Mohon tunggu...
Adam Sundana
Adam Sundana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi PJJ Komunikasi - Universitas Siber Asia

Penggemar media sosial dan teknologi rintisan, penikmat fotografi, bercita-cita jadi petani.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesehatan Mental Remaja dari Pengaruh Media Sosial

23 Mei 2022   21:31 Diperbarui: 24 Mei 2022   08:42 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Anemone123 from Pixabay

Dari hipotesis yang dilakukan oleh Hariadi (2018), menemukan ada hubungan antara Fear of Missing Out dengan kecanduan media sosial pada remaja pelajar di MAN Surabaya. Ini menyiratkan bahwa semakin tinggi Fear of Missing Out, semakin besar kecanduan media sosial, dan sebaliknya.[8]

Perundungan siber dapat menyebar melalui media sosial. Kesehatan mental seorang remaja mungkin akan sangat dirugikan oleh perlakuan ini. Seorang remaja yang diintimidasi mungkin menderita dari merasa rusaknya harga diri, kesepian, kesedihan, kecemasan, dan bahkan mencoba bunuh diri. 

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono dkk (2021), sebanyak 82 responden dari 100 responden pernah mendapatkan tindakan perundungan siber. 

Tindakan perundungan siber ini banyak didasari oleh rasa iseng maupun bercanda, namun tanpa disadari tindakan tersebut dapat menjadi salah satu bentuk perundungan siber[9]. 

Alasan yang masuk akal

Jika media sosial berdampak negatif pada kesehatan mental remaja, mungkin masuk akal untuk meninggalkan media sosial. Namun, ini mungkin bukan solusi yang baik, karena memisahkan remaja dari media sosial sama sekali dapat memperburuk emosi negatif. 

Karena menghilangkan media sosial sepenuhnya juga akan menghilangkan pengalaman positif yang bisa dimiliki remaja, seperti mengobrol dengan teman dari jauh atau menerima banyak dukungan daring. Jika pengalaman positif yang sudah dinikmati remaja diambil,  mereka mungkin akan merasa lebih buruk.

Karena masalah remaja dengan media sosial berbeda-beda, penting bagi orang tua dan remaja untuk bekerja sama guna menemukan apa sebenarnya yang menyebabkan perasaan negatif dan bagaimana mereka dapat menyelesaikannya. 

Mungkin ada aspek tertentu dari platform media sosial yang mengganggu remaja, atau mungkin seluruh platform atau orang-orang di sekitar mereka yang harus mereka hindari. 

Remaja yang berbeda memerlukan solusi yang berbeda untuk masalah mereka, dan penting bagi remaja dan orang tua untuk berkomunikasi secara efektif guna mengidentifikasi masalah dan solusi ini. 

Dengan mengambil pendekatan ini, orang tua dapat membantu remaja membatasi waktu yang mereka habiskan di media sosial hingga jumlah yang wajar dan sehat, atau menghapusnya sama sekali jika perlu, yang dapat membantu meningkatkan kesehatan mental mereka secara keseluruhan.

Kesimpulannya, media sosial dapat memiliki efek positif dan negatif pada kesehatan mental remaja. Jika kesehatan mental remaja mulai terpengaruh secara negatif oleh media sosial, penting bagi orang tua dan remaja untuk bekerja sama untuk menemukan penyebab perasaan negatif mereka dan mencari batasan yang wajar untuk waktu yang dihabiskan di media sosial. Dengan melakukan ini, seharusnya ada peningkatan kesehatan mental remaja secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun