Mohon tunggu...
Cukup Abadi
Cukup Abadi Mohon Tunggu... profesional -

blogger lamongan.pemilik akun @cukupabadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pawai Budaya dan Kirab Pataka Lambang Daerah

27 Mei 2015   16:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Di ambil Dari Sumber www.cukupabadi.my.id

Selamat hari jadi Lamongan yang Ke 446 semoga lamongan mampu menjadi kota yang menginspirasi bagi kota lain sehingga lamongan dapat menyejahterahkan masyarakat dengan pemerintahan yang bersih dan masyarakat yang kreatif .

Genap Sudah usia Lamongan 446 angka itu bukan la angka main main 446 tahun yang lalu lamongan lahir harapan masyarakat sangat besar terhadap pemerintah agar bisa bekerja bersama untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi lamongan baik sektor pertanian, kelautan, keutanan, perdagangan, peternakan dal lain-lain

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Foto Dari Sumber http://www.cukupabadi.my.id"][/caption]

Hari Jadi Lamongan ke-446 tahun 2015 yang bertepatan pada hari Selasa tanggal 26 Mei 2015 kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kali ini Pemkab Lamongan menggantinya dengan pawai budaya.

Pawai itu sendiri dilaksankan setelah upacara pembukaan selubung pataka lambang daerah di halaman Gedung DPRD Lamongan, Selasa (26/5).

Kirab pataka lambang daerah dan pawai budaya diikuti itu oleh Bupati fadeli, Froum Komunikasi Pimpinan Daerah dan Sekkab Yuhronur Efendi beserta istri, para Asisten Sekda, Kepala SKPD, Camat, Pejabat Eselon III, Lurah dan lembaga pendidikan.

Selama pawai, Fadeli yang mengenakan kostum kesultanan ala era Rangga Hadi, Adipati Lamongan pertama yang bergelar Tumenggung Surajaya, naik kereta kencana keliling Kota Lamongan diiringi kelompok drum band dari MAN Lamongan, MTs Putra Putri Lamongan, SMPN 4 Lamongan dan SMPN 1 Pucuk.

Dalam pawai budaya tersebut disajikan pula atraksi Jaran Jenggo, kesenian khas Lamongan, serta menyajikan ikon-ikon khas Lamongan berupa mobil yang dihias. Seperti fragmen Joko Modo (masa muda Maha PAtih Gajah Mada) yang ditampilkan oleh SMA 1 Kedungpring, juga mobil hias dengan tampilan unik dari SMA 1 Sekaran, SMA 1 Sukodadi dan SMA 1 Bluluk serta SMAN 2 Lamongan.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Foto Di ambil Dari Sumber www.cukupabadi.my.id"]

Foto Di ambil Dari Sumber www.cukupabadi.my.id
Foto Di ambil Dari Sumber www.cukupabadi.my.id
[/caption]

Seusai Kirap Pataka Lambang Daerah dan Pawai Budaya, dilanjutkan dengan Pasamuan Agung di Pendopo Lokatantra. Yakni menyemayamkan lagi pataka lambing daerah dan oncer sesanti. Pasamuan Agung sendiri di era Rangga Hadi adalah prosesi wisuda beliau menjadi Tumenggung Surajaya oleh Sunan Giri IV.

Saat di Pendopo, juga disampaikan beberapa penghargaan serta pemenang lomba dalam rangkaian HJL ke-446. Diantaranya Juara 1 Lomba Perpustakaan Sekolah Dasar (SD) oleh SDN Unggulan Karanggeneng Kec. Karanggeneng, Juara 1 tingkat SMP yakni SMPN 1 Lamongan dan lomba kearsipan tingkat SKPD dimenangkan oleh Inspektorat. Kemudian Juara 1 Duta Lingkungan Hidup dimenangkan oleh Astrie Dianifa Rokhmawati dari SMAN 1 Lamongan.

Juga diberikan penghargaan kelompok Gemerlap terbaik tahun 2014 yakni Sumber Makmur untuk kelompok pembudidaya ikan, Barokah untuk kelompok budidaya ayam petelur, Rukun Sejahtera untuk kelompok budidaya kambing, Tumpang Sari untuk Kelompok Tani, Pasar Desa Lembor untuk pasar desa dan Sueb sebagai pendamping gemerlap terbaik.

Tak hanya itu bupati Fadeli juga memberikan penghargaan kepada investor penyetor pajak terbesar dan kecamatan dengan pembayaran PBB tecepat yakni Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Bluluk. Sedangkan PT Camco Omya Indonesia dan PT Indonesian Camcocrown Chemical Industry adalah penyumbang pajak tersebut.

Dalam pembukaan Pasamuan Agung juga ditampilkan Tari Runtik yang dilatarbelakangi perebutan tahta majapahit oleh garwo prameswari dengan garwo selir Dewi Andhongsari yang sedang hamil. Dengan tipu muslihatnya, garwo prameswari berhasil menyingkirkan Dewi Andhongsari dari kerajaan hingga terusir di tengah hutan belantara dan hendak dibunuh.

Namun atas kehendak tuhan dutaning garwo prameswari tidak tega dan ditinggalkanlah Dewi Andhongsari di tengah Hutan Gung Liwang Liwung yang kini tempat itu diberi nama Gung Ratu yang terletak di Desa Cancing Kecamatan Ngimbang, tempat dimakamkannya Dewi Andhongsaro. Dewi Andhongsaro sendiri diyakni oleh masyarakat Lamongan sebagi ibunda dari Joko Modo yang kelak menjadi Mahapatih Gajah Mada.

Fadeli saat di Pendopo Lokatantra menyebut berbagai agenda dan program prioritas pembangunan yang sudah berjalan saat ini akan terus ditingkatkan dan dilanjutkan. Seperti bidang kesehatan dan infrastruktur serta pendidikan.

Dikataknnya, perbaikan jalan secara keseluruhan sudah mencapai 90 persen dalam kondisi baik. Pelayanan mobil sehat akan ditargetkan 1 desa 1 mobil sehat serta peningkatan kapasitas ruang pelayanan kelas III yang sudah sejak lama digratiskan di RSUD Soegiri.

“Komitmen untuk terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat Lamongan ini akan terus kami pegang dan kami tingkatkan. Agar Lamongan semakin memiliki daya saing, dan agar Lamongan lebih sejahtera, “ kata dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun