Mohon tunggu...
Prastawa Alif Pamuji
Prastawa Alif Pamuji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Astrophile.

Suka astronomi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Rekuiem untuk Sebuah Mimpi

12 November 2022   02:28 Diperbarui: 14 November 2022   22:31 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by @chilliest_ on Twitter

Malam dingin;
Hujan badai;
Berdiriku masihlah tegak nan gagah.

Mata merah merona;
Banaspati melayang tinggi di langit hitam;
Siulan hatiku masihlah terdengar jelas.

Ruang sempit;
Hitam pekat tak bersekat;
Mataku melirik pelan ke arahnya.

Ilustrasi by @chilliest_ on Twitter
Ilustrasi by @chilliest_ on Twitter

Gelombang suara;
Alunan indah perpisahan;
Tanganku tak cukup kuat untuk menggenggamnya.

Mimpi yang mati;
Janji yang tak pernah ditepati;
Hilang dalam hitam yang tak kenal mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun