Mohon tunggu...
Muafi  Jafar
Muafi Jafar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Biasa

Indonesian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Pendidikan Pancasila

10 Mei 2020   14:26 Diperbarui: 7 Juni 2021   15:10 37196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Urgensi Pendidikan Pancasila (unsplash/nick-agus-arya)

Pengalaman

Pengalaman saya dalam mengenyam pendidikan pancasila di bangku universitas merupakan pengalaman yang tidak bisa dilupakan, dalam kelas yang sesak berisikan 30 lebih mahasiswa, bapak Edi Purwanto beliau dosen mata kuliah Kewarganegaraan, dengan gaya khas anak muda dan berlatar belakang pendidikan psikologi, beliau sangat memahami karakteristik generasi saat ini. 

Baca juga :  Pendidikan Pancasila Sekadar Pendidikan Sejarah dalam Kemasan Baru Tanpa Implementasi Nyata Hanya Formalitas

Beliau sangatlah sadar bahwasannya model pendidikan yang sesuai dengan SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) tidak bisa dicapai hanya dengan presentasi dan tanya jawab saja.

Beliau menawarkan sebuah metode out of the box dan berusaha menyegarkan sistem pengajaran yang awalnya adalah mengikuti silabus perkuliahan menjadi tanpa mengikuti silabus perkuliahan.

Rentetan materinya dibuat mengikuti minat mahasiswa, beliau berusaha agar pendidikan pancasila yang dienyam lebih dari 12 tahun pada bangku sekolah mendapatkan penyegaran, melihat realitas hari ini dan berusaha memecahkannya bersama-sama.

Hasilnya mahasiswa merasakan betul perubahan suasana kelas dari yang monoton menjadi penuh semanagat untuk menggali masalah-masalah yang tengah dihadapi bangsa ini.

Tulisan ini bukan saja untuk menceritakan pengalaman saya tapi juga untuk memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap bapak Edi Purwanto.

Terima kasih banyak atas apa yang telah bapak berikan.

Semoga ilmu yang bapak sampaikan menjadi lantaran terpacunya mahasiswa dalam membangun bangsa ini, serta menjadi amal ibadah yang tidak putus. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun