Sesuatu yang namanya penyakit pasti dan mutlak tidak diinginkan atau diharapkan oleh siapa pun. Bahkan, terkadang kita selalu over protektif terhadap yang satu ini. Namun, bagaimanapun kondisi seseorang bersifat "tidak tentu" dan dinamis, artinya berubah-ubah tergantung faktor "terkait" yang mempengaruhi kondisi seseorang tersebut, baik berupa internal (dari dalam) maupun faktor eksternal (dari luar). Dan, secara teori kausalitas, kondisi yang dialami seseorang bisa dikatakan sebagai hubungan sebab-akibat yang membentuk suatu sistem atau proses yang terjadi. Sebagai contoh, seseorang yang mengalami kondisi lemah atau tidak bertenaga, disebabkan karena kurangnya asupan makanan (anergi, gizi, kalori) sehingga mengakibatkan tubuh menjadi lemah dan tidak bertenaga.
Begitu pun dengan kondisi yang lainnya. Seperti yang sedang terjadi pada diri sang penulis sekarang ini, dimana Penulis mengalami suatu kondisi dis-fungsi organ tubuh tertentu, yang dapat digolongkan sebagai jenis penyakit "ringan", tetapi sungguh "menyiksa". Betapa tidak, bahwa penyakit ini 'hinggap' di salah satu organ penting tubuh, yakni mulut. Taukah anda apa nama penyakit itu?! Iya benar sekali, penyakit itu bernama SARIAWAN !!!
Dan, yang lebih membuat kondisi lebih "dramatis" lagi adalah, sariawan ini 'hinggap' dan "menumpang" di dinding gusi gigi penulis. Sungguh hal ini telah membuat penulis merasa "menderita" sekali, apabila melakukan proses mencerna makanan di dalam mulut. Setiap melakukan proses mengunyah dan mencerna makanan yang masuk ke dalam mulut, sungguh terasa perih dan sakit sekali pada bagian gusi yang ada sariawannya. Dan terkadang, malah membuat penulis sampai mengeluarkan air mata. Kondisi ini telah berlangsung 3 hari, dan sekarang penulis mengucapkan syukur pada Tuhan seru sekalian alam, bahwa sariawan itu kini mulai "menciut" dan mulai menghilang. Penulis masih bersyukur masih diberi ujian oleh Tuhan semesta alam berupa hanya satu sariawan saja yang "nyempil" di gusi gigi, tidak lebih dari itu. Sungguh ini juga menyadarkan penulis bahwa segala sesuatu yang terjadi itu pasti ada hikmah dan ibrah untuk diambil. Hkmah yang bisa dipetik dari ujian ini adalah bahwa kita (khususnya penulis) harus menjaga pola konsumsi dengan baik, khususnya asupan konsumsi berupa sayuran dan buah. Terus terang, penulis jarang mengonsumsi sayur dan buah, bahkan lebih banyak mengkonsumsi jenis makanan fast food yang cenderung praktis dan cepat. Dengan kejadian ini, penulis sadar bahwa menjaga kesehatan tubuh itu adalah wajib, karena sebagian dari iman !
Terima kasih dan Semoga Bermanfaat !
------------------------------
Jakarta raya
Penghujung Mei 2010
.
-cv-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H