Aku pamit, undur diri memohon pergi, relakan usah kembali
Terima kasih telah mengisi hati, cerita kita sampai di sini.
Suratmu telah aku terima
Diantar kolibri yang hingga di beranda.
Menguntai alinea tertata apa pada secarik yang pelik
Mengeja setiap kata, aku baca satu demi satu kalimatnya.
Mengoyak tegar tenggelam dalam nanar.
Mengapa nestapa asmaraloka kita
Merenda sajak di setiap jejak, menalu rindu tak jemu
Tanpa sua kita melarung curiga
Tak bertatap senantiasa memupuk harap.
Aku tak terima, tidak rela karena ini tetiba
Setidaknya ada murka dulu di antara kita
Paling tidak, ada hati yang mendua lantas kecewa.
Aku bersimpuh, bersimbah luka meruah
Asaku karam atmaku tenggelam
Kenapa harus berakhir dalam getir
Senja merajut luka.
Mau ke mana undur diri
Aku di sini sedang mematri damamu jauh di relung hati
Tertatih tanpa letih membangun mahligai harapan.
Kenapa pergi, apakah hati telah tersakiti
Mengapa mengakhiri, apa lelah atau ada rasa yang lebih mewah di sana.
Aku sadrah merapal serapah.
Sukmaku lara
Mengutuk jarak, meraung pada ruang ingin pulang.
Cisolok, Agustus 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI