Mohon tunggu...
Cut Kharisa Maharani
Cut Kharisa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030083 Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga

Perempuan yang berjuang melawan dirinya sendiri untuk terus maju menjadi versi yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memori Manis: Suasana Libur Lebaran di Pelosok Desa

18 April 2024   16:50 Diperbarui: 18 April 2024   19:42 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun, ketika bulan Ramadan mendekati akhirnya, masyarakat Indonesia mempersiapkan diri untuk merayakan salah satu momen paling penting dalam agama Islam: Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Lebaran tidak hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga merupakan momen yang sangat berarti secara sosial dan budaya di Indonesia. Salah satu tradisi yang melekat kuat dalam masyarakat Indonesia adalah mudik, yaitu perjalanan pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga saat libur Lebaran.


MUDIK

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Tradisi mudik ini tidak hanya sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga memiliki makna yang sangat mendalam. Bagi banyak orang, mudik adalah saat yang dinantikan sepanjang tahun, di mana mereka bisa bersatu kembali dengan keluarga dan sanak saudara yang mungkin telah terpisah jauh selama beberapa waktu.

Ini adalah waktu di mana ikatan keluarga dan kebersamaan diutamakan, dan di mana nilai-nilai seperti kesetiaan, pengampunan, dan kasih sayang menjadi pusat perhatian. 

Begitu juga dengan pengalaman saya yang tidak melewatkan momen tahunan menarik ini, saya akan berbagi cerita sedikit mengenai perjalanan dan pengalaman saya dan keluarga ke kampung halaman rumah nenek yang ada di Banyusoco, Gunung Kidul, DIY.

Pernah mendengar kabupaten Gunung Kidul sebelumnya? Jika sudah, apa yang terlintas pertama kali saat mendengarnya? Mungkin kata pelosok, jauh, hutan dan berbagai kata lainnya.

Dan memang itulah kenyataannya, ketika akan menuju rumah nenek kami melewati berbagai hutan pohon jati yang tersusun dengan rapi sehingga terlihat seperti garis lurus. Setelahnya kami menuruni gunung yang menghilangkan sinyal untuk kami dapat menggunakan internet, namun dibalik itu semua, sudah terasa pula suasana desa yang menyambut kami dengan baik dan penuh kasih sayang.

Kami sampai di rumah nenek pada hari ke 3 sebelum lebaran. Di rumah nenek juga ada keluarga kakak dari ayah saya yang memang tinggal di sana untuk menjaga nenek. Menikmati buka puasa bersama, shalat tarawih di masjid, dan membaca Al-Qur'an pun dapat kami lakukan bersama-sama di kampung halaman.

TAKBIRAN

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Takbiran adalah salah satu tradisi yang sangat istimewa dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Indonesia. Tradisi ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian perayaan akhir Ramadhan dan kedatangan Idul Fitri. Takbiran biasanya dilakukan pada malam terakhir bulan Ramadhan atau malam sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Selama Takbiran, umat Islam berkumpul di masjid-masjid, lapangan terbuka, atau bahkan di jalanan untuk bersama-sama melantunkan takbir, yaitu ucapan "Allahu Akbar" yang artinya "Allah Maha Besar". Takbir ini dilantunkan dengan penuh khidmat dan kegembiraan sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun