Mohon tunggu...
N. Alam Pratama
N. Alam Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Lingkar Ide

Penikmat musik, anime dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Catatan untuk Seorang Perempuan Bagian 2

2 Januari 2024   14:09 Diperbarui: 2 Januari 2024   14:10 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Catatan Untuk Seorang Perempuan Bagian 2

Detak arloji dalam kamar yang sunyi memaksaku untuk mengorganisir ulang waktu dan pengalaman yang telah usang

Arin tidak terlalu suka pesta dan ramai. Ia lebih memilih pergi ke cafe atau makan di angkringan daripada menyalakan kembang api di sesak kerumunan alun-alun atau taman kota sewaktu perayaan malam tahun baru. Tapi, Ia sebenarnya suka merayakan bahagia secara kecil-kecilan dengan lilin warna Merah, surprise, teh maupun Anggur dan hadiah.

Dahulu sekali, di Basrah, Irak, hidup seorang sufisme perempuan yang luhur; Rabia'ah al-Adawiyah sang Syahidatul 'isyqil Ilahi. Ia lebih banyak membunuh waktu dengan ibadah dan berdoa dikesunyiaan yang teramat dalam ketimbang terkoneksi dengan kehidupan luar rumahnya yang terik dan sesak. Di Jakarta, saat ini, Arin lebih banyak menghabiskan waktu libur di kamarnya yang wangi dan rapi atau pergi ke Starbucks; membaca dan menulis. Atau, sebab ia adalah pekerja urban, bukan sufistik, maka saat weekend, ia bunuh waktu dengan menyelesaikan daftar pekerjaan yang menumpuk dan minum kopi. Kemudian terseok-seok pulang akibat hujan.

Sedang, Apabila suatu hari sang Syahidatul 'isyqil Ilahi berjalan di pasar membawa obor dan air untuk membakar surga dan menyiram neraka. Maka di suatu hari lain, Arin membawa pamflet dan megafon di Senayan atau sesekali setiap Kamis di depan istana kepresidenan untuk sekedar ikut mencari keadilan yang telah lama hilang.

Serupa Rabi'ah al-Adawiyah menerbangkan doa-doanya lewat sunyi dan sendiri ke langit-langit semesta yang luas, Arin menguntai harap dan asa untuk segala hal baik sekaligus mengutuk hal buruk, kebijakan negara dan segala kekerasan baik dari dalam kamar sewaktu malam atau depan istana kepresidenan. Ia pasti akan sangat manis.

Arin, Cinta dan "The Art of Loving"

Arin jarang sekali mengirim pesan whatsapp yang manis atau mengolah senja dan hujan menjadi kalam suci a la anak indie hari ini (red: anak senja). Namun,diam-diam ia juga menulis puisi. Meski demikian, bagiku, Ia adalah romantis dalam diam dan dingin, juga berisik dan cerewetnya. Dengan kata lain ia romantis disetiap ke-randoman-nya.

Senja dan hujan tidak dibutuhkan oleh Arin untuk menjadi romantis. Sebab Arin akan romantis dengan caranya sendiri; setiap hari mengirim pesan yang nyaris sama; menanyakan kabar, makan dan aktivitas. Sampai tiba malam hari, ia ngajak makan dan nongkrong di caf juga pergi ke kebun Teh Tambi atau telaga esok hari kendarai Scoopy Hitamnya; Ternyata ia telah meninggalkan Jakarta tanpa memberi kabar lebih dulu. Atau, telepon berkali-kali, berisik dan cerewet di pagi hari akibat aku kesiangan atau bermalas-malasan, telat sholat subuh juga sarapan dan minum kopi.

Tidak. Arin, tidak memaksaku untuk bangun pagi apalagi memposisikanku cuma sebagai objek. Pun sebaliknya. Bangun pagi adalah konklusi dari beberapa premis yang diperdebatkan yang berdampak pada kesepakatan bersama: Aku berjanji untuk bangun pagi setiap hari sedang Arin berjanji akan membangunkanku setiap pagi.

Kesepakatan bersama dalam sebuah hubungan percintaan (setidaknya bagi aku dan Arin) adalah upaya dan kesadaran untuk membangun hubungan yang setara; tidak ada dominasi tertentu yang akan berdampak pada terjadinya paksaan, pengekangan juga kekerasan akibat adanya posisi yang saling bertentangan. Salah satu pihak sebagai objek yang inferior sedang di sisi lain sebagai subjek yang superior. Dengan kata lain, cinta adalah saling meng-subjek-an satu sama lain, bukan meng-objek-an yang lain. Kekuatan cinta seperti inilah yang akan membawa pada keindahan karena tidak didasari oleh hasrat hewani untuk sekedar memiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun