Mohon tunggu...
Hari Cemani
Hari Cemani Mohon Tunggu... -

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terdampar di Bandara Antah-Berantah

2 Mei 2014   15:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


"Sure..." jawab ramah si ibu paruh baya itu pendek.

Saya mulai sedikit grogi, "Emm... do you mind.. if I pay you with, emm... small changes..?" aku nanya dengan suara terbata-bata.

Tanganku spontan merogoh kantong celana depan, dan dalam sekejap terdengar suara bergemerincing. Si ibu terdiam, nengok ke arahku dengan pandangan bengong. Gawat...., saya pikir si ibu ini pasti mau ngomel-ngomel.

Eh.., tiba-tiba dia mengulurkan tangannya, "What's the matter? It's the money, after all..." jawab si ibu masih tersenyum dengan tatapan keheranan.

Giliran saya yang kemudian jadi tersenyum kecut. Jadi nggak enak hati merasa nggak menghargai nilai duit dari negaranya si ibu. Segera kuraih majalah dari tangannya , dan kutumpahkan beberapa kepingan koin ke telapaknya.


"Thanks Ma'am," aku menjawab pendek sambil balik kanan salah tingkah.

Masih terdengar jelas sahutan si ibu mengiringi langkahku menjauhinya, "No.., the pleasure is all mine," jawabnya dengan sedikit nada geli di suaranya.

Saya pura-pura nggak mendengar, tapi tanpa kusadari langkah kakiku makin cepat terayun menjauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun