ESG atau istilah ESG pertama kali diperkenal pada tahun 2005 dalam sebuah studi berjudul "Who Cares Wins." Kisah ESG sendiri dimulai pada Januari 2004 ketika mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan menulis surat kepada lebih dari 50 CEO lembaga keuangan besar, mengundang mereka untuk berpartisipasi dalam inisiatif bersama di bawah naungan UN Global Compact dan dengan dukungan Lembaga Keuangan Internasioonal (IFC) dan Pemerintah Swiss. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk menemukan cara untuk mengintegrasikan ESG ke dalam pasar modal. Setahun kemudian inisiatif ini menghasilkan laporan berjudul "Siapa yang Peduli Menang", dengan Ivo Knoepfel sebagai penulisnya.
Keberlanjutan bukan lagi renungan yang naif atau mimpi. Saat ini menjadi pertimbangan utama bagi banyak bisnis dan investor. Pergeseran dari mimpi ke kenyataan yang sulit mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah yang paling jelas dan bahwa ada permintaan untuk industri dan teknologi yang lebih bersih karena iklim di planet ini mulai memanas dan sumber daya mulai berkurang.
Kedua, dukungan publik untuk praktik dan produk berkelanjutan telah memperoleh daya tarik besar-besaran selama dekade terakhir. Menggabungkan ini dengan tingkat inovasi teknologi yang eksponensial, impian berkelanjutan untuk masa depan sekarang menjadi kenyataan yang masuk akal dan harus.
[ berlanjut ke bagian ke-dua ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H