Mohon tunggu...
Cut Rahmalina
Cut Rahmalina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tiada kata sukses, jika ada rasa malas

Semua orang punya mimpi, tapi tidak semua orang bisa mewujudkan impian.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Selamatkan Hutan Kalimantan sebagai Paru-paru Dunia

23 Desember 2021   18:26 Diperbarui: 23 Desember 2021   18:28 5870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image with : nasional.tempo.co

Pulau Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia, karena luas hutannya yaitu sekitar 40,8 juta hektar. Sayangnya laju deforestasi di Kalimantan demikian cepatnya. Menurut data yang di keluarkan departemen kehutanan, angka deforestasi di Kalimantan pada 2000-2005 mencapai sekita 1,23 juta hektar. Artinya sekitar 673 hentar hutan di Kalimantan mengalami deforestasi setiap harinya pada periode tersebut. Luas hutan di seluruh provinsi yang ada di kalimantan mencapai sekitar 40.8 juta hektar. Sementara itu, menurut Greepeace, hutan di kalimantan hanya tersisa 25, 5 juta di tahun 2010. 

Data yang di keluarkan oleh Satate Of The World's Forests 2007 yang di keluarkan oleh The UN Food & Agriculture Organization (FAO), angka deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005 adalah 1, 8 juta hektar / pertahun. Ini semua di sebabkan oleh industri kayu yang semakin mempersempit hutan alami. Dan juga semua hutan di lihkan sebagai perkebunan kelapa sawit yang lebih dari 7 juta hektar pada tahun 1997 dan sampai sekarang yang semakin meluas. 

 Pada abad ke-14 Odorico da Pordenone, seorang rahib Katolik telah mengunjungi Kalimantan. Sekitar tahun 1362 Majapahit dibawah pimpinan Patih Gajah Mada melakukan perluasan kekuasaannya ke pulau Kalimantan, yaitu negeri-negeri: Kapuas-Katingan, Sampit, KotaUngga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kadandangan, Landa, Samadang, Tirem, Sedu, Barune, Kalka, Saludung (Maynila), Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjung Kutei dan Malano tetap yang terpenting di pulau Tanjungpura. 

Pulau Kalimantan dahulu terbagi menjadi 3 wilayah kerajaan besar: Brunei, Sukadana/Tanjungpura dan Banjarmasin. Tanjung Dato adalah batas wilayah Brunei dengan Sukadana/Tanjungpura, sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah Sukadana/Tanjungpura dengan wilayah Banjarmasin.

Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinzaman sebagai halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).

 Secara geogarfis tersendiri Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat Melaka, sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Kalimantan sendiri memiliki Luas pulau sebesar 743.330 km. Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut Tiongkok Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan. Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia ialah lokasi tertinggi di Kalimantan.

 Selain itu terdapat pula Gunung Palung, Gunung Lumut, dan Gunung Liangpran. Sungai-sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di Kalimantan Barat, Indonesia, Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai Rajang (562,5 km) di Serawak, Malaysia. Dan memuliki Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%.

Dengan kearifan lokal dan kelebihan yang di miliki pulau ini memiliKI ciri khas nya tersendiri. Dari banyak nya wisatawan lokal dan wisatawan luar juga ramai mengekplos tentang pulau ini. Banyak siaran di Tv yang menyiarkan tentang suku Dayak dan suku lainnya di pedalam hutan kalimantan. maka dari itu kaliman banyak di kenal di mana pun saat ini . 

 Hutan Kalimantan merupakan tempat yang sangat baik sebagai habitat alami bagi hewan orang utan, gajah borneo, badak borneo, landak, rusa, tapir dan beberapa spesies yang terancam punah. Karena kekayaan alamnya, wilayah Kalimantan Indonesia merupakan salah satu dari enam koridor ekonomi yang dicanangkan pemerintah Republik Indonesia dimana Kalimantan ditetapkan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional di Indonesia. 

Dengan jumlah penduduk yang hanya 5,6% persen dari total penduduk nasional RI, Kalimantan-Indonesia memberi kontribusi sebesar 9,3% terhadap PDB nasional RI yang dihasilkan dari kekayaan alamnya. Sementara daerah lain, porsi sumbangannya terhadap PDB nasional hampir sama atau kurang dari porsi prosentase jumlah penduduknya terhadap nasional.

Kota samarinda, Balikpapan, banjarmasin dan sebagian kota besar lainya merupakan kota yang kita kenal juga sebagai kota-kota besara dengan ibu kota masing-masing provinsi. 

Porsi investasi di Kalimantan terhadap total investasi nasional RI yang hanya 0,6%. Hal ini amat kontras dengan porsi investasi yang tertanam di Jawa yang besarnya mencapai 72,3% dari total investasi secara nasional. Ini jelas mengisyaratkan bahwa Kalimantan adalah daerah yang terancam tidak berkembang secara ekonomi karena sebagian besar pendapatan yang dihasilkan di daerah ini dibawa ke pulau Jawa.

Image with : nasional.tempo.co
Image with : nasional.tempo.co

Di Kalimantan sendiri banyak sekali terdapat segala macam tambang, mulai dari tambang timah, intan, minyak, dan batu bara. Yang sampai saat ini tetap di eksplos isi nya untuk di gunakan segala kebutuhan negara maupun perusahaan pribadi, dan memilki investasi secara besar bagi negara.

Maka dari itu tidak bisa kita ragukan lagi, kalau kalimantan di kenal Dania sebagai paru-paru dunia. Karena dengan hutan yang masih asri, rindang dan lebat menjadi salah satu hutan penghasil oksigen terbaik. Dan jika kita merawat hutan secara benar , maka hutan akan memberikan kekayaan nya untuk dapat kita nikmati secukupnya saja. 

Jadi kita paham benar jika hutan semakin hari semakin gundul akibat besarnya proyek, dan banyak perluasan kota-kota secara besar, maka hutan yang di juluki sebagai paru-paru dunia ini juga kan musnah dalam beberapa tahun atau puluhan tahun kedepan. Sebenarnya kerugian ini nanti akan terjadi akibat dari ulah manusia itu sendiri. Mulai dari sekarang kita harus lebih menjaga warisan kekayaan dunia yang ada, jika tidak maka kita akan merasakan dampak yang sangat besar yang di timbulkan oleh ssegala seuatu kerusakan yang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun