Agama mengambil bagian pada saat-saat yang paling penting dan pada pengalaman-pengalaman hidup. Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan serta kehidupan keluarga dan melapangkan jalan kehidupan kini menuju kehidupan yang akan datang. (Hlm 6).
Buku Agama-agama dunia yang diterjemahkan oleh F. A. Soeoprapto ini mengajak para pembacanya memahami ajaran dan konteks agama yang akan memberikan jawaban-jawaban terhadap pelbagai pertanyaan yang kerapkali muncul dalam alam pikiran manusia. Dalam bahasa yang lebih sederhana agama akan menyajikan panduan sebagai jalan hidup (way of life).
Pertanyaan bagaimana kehidupan dimulai? Apa artinya semua ini? Mengapa ada umat manusia "tidak" bahagia? Dan apa yang akan terjadi terhadap manusia setelah mati? Ternyata hampir dialami oleh manusia. Agama-agama yang ada di dunia juga akan menyajikan perspektifnya.
Mulai dari Hinduisme, Yudaisme, Buddhisme, Kristianitas, Islam, Sikhisme, memiliki jawabannya sendiri atas pertanyaan di atas. Hal ini dapat menjadi penanda bagi manusia jika agama juga dapat menjadi jawaban atas problem kehidupan. Selain itu, kepercayaan (keimanan) seperti Konfusianisme, Taoisme, Zoroastrianisme, Shintoisme hingga Baha'i juga memiliki sudut pandangnya sendiri.
Dalam konteks ini sungguh tepat kiranya meminjam istilah Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. DR. M. Amin Abdullah dalam beberapa kesempatan pernah menyebutkan jika kebenaran letaknya ada di dua sisi. Bagi pemeluk agama (insider) dan kebenaran menurut orang di luar agama (outsider).
Boleh jadi inilah sebabnya mengapa manusia diminta untuk belajar memahami dan menerima perbedaan sebagai kehendak illahi. Manusia hendaknya menyadari jika kebenaran terhadap ketuhanan tidak bisa "dipaksakan" terhadap orang lain meskipun menginginkannya. Jika hal ini terjadi yang muncul adalah perpecahan-untuk tidak menyebut peperangan-antar umat beragama.
Penulis buku ini, Michael Keene memiliki keahlian di bidang studi teologi dan agama. Dia mengajar pada sekolah di London, Hampshire dan Suffok. Beberapa bukunya yang telah diterbitkan adalah The Development of Christianity, Seeker after Truth, dan Examining Four Religion. Buku Agama-agama Dunia akan membahas sejarah asal usul, sistem ibadah, kitab suci, kepercayaan pada tuhan, perayaan keagamaan, jalan keselamatan hingga perkawinan dan keselamatan.
Hinduisme, adalah agama monoteistis yang umatnya mempercayai pada satu Allah, yaitu Brahman (Roh yang mutlak), yang tidak dapat dijangkau dan dimengerti oleh manusia meskipun ada berjuta gambar yang membuat Brahman bisa bisa dilihat dan dikenal oleh para pemujanya.
Yudaisme. Agama ini merujuk pada Abraham (Ibrahim) sebagai bapak bangsa dan kepada Musa yang membentuk dan menentukan iman religiusnya. Musa memimpin bangsa baru yang muncul dari masalah perbudakan Mesir ke perbatasan Tanah Terjanji. Bagi pemeluk Yahudi yang saleh, Kitab Suci merupakan pusat kehidupannya. Kitab suci mereka ditulis dalam bahasa Ibrani terdiri dari 39 kitab, persis seperti kitab Perjanjian Lama hanya berbeda urutannya. TeNaKh, adalah kitab duci mereka dan terdiri dari 3 bagian: Hukum atau Taurat, Nabi-nabi atau Nevi'im dan Sastra atau Ketuvim.
Buddhisme. Umat Buddha memercayai jika manusia terikat di dalam lingkaran lahir, hidup, dan mati melalui keinginan keinginan yang kuat dan mereka dapat lahir kembali berulang kali sampai tak terhitung jumlahnya dengan tingkatan hidup dan keberadaan yang tidak sama. Umat Buddha juga percaya akan adanya realitias tertinggi, akan tetapi tidak menyebut sebagai "Allah". Sebagian besar umat Buddha tampaknya lebih berbahagia bila membicarakan "filsafat hidup" daripada tentang agama.
Kristianitas. Umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah dan Putra Manusia. Kelahiran Yesus telah dinantikan sekian abad yang diramalkan di dalam Kitab Suci. Pada zaman Yesus, orang Yahudi Saleh menantikan kedatangan Mesias-utusan khusus Allah-selama berabad abad. Mereka berharap bahwa Mesias itu akan membebaskan mereka dari penindasan sebagai taklukan bangsa Roma. Namun demikian, Yesus enggan menerima sebutan itu atas diri-NYA karena arti yang terkandung di d2lamnya. Yesus membangun kerajaan spiritual, bukan kerajaan politik-kerajaan yang dibangeepaun di dalam hati manusia.
Islam. Adalah satu agama besar di dunia. Islam adalah cara hidup secara total. Umat mukslim adalah seseorang yang menyerahkan diri dihadapan Allah. Umat Islam mempercayai bahwa dari waktunke waktu Allah telah mengutus para nabi dari Adam sampai Muhammad SAW untuk memperlihatkan kepada umat-NYA bagaimana mereka menjalani kehidupan. Umat Islam memang memberikan penghormatan yang sangat tinggi kepada Muhammad SAW, akan tetapi tidak boleh disembah. Hanya kepada Allah mereka menyembah karena Dia adalah Pencipta dan Penguasa seluruh alam.
Bagi orang Islam, Kitab Suci Al-Qur'an adalah firman Allah yang abadi, mutlak, dan tidak ada bandingannya. Al-Qu'an adalah kitab suci yang sering dikaji, dibaca, dan bahkan paling sering dihafalkan jika dibandingkan kitab suci agama lain.
Sikhisme. Merupakan agama yang dianggap baru dari agama-agama di dunia. Didirikan oleh Guru Nanak, yang menghormati agama Hindu dan Islam tetapi percaya bahwa kedua agama tersebut mengaburkan kebenaran tentang Allah.
Sikhisme menekankan hubungan pribadi dengan Allah. Guru Nanak berasal dari latar belakang keluarga Hindu yang makmur. Sejak masa anak-anak, ia sudah menunjukkan kualitas kebijaksanaan dan pemahaman spiritual yang terkenal, dan dengan para gurunya menyimpulkan bahwa ternyata hanya sedikit yang dapat mereka ajarkan kepadanya.
Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Guru Nanak, yaitu diantaranya: Ada satu Allah yang berada baik di dalam dunia maupun di atas dunia; ada putaran terus menerus mengenai kelahiran, kehidupan, kematian dan kelahiran kembali yang harus dijalani manusia; tujuan akhir setiap jiwa manusia ialah ditariknya kembali kepada Allah yang dari-NYA manusia berasal; orang yang ingin kembali kepada Allah harus hidup teratur dengan menjalankan prinsip-prinsip moral tertentu. Menurut Guru Nanak, hal yang terpenting adalah bahwa manusia harus hidup dengan rendah hati dan tetap melayani orang lain.
Konfusianisme. Merupakan ajaran dari Konfusius yang telah membentuk aspek filfasat china. Secara tegas diungkapkan bahwa Konfusianisme bukanlah suatu agama, melainkan kode etik, suatu cara hidup di dunia ini. Konfusius mengajarkan bahwa surga dan bumi akan menjadi harmonis jika setiap orang mematuhi mereka yang berada di atas dan membagi dengan pantas kepada mereka yang berada di bawah. Baginya, hubungan yang sederajat hanyalah hubungan antara teman. Konfusius juga mengajarkan bahwa keluarga bahagia yang merupakan pondasi dari dunia yang harmonis. Orang tua diharapkan mengajarkan kebijakan dam tugas kepada anak.
Menurut pandangan pengikut Konfusius, segala sesuatu di alam semesta ini terdiri dari 2 prinsip yang saling berlawanan yaitu Yin (prinsip feminim) dan Yang (prinsip maskulin). Feminim bersifat menghasilkan, sedangkan maskulin bersifat aktif dan keras hati. Kedua unsur ini perlu dijaga keseimbangannya.
Taoisme. Merupakan suatu jalan spiritual yang dibentuk oleh para ahli di China. Meskipun begitu, Keene menyebut jika Tao sebenarnya bukan sekedar jalan, melainkan juga sebagai sumber dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Tao, muncul pada menjelang akhir pertama CE. Diambil dari huruf China yang artinya "Jalan"-Tao. Tao adalah kekuatan utama di dalam alam semesta, yang terdapat pada semua benda, namun lebih besar dari semua benda, terdapat di surga dan bumi, kekal abadi dan tidak dapat berubah.
Menurut Taoisme, tidak mungkin ada kegelapan tanpa terang, tidak ada gerakan tanpa ketenangan atau tidak ada kecantikan tanpa keburukan. Menurut ajaran ini, ketegangan yang dinamis antara yin dan yang menciptakan 3 hal; surga, bumi, dan manusia. Surga dan bumi disebut sebagai bidang spiritual dan fisik sedangkan manusia menjaga keseimbangan keduanya. Namun, keseimbangan ini dapat terganggu oleh kekeliruan manusia dan para penganut Tao mencari pengampunan atas terjadinya kekeliruan ini dengan berdoa dan memberikan persembahan.
Zoroastrianisme. Merupakan agama Persia Kuno yang mengajarkan bahwa segala yang ada terlibat dalam perebutan yang tak henti-hentinya antara dewa kebaikan dan dewa kejahatan. Zoroastrianisme berlandaskan pada ajaran Zarathrustra, seorang Persia yang dokenal sebagai Zoroasfer. Dia adalah seorang imam pengajar dan ajarannya diabadikan dalam 17 puji-pujian yang lazim disebut Gatnas. Pujia-pujian tersebut berasal dari keimanan Zoroasfer yang telah bertemu Allah, Tuhan yang bijaksana Ahura Mazda, dalam suatu penglihatan yang terejawantahkan dalam peribadatan mereka di "kuil api".
Sintoisme. Berasal dari negeri Sakura, Jepang yang berarti "jalan para dewa". Menurut Keene, nama ini ditetapkan pada abad keenam dengan maksud untuk membedakannya dari Buddhisme dan Konfusianisme. Sintoisme menurut sejarah kelahirannya mencerminkan geografi dan kebudayaan Jepang dan juga mencerminkan keteraturan dan kekacauan yang terdapat di dunia.
Di tempat pemujaan Sintoisme, para pendeta memimpin upacara keagamaan yang dirancang untuk memuja KAMI (para dewa atau roh yang tak terhitung jumlahnya) tertentu demi mendapatkan bantuannya.
Kepercayaan Baha'i. Kepercayaan ini muncul dari agama Islam dan termasuk salah satu agama yang relatif baru di dunia. Baha'i memberikan suatu pandangan dunia mengenai perdamaian dan cinta kasih di masyarakat yang diperintahkan oleh dasar-dasar agama di seluruh dunia.
Adalah Sayyid Ali Muhammad (1819-1850), penganut Shi'it, memproklamirkan dirinya sebagai orang pertama sebagai nabi baru setelah Muhammad s.a.w. Ia menyebut dirinya Bab; "pintu gerbang menuju Allah".Bagi penganut Baha'i, doa adalah hal vital dan harus dijalankan setiap hari, biasanya di rumah.
Bagi orang Baha'i, percaya bahwa Allah transenden dan tidak dapat diketahui oleh pikiran manusia. Allah telah mengutus banyak nabi untuk memberikan pencerahan kepada manusia. Masing-masing nabi, termasuk Krishna, Buddha, Kristus dan Muhammad s.a.w telah mengajarkan ajaran agama. Inti dari ajaran Baha'i adalah kepercayaan bahwa manusia harus mencapai kematangan dengan cara menolak bentuk tatanan dunia apa pun yang bergantung pada sejumlah bangsa dan agama. Dunia, harus menjadi benar jika dipersatukan oleh wawasan spiritual Baha'ullah (kemuliaan Allah).
Menurut hemat saya, buku Agama-agama Dunia yang ditulis oleh Michael Keene dapat menjadi bahan reflektif atas sejarah kemunculan agama. Namun begitu, di dalam buku jangan pernah berharap menemukan pembahasan ayat-ayat kitab suci agama. Tampaknya, bagi orang-orang yang mengaku beragama perlu menghindari pandangan merasa paling benar ketika membaca buku ini agar semakin dewasa dalam mengamalkan ajaran agama. Sekian. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H