Mohon tunggu...
Adam Sundana
Adam Sundana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi PJJ Komunikasi - Universitas Siber Asia

Penggemar media sosial dan teknologi rintisan, penikmat fotografi, bercita-cita jadi petani.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meniru Cara Berpikir Jeff Bezos dari Garasi hingga Wisata ke Luar Angkasa

27 Juli 2021   21:23 Diperbarui: 28 Juli 2021   09:21 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal Jeff Bezos di era industri 4.0 sekarang ini, mempunyai gelar orang terkaya dengan hasil kreasi Amazon dari garasi rumahnya dan  mampu berwisata ke luar angkasa menggunakan roket miliknya sendiri.

Anak-anak diseluruh dunia dan Indonesia khususnya harus meniru cara berpikir Bezos dalam tingkatan HOTS untuk bisa menciptakan hal-hal baru yang bisa membawa banyak manfaat untuk kehidupan manusia di masa depan. 

Sekilas Tentang Jeff Bezos

Lahir 12 Januari 1964 dari pernikahan yang hanya seumur jagung, Jeff Bezon besar dan menghabiskan masa remajanya di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sempat ambil jurusan Fisika saat berkuliah di Universitas Princeton tetapi lulus dibidang ilmu komputer dan teknik listrik setelah berubah pikiran.

Jeff Bezos kecil sangat tertarik dengan dunia teknologi khususnya bidang elektro. Kesukaannya dengan elektronik diimplementasikan dengan membuat sebuah alarm untuk mencegah kedua adiknya masuk kedalam kamar Bezos.

Bezos pernah meraih Silver Knight Award pada masa SMA yaitu penghargaan bagi siswa yang memiliki kontribusi kepada sekolahnya dan masyarakat juga nilai baik yang diraihnya. Lanjut hingga lulus kuliah Bezos mendapat predikat cumlaude dijurusan ilmu komputer dan teknik listrik.

Bekerja disebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan pengembangan jaringan internet pernah dilakoni pria lulusan Princeton University pada tahun 1986 ini. Juga sempat menjadi Vice President termuda Bezos memulai karirnya pada Bankers Trust dan D.E Shaw pada tahun 1990. Di perusahaan ini juga dia bertemu dengan Mackenzie Tuttle yang dinikahinya pada tahun 1993 dan memiliki empat orang anak.

Tidak berpuas diri dengan menjadi seorang Vice President, setelah hijrah dari Kota New York ke Seatle dengan rencana bisnis yang sudah dibuat, pada 5 Juli 1994 dia mendirikan Amazon di garasi rumahnya dengan bantuan modal sebesar 300.000 Dolar AS dari orang tua Bezos.

Seiring berjalannya waktu Amazon yang awalnya sebuah toko buku daring berkembang menjadi toko serba ada yang menyediakan seluruh keperluan penjelajah internet. Pada tahun 2021 Forbes menobatkan Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia.

Bezos bersama saudara laki-lakinya dan dua orang lainnya berhasil menjadi awak pertama yang berwisata menggunakan roket New Shepard buatan Blue Origin perusahaan aerospace yang didirikannya pada tahun 2000. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan agar manusia bisa bekerja di luar angkasa dan bisa memberikan manfaat bagi bumi. 

Pola Pikir HOTS dan LOTS Jeff Bezos

Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi dan Lower Order Thinking Skills (LOTS) atau kemampuan berpikir tingkat rendah, merupakan konsep pendidikan yang diciptakan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dengan sebuah Taksonomi Bloom.

Tujuan Bloom membuat taksonomi ini adalah untuk pembelajaran, yang dibagi menjadi beberapa ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap ranahnya dibagi lagi menjadi lebih rinci sesuai dengan hirarkinya.

Tahun 2001 Kartwohl dan Anderson merevisi tingkatan taksonomi Bloom yang semula bertingkat dari bawah yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi, menjadi mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisa, mengevaluasi dan mencipta.

Keenam proses kognitif tadi dibagi dua menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) yang berisi proses mengingat, memahami, mengaplikasi. Dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yaitu menganalisa, mengevaluasi dan mencipta.

Sejak kecil Jeff Bezos sudah menggunakan proses kognitif dalam melakukan hal yang disenanginya, dalam tingkatan LOTS dia sudah bisa mengaplikasikan hobbinya dibidang elektronik berdasarkan hal yang sudah dia pahami dan ingat.

Jika proses kemampuan berpikir tingkat rendah ini diterapkan dalam pembelajaran anak-anak, baik itu di sekolah dasar dan di rumah, maka bukan hal yang tidak mungkin kompetensi anak-anak khususnya di Indonesia bisa terlihat lebih awal dan orang tua bisa mengarahkan anak-anak mereka ke sekolah menengah yang lebih tepat.

Dan sudah selayaknya proses pembelajaran tingkat sekolah menengah di Indonesia lebih menekankan lagi proses kognitif HOTS untuk mempertajam kemampuan anak dalam menganalisa, mengevaluasi seperti Jeff Bezos yang sudah menerapkannya saat berkarir sebagai seorang karyawan hingga menjadi Vice President, lalu menciptakan Amazon yang menjadi raksasa pada era industry 4.0 seperti sekarang ini.

Setiap anak Indonesia layak mempunyai pencapaian tertinggi seperti Jeff Bezos dalam menggunakan pola pikir tingkat tingginya (HOTS), mereka juga bisa berkarya membuat perusahan Aerospace yang bisa membawa diri mereka berwisata keluar angkasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun