Behind the Story.
Pecatur putri Indonesia yang paling bersinar saat ini adalah Irene Kharisma Sukandar. Coba perhatikan tabel di bawah ini. Cukup membaca nama yang bertengger di posisi paling atas pasti sudah menimbulkan rasa bangga yang luar biasa.
Ini adalah tabel saat Irene menjuarai The Asian Woman Continental Championships di Sharjah, Uni Arab Emirate tahun 2014. Sebagai juara, Irene berhak mewakili Asia kembali dalam perebutan Kejuaraan Dunia Catur Wanita tahun 2015 yang tempatnya belum di tentukan.
Tahun 2012, Irene juga menjadi juara Asia. Dia akan mewakili Asia dalam perebutan gelar Juara Dunia Wanita 2014 yang akan digelar di Sochi, Rusia bulan Maret 2015 mendatang. Ini untuk pertama kalinya pecatur putri Indonesia tampil di Kejuaraan Dunia.
Untuk persiapan dalam menghadapi 2 even penting ini, Irene telah mengikuti 2 turnamen uji coba di Qatar Open dan Selandia Baru Open. Moscow Open merupakan turnamen ketiga yang diikutinya.
Irene Memimpin di Moscow dengan 4.5 Poin
Sampai babak ke 5 Moscow Open 2015, Irene yang turun di Student Grandmaster Tournament, menempati posisi sementara paling atas dengan 4.5 poin. Hasil dari 4 kali menang dan 1 kali remis. Unggul satu angka penuh dari saingan terdekatnya.
Pecatur jelita yang diunggulkan di tempat ke 5 ini, mengalahkan unggulan utama pecatur putri Azerbaijan, WGM Mammadzada Gunay pada babak ke 5 melalui partai kucing-kucingan yang panjang dan melelahkan.
Irene memang dikenal sebagai pecatur yang ulet, ngotot dan selalu bermain tanpa kompromi. Tidak ada hasil remis singkat dalam kamusnya. Tidak masalah meskipun harus bermain sampai 100 langkah. Itulah sebabnya statistik partai-partai yang pernah dimainkan Irene lebih banyak berakhir dengan kalah menang. Tidak heran, pecatur Azerbaijan yang baru berusia 14 tahun ini keteteran. Diapun takluk di langkah 64.
Tinggal 4 babak lagi. Kans Irene untuk menjuarai turnamen ini sangat besar. Satu-satunya pecatur yang diperkirakan mampu menjegalnya adalah unggulan kedua: IM Kashlinskaya Alina (2444) dari Rusia. Kepalang basah, Irene harus mampu menundukkan Alina untuk tampil sebagai juara di sarang "penyamun: Rusia! Saya percaya Irene mampu melakukannya!
Irene Menjadi Perhatian di Moscow.
Setelah menang di dua babak awal, Irene diwawancarai oleh koresponden Moscow Open (2/1) dan dimuat paling atas di situs resmi turnamen Moscow Open 2015. Berikut adalah isi wawancaranya.
Irene: Moscow Kota Yang Selalu Ingin Saya Kunjungi
Peringkat atas sementara Student Grandmaster Cup untuk mengenang Alexander Pochinok datang dari jauh Indonesia ke Moscow. Setelah kemenangan keduanya, Irene Kharisma Sukandar dengan ramah memberikan waktu untuk wawancara singkat dengan koresponden Moscow Open: Eteri Kublashvili
Eteri Kublashvili (EK) : Irene, dapatkah anda menceritakan kepada kami apa yang terjadi dengan partai anda di babak pertama dan kedua?
Pada pertandingan pertama saya sedikit beruntung. Sebenarnya saya tahu lawan saya sangat kuat tetapi kemarin dia tidak bermain dengan baik. Sejak langkah ke-14, saya sudah jauh lebih unggul dan berhasil menang mudah setelah itu. Partai kedua cukup sulit. Saya memilih urutan langkah yang salah dalam pembukaan dan setelah itu saya hanya mencoba untuk mempertahankan posisi saya karena saat itu jelas lawan saya lebih baik. Saya kemudian berusaha menyeimbangkan posisi dan saya berhasil. Setelah posisi imbang, saya mencoba untuk mengeksploitasi posisi untuk memanfaatkan keunggulan ruang dan akhirnya saya berhasil melakukannya. Kami memasuki permainan babak akhir dengan Benteng di mana dia membuat beberapa kesalahan posisional. Dan setelah itu cukup mudah bagi saya untuk mendapatkan bidak bebas dan menang.
EK: Anda melakukan start dengan baik. Apakah ini pertama kalinya Anda mengikuti Moscow Open?
Iya. Sebenarnya ini adalah kali kedua saya ke Rusia. Sebelumnya saya bermain di Olimpiade Khanty-Mansiysk.
EK: Apa pendapat Anda tentang ibukota Rusia dan turnamen ini?
Moskow adalah kota yang harus dan selalu ingin saya kunjungi karena saya sudah bepergian cukup banyak tetapi saya belum pernah berkunjung kesini sebelumnya. Jadi saya memutuskan untuk datang kemari. Saya akhirnya tahu dan saya bisa melihat sekarang bahwa catur di Moskow memiliki suasana yang sangat menyenangkan. Semua orang bermain catur. Sedikit dingin saat ini (tertawa) tapi saya suka musim dingin, jadi itu tidak masalah bagi saya.
EK: Bagaimana perkembangan catur di negara Anda?
Saya tidak bisa mengatakan bahwa catur populer di Indonesia, namun masih banyak orang yang memainkannya. Tentu tidak sepopuler di Rusia atau bekas negara Soviet lainnya. Catur tidak wajib di sekolah,atau masuk dalam kurikulum sekolah. Catur dipelajari dalam bentuk kegiatan ekstra, tetapi tidak wajib. Kami memiliki sekolah catur, klub catur tetapi jika dibandingkan dengan Rusia kami belum apa-apa.
EK: Apakah Anda memiliki kegiatan catur di perguruan tinggi, seperti di sini di RSSU (Russian State Social University)?
Ya, ada, terutama di Universitas Gunadarma di mana saya belajar. Itu sebabnya saya bermain di Student Tournament ini.
EK: Apakah ada pelatih catur Rusia di Indonesia?
Sebenarnya saya telah bekerja sama dengan pelatih asing sejak saya berusia 13 tahun dan beberapa dari mereka adalah orang Rusia. Sebagai contoh, saya dilatih oleh Ruslan Scherbakov.
EK: Apakah Anda salah satu pemain terkuat di negara Anda?
Iya untuk catur putri. Untuk ukuran pecatur putra, saya pikir saya mampu berada di kelompok 10 besar. Sayangnya pada bagian ini, selama sepuluh tahun terakhir Indonesia belum ada peningkatan yang berarti, tetapi pemain catur putri kami benar-benar sangat bagus. Mungkin itu pertanda baik untuk masa depan catur Indonesia.
EK: Terima kasih Irene dan semoga berhasil!
Terima kasih!
Dua Partai Irene di Moscow
Berikut adalah fragmen partai Irene dengan kreatifitasnya yang luar biasa berhasil mengalahkan pecatur Rusia WFM Polina Rodionova pada babak ke dua. Sepintas bidak bebas Irene berada dalam kontrol pengawasan Raja Putih. Tetapi datanglah langkah maut berikut ini:
WFM Polina RODIONOVA (2184) – IM Irene Kharisma SUKANDAR (2392)
02/01/2015 - Round 2
Women's Student-grandmaster Alexander Pochinok Memorial
42...g3! 43.Kxf4 g2 44.Rf5+ Ke6 45.Rg5
Nasib Putih tidak akan berubah setelah 45.Re5+ Kd6 46.Rd5+ Kc6 47.Rg5 (47.Rd1 Rh1) 47...Rh4+ dan seterusnya.
45...Rh4+ 46.Ke3
46...Rg4! 0-1
Teknik kombinasi klasik dalam motif “bloking” yang sering ditemukan dalam praktek permainan babak akhir dua Benteng diperagakan Irene dengan sempurna.
Masih belum puas? Satu lagi partai Irene saat menundukkan unggulan utama WGM Mammadzada Gunay dari Azerbaijan. Inilah fragmennya.
Sukandar Irine Kharisma (2392) - WGM Mammadzada Gunay (2334)
05/02/2015 Round 5
Women's Student-Grandmaster Alexander Pochinok Memorial. Moscow
Sejauh ini kedua pemain sudah melakukan berbagai langkah manuver untuk mencari peluang menang. Bidak a2 segera jatuh. Apa yang harus dilakukan Putih? Irene melihat bidak Hitam di f3 sudah terlalu jauh maju tanpa penjagaan yang memadai. Irene akhirnya menemukan cara menang:
45. g4! Qe2 46. gxh5 Qxe3 47. Rxe3 gxh5 48. Kg3 Kg6 49. a4 Rf6 50. Re7 a6 51. Re5 a5 52. c4 Rd6 53. Rg5+ Kh6 54. Rd5 Rf6
Sudah waktunya menyingkirkan bidak penyusup itu.
55. Rd3 Kg6 56. Rxf3 Rd6 57. Kf4 Re6 58. Rg3+ Kf6 59. Rg5 Re2 60. Rxh5 Kg6 61. Rg5+ Kh6 62. Re5 Rxf2+ 63. Ke4 Kg7 64. Re6 1-0
Sumber: Moscow Open 2015
Foto dan Tabel: en ChessBase
Diagram: Chess.com