Mohon tunggu...
Cut Iemeldha Amri
Cut Iemeldha Amri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi yang sedang berjuang untuk melengkapi semua tugas-tugasnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini tentang Pengembangan Bakat & Kreativitas untuk Anak Berkebutuhan Khusus

22 Desember 2023   20:21 Diperbarui: 22 Desember 2023   20:23 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang terlahir dengan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Anak berkebutuhan khusus merupakan seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, emosi, perilaku, adaptasi dll. Dan sering terjadi di masyarakat dimana memandang anak yang berkebutuhan khusus, sebagai anak atau masyarakat yang tidak produktif karena tidak mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sehingga hak-haknya seringkali diabaikan.

Seharusnya siswa yang memiliki kebutuhan khusus wajib memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan, supaya anak dapat menemui potensi, bakat dan kreativitas apa yang sebenarnya dimiliki olehnya. Guru berperan untuk menentukan kualitas pendidikan inklusif dan menjalin interaksi antara guru dengan siswa, sehingga dapat membuat lingkungan kelas yang baik dan menyenangkan agar pengembangan potensi bakat & kreativitas dapat maksimal. 

Selain dukungan dari guru, untuk menumbuhkan kreativitasnya maka anak juga perlu dukungan dari kedua orang tuanya, dimana orang tua harus memberikan kebebasan pada anak dan mengajak anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan bakatnya seperti memperbaiki mainan, bernyanyi bersama, menari, membuat kerajinan tangan, ataupun kreativitas lainnya.

Seperti menurut Howard Gardner, setiap individu memiliki berbagai jenis kecerdasan yang unik. Guru dapat memanfaatkan teori ini dengan merancang pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni kriya ke dalam kurikulum akademik. Dengan memahami dan menghargai multiple intelligences, anak berkebutuhan khusus dapat mengeksplorasi dan mengasah bakat mereka di berbagai bidang. 

Dalam hal tersebut guru akan dituntut untuk inovatif dalam mencari cara bagaimana dan hal apa yang tepat untuk menemui bakat dan kreativitas yang dimiliki anak. Namun jangan hanya menitik beratkan kepada guru saja, stimulus dari orang tua juga sangatlah penting untuk tumbuh kembangnya bakat dan kreativitas anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun