Banda Aceh – Komisariat Bersama (Kombes) HMI Cabang Banda Aceh menggelar diskusi akbar bertajuk “Memahami Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) sebagai Pembentuk Moral dalam ber-HMI”, di Kantor HMI Cabang Banda Aceh, Neusu Jaya. Rabu, (6/5). Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menjalin silaturrahmi dan koordinasi antar komisariat di HMI Cabang Banda Aceh serta memperdalam pemahaman tentang NDP. Diskusi sekaligus Follow Up ini mendapat antusias besar dari seluruh kader HMI Cabang Banda Aceh, hal ini terlihat pada peserta yang memenuhi Aula Insan Cita hingga ke bagian luar ruangan. Turut dihadiri oleh alumni-alumni, di antaranya Kanda Rahman Hakim (Trainer Indobrain Institute), Yunda Juliani Jacob (Mantan Ketua Umum KOHATI Cabang Banda Aceh) dan Kanda Drs. TM. Ridha Ramli (Presidium KAHMI Aceh) sebagai pembicara utama.
Acara yang dikoordinatori oleh Derri Sudarma ini dimulai pada pukul 20. 45 WIB dan dibuka oleh MC (Anggi Destiana, Ketua KOHATI FKIP Unsyiah) dan diawali dengan mendengarkan pembacaan ayat Alquran oleh Nopri Hariadi. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne HMI yang dipandu oleh dirijen (Cut Ika Mauliza) dengan hikmat.
Setelah rangkaian acara pembukaan selesai, diskusi dipandu oleh moderator, Zulfahmi, S.IP. Sebelum itu forum diajak untuk menyanyikan beberapa lagu perjuangan HMI untuk membakar semangat peserta forum, seperti Lagu Sang Hijau Hitam dan All The Moslem yang dipandu oleh Yunda Juliani Jacob. Sesi diskusi pertama diisi oleh Kanda Ridha Ramli yang dimulai dengan membaca surah Al-Fatihah dan shalawat kepada Rasul yang dilakukan secara bersama-sama, suasana forum pun menjadi hikmat kembali. Fenomena kekrisisan moral dalam kehidupan kampus dan lingkungan kemahasiswaan dewasa ini memberikan berbagai penilaian negatif terhadap mahasiswa sebagai kaum terdidik. Penilaian tersebut juga tak luput untuk kalangan mahasiswa dari golongan pelopor bangsa yakni dari backgroundmahasiswa yang terhimpun dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kadang, sebagai seorang kader kita lupa dengan amanah yang tercantum pada 5 Kualitas Insan Cita dan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI. NDP adalah style pemahaman HMI dalam menjabarkan nilai-nilai Islam dalam realitas sosial Indonesia.
Menurutnya, masalah-masalah yang dialami selama berproses janganlah dianggap sebagai mudharat, namun ambil hikmah sebagai pembelajaran agar kita menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dalam materinya, Ia menjabarkan bahwa NDP itu sendiri telah mengalami beberapa kali perubahan nama, seperti Tafsir Azas (1957), Kepribadian HMI (1962), Garis-Garis Pokok Perjuangan (1966), Draft Awal NDP (1969), Gambaran Insan Cita & Tafsir Tujuan HMI (1969 & 1971), Nilai Identitas Kader (NIK) (1986), dan menjadi Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) kembali (1999) . “Perumus NDP yang memiliki karakteristik berbeda-beda pun menjadi hal yang unik untuk dikaji. Seperti Nur Kholis Madjid atau yang biasa disebut Cak Nur, beliau adalah seorang tokoh yang sangat elegan, selalu berwibawa dalam berpenampilan, sehingga dikategorikan dalam tipe Intelektual Islam. Perumus NDP lainnya adalah Syakib Mahmud, yang merupakan perumus NDP satu-satunya yang masih hidup, berbeda dengan Cak Nur, beliau selalu berpenampilan sederhana, sehingga dikategorikan ke dalam tipe Sufistik-Tasawuf. Kemudian ada Endang Syaifuddin Anshari (ESA) yang memiliki karakter berpolitik Islam dengan mengutamakan akhlaqul karimah (Politik Nabi).” tambahnya. “Seseorang yang akan sukses harus melalui proses “pembakaran” (Basic Training) dan menjalani proses “pencetakan” (Training-training formal dan non-formal HMI), salah satunya seperti follow up yang sedang kita ikuti sekarang ini.” Imbuhnya. Nilai-nilai yang harus diperjuangkan oleh kader HMI adalah nilai-nilai yang termaktub di dalam Tujuan HMI, yakni “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala.” Pada sesi selanjutnya Kanda Rahman Hakim memaparkan bahwa kader HMI harus menjadi High Quality Person (HQP), yaitu kader yang bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berlomba untuk mencapai tingkatan kehidupan, dimulai dari level manusia yang ber-Aqidah, Syariah, Ma’rifat, sampai pada level Hakikat. Di sela-sela materinya Ia mempraktekkan beberapa hypnoterapi untuk mengeluarkan energi-energi positif kepada peserta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H