Pengertian Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

Kutipan Langsung adalah kutipan yang diambil dari sumber asli dan disalin secara verbatim, tanpa perubahan. Kutipan ini biasanya disertai dengan tanda kutip ("...") untuk menunjukkan bahwa kalimat tersebut diambil persis seperti aslinya. Dalam penulisan jurnalistik, kutipan langsung sering digunakan untuk memperkuat argumentasi atau menyajikan pendapat tokoh penting yang relevan dengan topik.

Contoh Kutipan Langsung:

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, "Pendidikan di Indonesia harus terus bertransformasi untuk mengikuti perkembangan zaman."

Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang merangkum atau menyampaikan kembali informasi atau pendapat seseorang dengan menggunakan kata-kata sendiri, tanpa mengubah makna aslinya. Kutipan ini tidak menggunakan tanda kutip dan biasanya lebih ringkas.

Contoh Kutipan Tidak Langsung:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, menekankan pentingnya transformasi pendidikan di Indonesia agar dapat mengikuti perkembangan zaman.

2. Fungsi dan Tujuan Penggunaan Kutipan

Penggunaan kutipan dalam penulisan jurnalistik memiliki beberapa fungsi dan tujuan, antara lain:

Memperkukuh Argumentasi: Kutipan langsung atau tidak langsung dari sumber yang terpercaya dapat memperkuat argumen yang disampaikan dalam artikel.

Menambah Keaslian dan Kredibilitas: Dengan menyertakan kutipan dari tokoh atau sumber yang relevan, artikel akan terasa lebih sahih dan kredibel di mata pembaca.

Memberikan Perspektif Lain: Kutipan memungkinkan penulis untuk menyampaikan berbagai perspektif yang memperkaya isi artikel. Ini penting untuk artikel yang membahas topik-topik kontroversial atau beragam pendapat.

Memberikan Suara Ahli: Kutipan dari narasumber yang memiliki keahlian di bidang tertentu memberikan bobot lebih pada artikel tersebut dan menunjukkan bahwa informasi yang diberikan sudah melalui proses penelitian atau wawancara dengan ahli.

3. Perbedaan Penulisan Sumber Kutipan dari Satu Penulis dan Tiga Penulis

Dalam penulisan kutipan akademis atau jurnalistik, cara penulisan sumber kutipan akan berbeda tergantung pada jumlah penulis yang dikutip. Berikut adalah perbedaannya:

Satu Penulis:

Jika sumber kutipan berasal dari satu penulis, cukup menyebutkan nama penulis tersebut dan tahun publikasi karya yang dikutip. Penulisan ini lebih sederhana dan langsung.

Contoh Penulisan:

Menurut Sutanto (2020), teknologi digital memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.

Tiga Penulis:

Jika kutipan berasal dari karya yang ditulis oleh lebih dari satu penulis, terutama tiga penulis, maka penulisan kutipan biasanya mencantumkan nama ketiga penulis tersebut, diikuti dengan tahun publikasi. Terdapat dua cara untuk menuliskan kutipan dengan tiga penulis, yaitu menuliskan nama ketiga penulis secara langsung atau menggunakan et al. (dan lainnya).

Contoh Penulisan:

Dengan Menyebutkan Semua Nama Penulis:

Penelitian oleh Nugroho, Wijaya, dan Sari (2021) menunjukkan bahwa perubahan iklim mempengaruhi sektor pertanian di Indonesia.

Dengan Menggunakan "et al.":

Penelitian oleh Nugroho et al. (2021) menunjukkan bahwa perubahan iklim mempengaruhi sektor pertanian di Indonesia.

Penggunaan "et al." hanya digunakan jika ada lebih dari dua penulis. Ini bertujuan untuk menyederhanakan penulisan dan menghindari kesan repetitif.

4. Perbedaan Cara Menuliskan Sumber Kutipan di Depan atau Belakang Kutipan

Dalam penulisan jurnalistik atau akademis, cara menulis sumber kutipan dapat diletakkan di depan atau belakang kutipan, dan masing-masing memiliki aturan yang berbeda.

Menuliskan Sumber Kutipan di Depan:

Jika sumber kutipan ditempatkan di depan kutipan, biasanya menggunakan bentuk kalimat yang lebih naratif. Ini berarti bahwa sumber tersebut disebutkan terlebih dahulu sebelum kutipan yang diambil.

Contoh:

Menurut peneliti ternama, John Doe (2019), "Pendidikan yang efektif adalah yang mampu mengintegrasikan teknologi dengan cara yang tepat."

Menuliskan Sumber Kutipan di Belakang:

Sumber kutipan yang diletakkan di belakang lebih sering digunakan dalam penulisan yang lebih formal dan di dalam tanda kurung. Setelah kutipan, baru disebutkan sumber kutipan tersebut.

Contoh:

"Pendidikan yang efektif adalah yang mampu mengintegrasikan teknologi dengan cara yang tepat" (Doe, 2019).

Perbedaan ini lebih tergantung pada gaya penulisan yang digunakan oleh jurnal atau lembaga yang mengatur penulisan artikel. Untuk artikel jurnalistik, biasanya penulis lebih sering menggunakan penulisan di depan kutipan, sementara untuk penulisan akademis atau ilmiah, penulisan di belakang kutipan lebih umum.

DAFTAR PUSTAKA

Subekti, T. (2017). Penulisan Jurnalistik: Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Media Utama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiyono, S. (2018). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun