Hidup adalah sebuah bentuk "hubungan". Kadang merugikan, kadang seimbang, dan kadang menguntungkan. Perjalanan waktu dan sejarah telah membentuk peradaban dan metamorfosa jalinan aktivitas dan interaksi manusia terhadap sesama dan alam.
kali ini, saya akan memaparkan bentuk hubungan "persetubuhan fisik" sesama manusia yang menguntungkan, atau istilah ilmu biologinya adalah simbiosis mutualisme. Suatu bentuk hubungan yang terjadi, dimana masing-masing pelaku hubungan sama-sama mendapatkan keuntungan. Idealnya adalah terdapat kesetaraan keuntungan yang bisa diperoleh oleh masing-masing pelaksana yang membentuk hubungan tersebut. Dalam dunia animal, bentuk hubungan ini bisa kita lihat dari simbiosis yang tercipta antara burung jalak dengan kerbau. Burung jalak mendapatkan asupan makanan (kutu) dari tubuh kerbau, sedangkan kerbau merasa beruntung tatkala kutu (parasit di tubuh kerbau) tersebut bisa berkurang atau hilang. Sungguh masing-masing pelaku (burung jalak dan kerbau) saling memperoleh keuntungan dari simbiosis yang tercipta.
Nah, dimanakah bentuk simbiosis ini bisa kita temukan dalam aktivitas manusia dan interaksinya dengan sesama?! Pada awalnya, saya mengalami kesulitan untuk menemukan bentuk hubungan ini (yang pure) dalam kehidupan manusia yang penuh dengan faham-faham atau aliran idealisme, seperti sosialisme, komunisme, hedonisme, dan lain-lain. Keheterogenitasan agama, idealisme, pola fikir, kultur sosio-budaya, demografi, dan faktor-faktor lainnya yang ada pada kehidupan manusia, telah menjadi parameter krusial untuk menciptakan bentuk hubungan yang terjadi. Tidak terkecuali dengan bentuk hubungan yang menguntungkan (simbiosis mutualisme).
[caption id="attachment_97984" align="alignleft" width="300" caption="Jabatan erat persatuan! (Diunduh dari http://images.google.co.id/)"][/caption]
Telusur punya telusur, akhirnya saya bisa menemukan salah satu bentuk "hubungan" fisik yang menguntungkan ini. Bentuk hubungan mutualisme pada aktivitas manusia dan interaksinya ini bisa kita temukan dalam suatu wadah yang tak asing lagi di telinga kita, karena kita sangat mengetahui dan mengenalnya, yakni KOPERASI. Berdasarkan ensiklopedia bebas wikipedia, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Selengkapnya bisa dilihat di sini.
Lalu, dimanakah letak hubungan simbiosis mutulisme itu pada koperasi?! Menurut kacamata saya, koperasi memiliki fungsi yang sangat harmonis, masing-masing anggota sekaligus pelaksana jalannya kegiatan koperasi, selalu menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadinya. Setiap orang yang tergabung, baik intern maupun ekstern lingkupan wadah badan usaha, selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Manusia-manusia yang berinteraksi dalam wadah ini menghasilkan apa yang namanya keharmonisan keuntungan tiap individu, sehingga lahirlah bentuk hubungan simbiosis mutualisme. Namun, perlu dicatat bahwa bentuk "hubungan" fisik yang menguntungkan ini akan mencuat hadir dan bisa dirasakan, manakala proses yang terjadi dalam wadah yang menjadi ruang tempat terjadinya hubungan ini (dalam hal ini koperasi), harus benar-benar berlandaskan azas kekeluargaan, tanpa memaksakan kepentingan pribadi ataupun golongan. Seyogyanya keharmonisan hubungan ini menghasilkan keuntungan yang setara (minimal harus dirasakan) oleh setiap manusia yang membentuk wadah "persetubuhan" simbiosis mutualisme yang ada. Koperasi merupakan titik tengah atau rantai ikatan yang mempersatukan pertemuan antara manusia, sehingga terjadilah apa yang namanya bentuk "hubungan" fisik yang menguntungkan (simbiosis mutualisme)!
Terima kasih dan Semoga bermanfaat !
.
* Secercah ikhtisar isi tulisan dalam sebuah buku yang sedang saya kerjakan. Insya Allah direncanakan untuk dicetak dan diterbitkan. .
Buitenzorg, 20 Maret 2010
Cupi Wibisatria Valhalla
-----------------------------------
Lihat juga tulisan menarik lainnya di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H