Mohon tunggu...
Wahyu Tanoto
Wahyu Tanoto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, fasilitator, reviewer, editor

Terlibat Menulis buku panduan pencegahan Intoleransi, Radikalisme, ekstremisme dan Terorisme, Buku Bacaan HKSR Bagi Kader, Menyuarakan Kesunyian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Muhammadiyah Disebut Oportunis dan "Mengemis" dalam Buku Karya Irfan S. Awwas

2 Oktober 2021   15:11 Diperbarui: 2 Oktober 2021   15:13 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Firdaus, hal tersebut yang melemahkan semangat juang Muhammadiyah, dan karena itu pula Muhammadiyah mudah mengikuti arus dan mudah didikte. Oportunis, menjual diri dengan harga murah untuk membela yang bathil, ungkap Firdaus dalam halaman pengantar buku tersebut.

Dalam buku ini Firdaus mengaku bukan sebagai pengikut Kartosuwiryo, namun tampak jelas dalam tulisannya mengagumi bahkan tidak berlebihan kalo disebut sebagai "penggemar berat" sepak terjang SM Kartosuwiryo. 

Irfan S. Awwas, di halaman pengantar penulis juga menyebut bahwa mengungkapkan sejarah perjuangan Darul Islam di Indonesia, sama pentingnya dengan mengungkapkan kebenaran. Bagi Irfan S. Awwas, perjalanan sejarah gerakan ini telah banyak dimanipulasi, bahkan kata Irfan berusaha ditutup-tuptupi oleh penguasa.

Irfan menyebut Orde lama (Orla) dan Orde baru (Orba), sebagai orde yang meraih sukses besar dalam membohongi serta menyesatkan kaum muslimin khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Dalam pandangan Irfan S. Awwas, Orla dan Orba dosanya sangat besar yang rasanya sulit dimaafkan, sebab telah melakukan kejahatan politik dan sejarah. Irfan bahkan mengumpamakan jika dosa yang dilakukan Orla dan Orba hampir sama dengan dosa syirik.

KH. Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum PBNU juga disebut oleh Irfan S Awwas sebagai tokoh yang ketakutan terhadap isu Negara Islam. Bahkan Irfan menyebut, melebihi ketakutan orang-orang kafir dan sekuler.

Selain memuji Kartosuwiryo sebagai penyelamat bagi bangsa Indonesia, Irfan juga mengakui dengan jelas di bukunya bahwa nama Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo cukup problematis dan dan kontroversial di Indonesia.

Ketika anda membaca buku ini akan akan menjumpai ulasan riwayat proklamator NII, SM Kartosuwiryo; mulai dari riwayat pendidikan,  aktivitas politik,  proses berkeluarga (bertemu jodoh),  analisis kepribadian dan analisis psikologi.

Menurut hemat saya, buku yang di tulis Oleh Irfan S. Awwas ini agaknya berusaha "membela" SM Kartosuwiryo dari berbagai sudut pandang; baik dari sejarah keterlibatannya dalam Partai Syarikat Islam Hindia Timur sebagai sekretaris umum, sebagai wartawan, hingga dalam sudut pandang psikologi.

Buku ini bagi saya telah berhasil mengundang rasa penasaran untuk mengetahui lebih jauh tentang sosok SM. Kartosuwiryo yang dalam berbagai kesempatan sering kali disebut sebagai pemberontak. Selamat membaca !

Judul: Jejak jihad SM. Kartosuwiryo: Mengungkap fakta yang didustakan.
Penulis: Irfan S. Awwas
Penerbit: Uswah, Yogyakarta, 2007.
Deskripsi: 251 hlm. ; 21 cm.
ISBN978-979-15806-3-2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun