Namun ada yang terasa mengganjal. Elo rating Susanto masih terus berkutat di kisaran 2552. Atau paling tinggi yang pernah dicapainya 2569. Belum pernah mencapai 2600. Angka Elo rating yang merupakan patokan pecatur belia berumur 15 tahun saat ini.
Entah apa yang membuat prestasinya stagnan padahal usianya relatif masih sangat muda 28 tahun. Bila dibandingkan dengan Julio Granda, masa depan Susanto masih panjang. Saya memang jarang membaca Susanto mengikuti turnamen di luar negeri. Itu juga mungkin penyebabnya. Tanpa banyak bermain di turnamen, mustahil elo rating bertambah. Tetapi terus terang saya tidak tahu banyak soal ini.
Saya hanya bisa menduga bahwa faktor uang adalah alasan utama. Untuk bermain di turnamen kuat di Eropa misalnya  membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tentu tidak semahal biaya mengikuti balapan F1. Seandainya Susanto sejak masih belia mendapat bantuan 5% saja dari dana sponsor seperti yang diterima oleh Rio Haryanto saya yakin posisi 21 dunia bukan sesuatu yang mustahil baginya untuk direngkuh.
Bagaimanapun, para penikmat catur di tanah air sudah  sangat lama mendambakan adanya "hero" baru setelah legenda catur kita GM Utut Adianto pensiun. Sambil kita menunggu "satria piningit" itu muncul,  ada  baiknya kita belajar dari pecatur yang lebih tua seperti Julio Granda Zuniga ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H