Mohon tunggu...
Custos Logos
Custos Logos Mohon Tunggu... Lainnya - Firmantaqur

Menolak tua, penikmat kopi, dan penumpang setia kereta api ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Luka

10 Desember 2024   19:46 Diperbarui: 10 Desember 2024   19:54 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iStock (PJjaruwan) 

Aku pamit, undur diri memohon pergi, relakan usah kembali
Terima kasih telah mengisi hati, cerita kita sampai di sini.

Suratmu telah aku terima
Diantar kolibri yang hingga di beranda.

Menguntai alinea tertata apa pada secarik yang pelik
Mengeja setiap kata, aku baca satu demi satu kalimatnya.

Mengoyak tegar tenggelam dalam nanar.

Mengapa nestapa asmaraloka kita
Merenda sajak di setiap jejak, menalu rindu tak jemu
Tanpa sua kita melarung curiga
Tak bertatap senantiasa memupuk harap.

Aku tak terima, tidak rela karena ini tetiba
Setidaknya ada murka dulu di antara kita
Paling tidak, ada hati yang mendua lantas kecewa.

Aku bersimpuh, bersimbah luka meruah
Asaku karam atmaku tenggelam
Kenapa harus berakhir dalam getir

Senja merajut luka.

Mau ke mana undur diri
Aku di sini sedang mematri damamu jauh di relung hati
Tertatih tanpa letih membangun mahligai harapan.

Kenapa pergi, apakah hati telah tersakiti
Mengapa mengakhiri, apa lelah atau ada rasa yang lebih mewah di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun